Jatim Newsroom- Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengapresiasi kinerja Pemprov Jatim dan Dinkes setempat yang telah melakukan tugas pendistribusian vaksin dengan sesuai standar. Hal ini disampaikan Penny K Lukito usai melakukan kunjungan ke Dinas Kesehatan Jawa Timur untuk meninjau kesiapan provinsi setempat dalam melakukan vaksinasi Covid-19 tahap kedua, Selasa (23/2). Didampingi Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.
"BPOM itu kan tugasnya memfasilitasi dan mengawal aspek keamanan, mutu dan khasiat dari vaksinasi mulai dari pre-market yang berhubungan dengan studi klinik dari sebelum diproduksi. Kami juga mengawal vaksin setelah didistribusikan," ujar Penny.
Menurutnya, dalam penyimpanan dan pendistribusian vaksin harus dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang perlu diperhatikan. "Saya lihat fasilitasnya sudah lengkap dan sesuai standar untuk jalur pendistribusiannya. Saya juga memastikan ketentuan temperatur penyimpanan pada suhu 2-8 derajat, jadi harus ada banyak peralatan seperti genset agar listrik selalu ada," ujarnya.
Selain memastikan tempat penyimpanan vaksin sesuai standar, Penny juga mengapreasiasi kinerja dari penyerapan dan pendistribusian vaksin yang dikirimkan oleh Kementerian Kesehatan. Ia melihat Pemprov dengan konsen dan sigap terus bergerak untuk melakukan pendistribusian ke kabupaten/ kota. "Harapan kami akan terus kontinyu nanti untuk melakukan pendistribusian," katanya.
Sementara vaksinasi tahap pertama bagi Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan di Jatim belum sepenuhnya tuntas. Pasalnya, dari jumlah sasaran secara keseluruhan baru sekitar 185 ribu saja tenaga kesehatan yang disuntik vaksin Covid-19 Sinovac tersebut. "Jumlah vaksin memang terbatas. Sehingga, dalam pendistribusiannya terpaksa dilakukan secara bertahap. Diketahui vaksinasi di Jatim pada tahap pertama sendiri diprioritaskan bagi para SDM kesehatan. Tahap satu seluruh dunia sama untuk SDM kesehatan. Sedangkan tahap dua untuk pelayan publik termasuk temen-temen media," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jatim dr Herlin Ferliana.
Herlin menyebut, bahwa di Jatim masih banyak SDM kesehatan yang belum menerima jatah vaksin tersebut. Setidaknya ada sekitar 50 ribu tenaga kesehatan yang belum melakukan vaksinasi. Karena itu, pada vaksinasi tahap kedua ini pihaknya akan kembali mengajukan ke pemerintah pusat agar seluruh nakes di Jatim bisa mendapat vaksin tersebut.
"Untuk tahap satu kemarin dari 230 ribu SDM kesehatan itu kami baru mendapat 185, berarti masih ada 50 ribu tenaga kesehatan yang akan kita vaksinasi di tahap kedua. Dan kita akan mengajukan tambahan vaksin tersebut, InsyaAllah akan diberi," jelas Herlin.
Herlin menambahkan, vaksinasi tahap kedua yang rencananya akan dimulai pada pekan keempat bulan Februari itu, dari total 4,6 juta sasaran, Provinsi Jatim baru mendapat jatah sekitar 914 ribu dosis vaksin. "Jadi kira-kira untuk 460 ribu sasaran berarti masih 10 persen dari sasaran yang ada," tuturnya.
Ia juga memastikan, untuk seluruh sasaran vaksinasi di tahap kedua ini akan mendapat jatah, meskipun dilakukan secara bertahap. Pada tahap kedua ini nantinya akan diprioritaskan kepada para pelayan publik seperti TNI, Polri, guru, ulama hingga jurnalis. "Kementerian Kesehatan mengatakan semua akan tervaksinasi untuk tahap dua ini. Nanti akan selesai kira-kira ini kan Februari, nanti Maret ada lagi, April ada lagi, dan Insyaallah akan berakhir sampai Mei," pungkasnya. (pca)
|
Tidak ada berita terkait