Kamis, 2 Mei 2024

MUSIM TANAM 2011, P4S GANDENG PEMERINTAH DAN SWASTA

Diunggah pada : 22 Desember 2010 15:15:23 1
thumb

Mengantisipasi terjadinya kemarau basah pada musim tanam 2011, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) menggandeng pemerintah dan lembaga swasta. Strategi tersebut dilakukan agar petani tidak banyak mengalami kerugian.
     Ketua P4S Jatim, Ir Totok Sudariyanto, Rabu (22/12) mengatakan, akibat kemarau basah, selama musim tanam 2010 kerugian petani cukup tinggi. Bahkan jarang sekali petani yang mengalami keuntungan, meski mereka bisa tiga kali musim tanam. “Bayangkan bisa untung, untuk mengembalikan modal awalnya saja tak mampu,” katanya.
    Dikatakannya, sinergitas antara petani, pemerintah dan lembaga swasta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang kondisi iklim. Ini semua dimaksudkan agar bisa menentukan waktu tanam yang tepat.
    Akibat hujan yang terus dan menggenangi sawah, banyak tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai yang tumbuh kurang baik. Saat temperatur hujan yang turun dalam intensitas normal, satu benih padi bisa tumbuh anakan yang banyak. Namun akibat genangan air, banyak anakan padi yang busuk.
    Hujan juga mengakibatkan proses penyerbukan terganggu, akibatnya jumlah bulir yang dihasilkan berkurang. Selain itu, proses pemupukan juga terganggu, karena pupuk yang baru ditebar ditanaman cepat larut terbawa air hujan. “Dan tidak langsung meresap ke tanaman,” katanya.
    Dikatakannya, kamarau basah juga mengakibatkan proses airasi atau transfer oksigen pada tanaman kurang bagus, karena kadar tanah jenuh. Hujan juga membuat tanaman cenderung mudah roboh, karena tingginya kadar air membuat kualitas batang tanaman kurang kuat.

Bencana Tanaman Pangan
    Lebih lanjut Totok menambahkan, Pemprov Jatim melalui Dinas Pertanian seyogyanya mengantisipasi bahwa cuaca ekstrim ini dapat dikategorikan bencana bagi masyarakat tani khususnya komoditas tanaman pangan. “Meski produksi padi kita surplus, namun kenyataannya petani kita tetap merugi,” katanya.
    Musim tanam 2011, pemerintah diharapkan melakukan kagiatan antisipasi yang lebih maksimal. Ini semua diharapkan agar pada musim tanam 2011 kerugian yang telah terjadi ditahun 2010 tidak akan lagi terjadi.
    Sebagaimana diketahui, tahun 2010, produksi padi di Jatim ditargetkan 11,744,009 ton gabah kering giling (GKG). Dari target tersebut, luas areal sawah yang menjadi pengembangan mencapai 1,869,572 ha. Dari produksi tersebut, lahan pengembangan luasnya mencapai 1,795,171 ha. Tingkat kebutuhan beras penduduk Jatim mencapai 3.460.960 ton/tahun, sedangkan produksi beras 7.070.882 ton. Membuat Jatim tahun 2009 surplus beras hingga 3.169.617 ton. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait