Kamis, 2 Mei 2024

JATIM WILAYAH POTENSI UNTUK INVESTASI

Diunggah pada : 2 November 2010 11:53:43 1
thumb

Jawa Timur merupakan wilayah yang potensial untuk mengembangkan investasi. Hal ini dikatakan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo saat menghadiri Penghargaan Candra M Gozali sebagai Konsul Kehormatan Mongolia untuk wilayah Surabaya dan Jakarta di Hotel JW Marriot Surabaya, Senin (1/11) malam.
Menurut Pakde Karwo sapaan akrabnya, Jatim sebagai pusat pengembangan tidak hanya untuk wilayah Jatim. Pengembangan di Jatim melingkupi wilayah Indonesia Timur seperti, Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Jumlah penduduk seluruh wilayah Indonesia Timur mencapai 120 juta.
Lokasi Jatim yang strategis yang memiliki akses penerbangan ke Hongkong, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, Brunei Darusalam, dan Arab Saudi. Dengan keadaan ini, maka Jatim yang memiliki akses dengan Indonesia Timur merupakan wilayah yang memiliki potensi yang baik dan pasar yang kuat untuk mengembangkan perdagangan.
Ia menjelaskan, pada 2009 pertumbuhan produk domestik bruto di Jatim mencapai 725 miliar dollar AS. Pertumbuhan ekonomi pada 2009, yakni 5,01 persen dan pertumbuhan nasional 4,5 persen. Pada enam bulan pertama pada 2010 mengalami pertumbuhan Rp 370,97 triliun.
Kontribusi ekonomi di Jatim didominasi tiga sektor, yakni pertanian 16,39 persen, Industri 28,04 persen, dan perdagangan dan hotel mencapai 29,44 persen. Jatim sebagai pusat pengembangan perdagangan, industri, dan jasa distribusi.
Jatim merupakan provinsi terluas di Jawa yang luasnya mencapai  48 ribu km² dan 110 ribu km luas lautan. Jumlah penduduk Jatim pada akhir 2009 sebesar 37.286.246. Sedangkan kepadatan penduduk 790 jiwa per km² dengan laju pertumbuhan penduduk 0,49 persen per tahun.
Kondisi perdagangan Indonesai dengan Mongolia mulai 2006 sampai 2010 menunjukkan peningkatan untuk Jatim. Pada Mei 2010 ekspor Jatim di bidang non migas menunjukkan peningkatan sebesar 2.829,12 juta dollar AS atau mengalami kenaikan  42 persen.
Ekspor utama Jatim non migas yakni kelapa, kelapa sawit, kertas, makan, minuman, dan kosmetik. Mogolia sebagai negara tujuan utama ekspor menempati urutan ke 157 pada 2009.
Pada 2006 sampai 2010 belum ada impor Jatim dari Mongolia. Sampai saat ini belum ada kegiatan investasi antara masyarakat dan Pemerintah Mongolia untuk Jatim. Ke depan adanya Konsul Kehormatan ini dapat mendorong kerjasama untuk meningkatkan investasi guna kesejahteraan masyarakat.
Konsul Kehormatan Mongolia, Candra M Gozali mengatakan, kerjasama Indonesia Mongolia sudah terjalin sejak puluhan tahun lalu. Ekpor Mongolia ke Indonesia yakni mesin dan suku cadang mesin. Sedangkan impor Mongolia dari Indonesia yakni kebutuhan pokok sehari-hari.
Sementara itu, Sekretaris Jendral Asia Pasifik dan Afrika, Kenzy Ekaningsih mengatakan, ke depan akan ada kerjasama antara Indonesia dan Mongolia yang lebih baik dan saling menguntungkan. (oby
----------------

 

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait