Jumat, 3 Mei 2024

AKIBAT PENCEMARAN, IKAN DI KALI SURABAYA KURANG GIZI

Diunggah pada : 1 Agustus 2011 11:58:54 158
thumb

Tingginya pencemaran limbah industri dan domestik di Kali Surabaya membuat sebagian besar habitat ikan-ikan yang hidup mengalami kurang gizi. Hasil sensus ikan yang dilakukan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah, Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Surabaya, menyebutkan dari 350 ikan yang berhasil ditangkap hanya 13 ikan yang bisa dikategorikan sebagai ikan yang sehat. Sedangkan 337 ikan sisanya termasuk dalam kategori ikan gizi buruk.
    Direktur Ecoton, Prigi Arisandi, Senin (1/8) mengatakan, ikan-ikan yang ditemukan di Kali Surabaya mengalami penurunan gizi akibat banyaknya plangton-plangton yang dijadikan bahan ikan banyak yang mati. Kualitas air yang tercemar limbah akan mempengaruhi pola makan ikan, sehingga apabila terjadi pencemaran yang berlebihan selama 10 tahun terakhir menyebabkan penurunan gizi/nutrisi ikan.
Untuk mengetahui status nutrisi ikan digunakan Nutrition Value Coeficient (NVC), nilai NVC dapat menggambarkan tingkat pencemaran dan kesehatan ikan. Untuk perairan yang bersih atau belum tercemar dan ikan yang sehat nilai NVC > atau sama dengan 1,7.
Di Kali Surabaya hanya di daerah hulu yaitu kawasan Mlirip hingga Perning yang memiliki nilai NVC 1,7, sedangkan semua bagian Kali Surabaya dari Wringinanom hingga Gunungsari nilai NVC nya dibawah 1 (0,4-0,8) atau masuk dalam kondisi tercemar sedang hingga tercemar berat.
Peneliti Ecoton, Andreas Agus Kristanto mengatakan, hilangnya daerah perkembangbiakan ikan dan perubahan peruntukkan bantaran Kali Surabaya, serta tingginya tingkat pencemaran telah menyebabkan hilangnya daerah-daerah penting habitat ideal ikan.
Habitat ideal ikan adalah tempat yang banyak menyediakan sumber makanan, tempat perlindungan dari serangan predator dan daerah yang nyaman untuk menaruh telur dan memijahkan anakan ikan.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa daerah ini umumnya memiliki daerah bantaran yang banyak ditumbuhi oleh vegetasi seperti rumpun bamboo atau barongan, namun ia menyayangkan bahwa daerah ini kini telah banyak hilang karena telah dialih fungsikan menjadi pemukiman dan tempat pembuangan sampah.
    Sebagaimana telah diberitakan, sensus ikan yang dilakukan oleh Ecoton Surabaya juga menemukan 6 spesies ikan yang hilang, serta menemukan banyak kerusakan di bantaran Sungai Brantas. Pada sejumlah lokasi, menunjukkan bahwa kondisi Sungai Brantas terkesan terlantarkan.
Sungai Brantas sebenarnya merupakan rumah bagi 55 jenis ikan yang bernilai ekonomis. Kini hanya dapat dijumpai separuhnya. Lambannya penanganan Sungai Brantas akan mengurangi hak ekologis dan peluang ekonomi warga Brantas.
Di Sungai Brantas jenis kelamin ikan betina dan jantan masih seimbang, hal yang berbeda ditemui di Kali Surabaya. Di Kali Surabaya, jenis ikan betina lebih mendominasi yakni lebih dari 85%. Dominasi kelamin betina tersebut akibat limbah domestik mengandung kencing ibu-ibu yang memakai pil KB, dimana didalam pil KB ini mendorong kelamin ikan untuk lebih menjadi betina. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait