Senin, 6 Mei 2024

Atasi Kelangkaan Kedelai, Balitkabi Malang Kembangkan Budena

Diunggah pada : 11 April 2018 15:09:17 348

Jatim Newsroom- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) Malang, berinovasi untuk meningkatkan produksi kedelai nasional. Caranya dengan memanfaatkan lahan perkebunan atau lahan Perhutani melalui BUDENA (Budi Daya Kedelai di Bawah Naungan). Langkah ini dilakukan seiring dengan semakin berkurangnya luas lahan areal tanam kedelai serta rendahnya produktivitas.  
 
Kepala Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Malang, Joko Susilo Utomo, Rabu (11/4) mengatakan, BUDENA  merupakan sistem pengembangan kedelai di bawah tegakan atau tumpangsari dengan tanaman pangan lain, yang diharapkan menjadi alternatif andalan untuk meningkatkan produksi kedelai nasional yang masih sangat rendah. Dalam pengembangan ini varietas yang digunakan adalah varietas khusus yang tahan naungan.  
 
Saat ini, pengembangan BUDENA oleh Balitkabi sedang dikembangkan di Mojokerto dengan luas areal 40 ha pada kawasan hutan kayu putih dengan menggunakan 4 VUB (Dena1, Dega 1, Anjasmoro dan Argomulyo). Pengembangan kedelai dengan sistem BUDENA tersebut diperkirakan rata-rata produktivitas per hektar mencapai 2,0 - 2,5 ton.  
 
Manfaat lain dari pengembangan kedelai dengan sistem BUDENA, selain meningkatkan produksi dan menambah areal tanam kedelai, juga menambah kesuburan tanah akibat kerja bintil akar mengikat dari udara. Kemudian Bintil akar kedelai teringgal di dalam tanah dan menjadi penyubur tanah.  
 
Selama ini, kedelai merupakan salah satu komoditas strategis yang menjadi prioritas pemerintah dalam swasembada pangan selain padi dan jagung. Saat ini, kebutuhan kedelai nasional rata-rata 2,5 juta ton per tahun, sedangkan produksinya mencapai 800 ribu ton-1 juta ton per tahun. Untuk menutup kebutuhan kedelai nasional, maka pemerintah melakukan impor kedelai dari Amerika.  
 
Selain padi dan jagung, kedelai juga merupakan salah satu komoditas pangan utama Indonesia yang harus dipenuhi. Kebutuhan terhadap kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat, sedangkan produksi dalam negeri masih rendah. Produksi kedelai dalam negeri dalam setahun hanya mampu memenuhi 50% dari 2.4 juta ton total nasional.  
 
Kembangkan VUB Kedelai  
 
Upaya meningkatkan produksi kedelai, dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada kedelai impor, salah satunya dengan menghasilkan varietas unggul baru (VUB) kedelai. Puslitbang Tanaman Pangan, melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi), telah melepas 4 VUB kedelai yakni Deja-1, Deja-2, Detap-1 dan Devon-2. Varietas Deja-1 merupakan hasil persilangan varietas Kawi dengan galur IAC 100, dengan umur masak 79 hari tanam.  
 
Potensi hasil Deja-1 2,6 t/hektare dengan rata-rata hasil 2,18 t/hektare. Keunggulan varietas ini, sangat toleran, jenuh air, serta tahan terhadap hama penghisap dan penggerek polong. Varietas lain yang dihasilkan adalah, Deja-2 dengan spesifikasi umur genjah (79 hari tanam) dan potensi hasil 2,87 t/hektare dengan rata-rata 2,39 t/hektare.  
 
Varietas unggul juga ini toleran jenuh air, sama halnya Deja-1. Varietas agak tahan terhadap penyakit karat daun, hama penghisap polong dan ulat grayak. Varietas Detap-1 yang dihasilkan memiliki kandungan protein tinggi, yakni 40,11 persen. Detap-1 memiliki potensi hasil 3,85 t/hektare dengan rata-rata hasil 2,7 t/hektare Kedelai berumur genjah ini (78 hari tanam), tahan pecah polong dengan ukuran biji yang besar (15,37 gr per 100 biji).  
 
Balitkabi juga menghasilkan VUB dengan keunggulan memiliki kandungan tertentu lebih banyak dibanding varietas lain. Misalnya, Devon-2 yang mengandung isoflavon tinggi (1.097μg atau 37,98 persen). Devon-2 berumur 78 hari tanam dengan potensi hasil 2,9 t/hektare dan rata-rata hasil 2,67 t/hektare, serta agak tahan terhadap hama penghisap polong dan penggerek polong. Kedelai ini sangat cocok untuk bahan baku tempe.  
 
Ke depannya, Balitkabi akan menyiapkan teknologi budidaya spesifik lokasi, agroklimat serta kondisi lahan dan menghasilkan varietas kedelai yang tahan terhadap hama dan penyakit. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait