Jumat, 26 April 2024

Mahasiswa Dinamika Motivasi Desa Suratan Jadi Kampung Batik

Diunggah pada : 28 September 2020 20:24:26 23

Jatim Newsroom - Mahasiswa Universitas Dinamika melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D), memotivasi Desa Suratan RW 03, Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto, menjadi Kampung Batik.
 
Ketua Pelaksana PHP2D Universitas Dinamika Surabaya, Muhammad Wahyudi, sangat berterimakasih dengan antusiasme warga, baik ibu-ibu PKK, Karangtaruna, dan warga umum lainnya dalam mengikuti kegiatan pelatihan membatik tersebut.
 
“Sampai hari terakhir Sabtu (26/09/2020)  pelatihan membatik tulis atau canting, sebelumnya batik cap dan jumput banyak warga yang mengikuti dengan antusias,” ujar Wahyudi dalam rilisnya kepada JNR kominfo Jatim, Senin (28/09/2020).
 
Selanjutnya Mahasiswa Undika akan memberikan pelatihan manajemen produksi, keuangan, dan juga pemasaran. Dengan begitu tujuan awal untuk memodernisasi Desa Suratan menjadi Kampung Batik  bisa tercapai.
 
Dalam kesempatan tersebut, Wahyudi menyampaikan ilmu entrepreneur yang diajarkan pada warga akan berbasis Teknologi Informasi. Jadi mengoptimalkan teknologi yang sudah semakin berkembang dan canggih, sehingga jangkauan dan pasarnya lebih luas.
 
“Mereka akan diajarkan cara membuat usaha baru, jadi memberdayakan Desa Suratan melalui budaya dan seni,” kata dia.
 
Meski terbilang lancar, Wahyudi mengakui terdapat beberapa kendala saat melakukan pelatihan. Apalagi masa pandemi Covid-19 ini kegiatan harus tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah.
 
Ia menjelaskan pihaknya harus membatasi jumlah orang yang mengikuti pelatihan, tetap jaga jarak, menggunakan masker, dan menggunakan hand sanitizer secara berkala. “Kami juga mengecek suhu peserta yang mengikuti pelatihan, jika suhunya mencapai 38, tidak diperkenan mengikuti pelatihan langsung. Tapi melalui pelatihan online,” tuturnya.
 
Wahyudi berharap budaya dan seni bisa dimanfaatkan sebagai salah satu sumber ekonomi, sehingga kampung ini dikenal dengan Kampung Wisata Batik sekaligus ikon Kota Mojokerto. Agar program ini berjalan sesuai dengan perencanaan, mahasiswa bersama kampus akan melakukan monitoring dan evaluasi setiap minggunya.
 
“Jika kurang maksimal kita akan membuat UMKM untuk dikerjakan warga setempat dan membuat website untuk pemasarannya, jadi kerjasama dengan generasi muda untuk mengoperasikan websitenya,” kata Wahyudi.
 
Sementara seorang warga peserta belajar batik, Ririn Indrawati (43 tahun) mengaku dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Undika ini  ia menjadi bisa beberapa teknik membatik.“Sebelumnya bantuin Ibu saya, selanjutnya semoga bisa memproduksi sendiri. Karena sudah cukup menguasai teknik membatik,” kata Ririn saat
 
Menurutnya pelatihan ini sangat berguna bagi masyarakat setempat. Selain bisa melestarikan budaya, warga Suratan RW 03 bisa memiliki aktivitas yang bernilai ekonomi.
 
Ririn sangat berterimakasih dengan program yang diberikan oleh mahasiswa Undika ini. Apalagi tujuannya menjadikan Desa Suratan menjadi Kampung Wisata Batik. “Alhamdulillah memuaskan pelatihannya, terimakasih atas bantuannya, saya mewakili dari warga Suratan sangat berterimakasih,” kata dia.
 
Peserta lainnya Anisa Febrianti (21 berharap akan ada pelatihan membatik lagi dengan konsep alam. Agar kreativitas dan inovasi warga terus berkembang dan menghasilkan nilai ekonomi. “Selama pelatihan ini saya sudah lebih banyak belajar lagi tentang batik tulisnya dan itu yang susah  itu di batik tulis, nyantingnya ini yang susah sama pewarnaan,” pungkasnya.(ryo/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait