Sabtu, 27 April 2024

ISEF 2018, GISWAB Buka Lowongan Kerja Pengelola Wakaf

Diunggah pada : 11 Desember 2018 15:29:11 17

Jatim Newsroom – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Timur menggelar Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2018 di Grand City Surabaya mulai hari ini Selasa (11/12) sampai dengan Sabtu (15/12). Dalam ISEF kelima ini ada beragam kegiatan, di antaranya Gerakan Sadar Wakaf (GISWAF) dan membuka lowongan tenaga kerja untuk tenaga pengelola wakaf atau nadzir.
 
“Bagi masyarakat yang ingin menjadi nadzir dapat mendaftarkan diri di booth Kantor Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur,” ujar Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur, Difi A Johansyah, dalam rilisnya kepada JNR Kominfo Jawa Timur, Selasa (11/12)
 
Program GISWAF yang diprakarsai oleh UNIDA Gontor bersama BI dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Jawa Timur ini adalah program edukasi wakaf berupa roadshow atau safari nasional yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali ke masing-masing provinsi di Indonesia dengan menggandeng elemen lembaga terkait.
 
Kegiatan GISWAF telah memiliki program lanjutan yang sistematis, terarah dan terukur. Harapannya program ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih mendalam kepada masyarakat terkait wakaf.
 
Menurut Difi, GISWAF lahir dari semangat untuk memanfaatkan potensi ekonomi umat Islam di Indonesia yang besar. Program ini ingin mengembalikan mindset masyarakat bahwa wakaf tidak hanya sekadar tanah atau masjid, namun juga bisa wakaf uang.
 
Menurut, sejarahnya, wakaf pertama kali dalam Islam adalah wakaf uang, yang saat itu langsung dimanfaatkan untuk pembangunan masjid. Selain itu, wakaf uang ini juga dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan sosial masyarakat yang diambilkan dari pengembangan wakaf.
 
Melalui wakaf uang, kami ingin memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa wakaf itu mudah. Cukup dengan seribu rupiah, masyarakat sudah bisa berwakaf,” kata Difi. “Perbankan kini juga telah memiliki berbagai program ataupun aplikasi yang memudahkan umat untuk berwakaf,” katanya.
 
Namun menurut Difi, ada 2 persoalan yang ditemui dalam pengelolaan wakaf di Indonesia, yakni badan nadzir yang mengelola wakaf berlum terhubung satu sama lain, dan keterbatasan jumlah SDM nadzir yang profesional.
 
Oleh karena itu supaya dana wakaf ini dapat dikelola menjadi aset produktif, lanjut Difi, dibutuhkan ribuan SDM yang memiliki kemampuan asset management secara syariah. Untuk itu, di acara ISEF 2018 sampai Sabtu (15/12) ini BI membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin menjadi nadzir. “Kami dan BWI akan memproses pendaftaran tersebut di tahun 2019,” harapnya.(ryo/s)
 
           

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait