Sabtu, 27 April 2024

DELAPAN BELAS WARGA PHILIPINA DIAMANKAN TNI AL

Diunggah pada : 1 Oktober 2010 15:33:56 12
thumb

    Delapan belas warga Negara Philipina diamankan aparat TNI AL dalam Operasi Keamanan Laut Wilayah Timur (Opskamlatim) yang melibatkan Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Tedung Naga -819 dari Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VIII Manado.
“Ke 18 orang warga Philipina tersebut merupakan Anak Buah Kapal (ABK) KM. Jala-38 yang berhasil diamankan aparat TNI Angkatan Laut, karena diduga melakukan tindak pelanggaran hukum di laut di wilayah NKRI, Kamis (30/9) kemarin,” kata Kepala Dispenarmatim Letkol Laut Drs. Yayan Sugiana, di Surabaya, Jumat (1/10). 
Yayan menjelaskan, KM Jala-38 merupakan kapal jenis Pump Boat berbendera Indonesia, dinakhodai Guntur Rasubala. Saat diperiksa petugas KRI Tedung Naga-819, kapal ini berada pada posisi 00 45 16 U 126 14 44 T di sekitar laut Maluku. “Saat itu kapal sedang tidak bermuatan,” ujarnya.
Kapal yang memiliki tanda selar GT 18 No. 364/BB dan berat 18 GT dengan ABK 20 orang, 2 orang Warga Negara Indonesia (WNI) dan 18 orang berkewarganegaraan Philipina tersebut sedang melaksanakan lintas laut dari daerah penangkapan ( Fishing Ground), melakukan pelanggaran berupa Surat Ijin Berlayar (SIB) tidak sesuai dengan pelabuhan pemberangkatan, tidak memiliki SLO, tidak memasang tanda Pendaftaran,  ABK yang berkebangsan Asing itu tidak dilengkapi dengan Pasport dan Kemudahan Khusus Keimigrasian (Dahsuskim), serta tidak dilengkapi dengan IMTA.
    “Untuk proses hukum lebih lanjut, kapal dan ABK serta barang bukti lainnya dikawal menuju Pangkalan TNI Angkatan Laut terdekat (Lanal ) Bitung, Sulawesi Utara,” tegas Komandan KRI Tedung Naga -819 Kapten Laut (P) Kusumo Atmojo.

Latihan Penyelamatan
Sebelumnya untuk meningkatkan kemampuan, Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur (Satrol Koarmatim) mengadakan latihan Penyelamatan Kapal Nuklir Biologi dan Kimia (Peknubika) di Pusat Penyelamatan Kapal Nuklir Biologi Dan Kimia (Puspeknubika) Komando Pengembangan TNI Angkatan Laut (Kobangdikal) Bumi Moro Surabaya.
Program latihan tersebut diikuti oleh 80  awak Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di bawah jajaran Satrol Koarmatim. Pelaksanaan latihan selama 3 hari dimulai hari Senin 27 September sampai hari Rabu 29 September 2010 lalu.
 Adapun materi yang di ajarkan meliputi Organisasi PEK, Bangunan Kapal, Standar Komunikasi, Teori kebakaran dan kebocoran. Pengenalan alat bantu pernafasan dan masker serta pelajaran dan teori NBCD.
Tujuan diadakan latihan ini untuk meningkatkan kemampuan, kemahiran dan keterampilan personel Unsur Satrol Koarmatim dalam menanggulangi bahaya kebakaran dan kebocoran di kapal sesuai  prosedur yang benar. Serta melaksanakan prosedur PEK, menggunakan peralatan PEK, menanggulangi kebakaran dan Nubika yang terjadi dengan cepat dan tepat sesuai Standart Operation procedure (Sop).
”Latihan seperti ini akan terus dilaksanakan secara rutin guna meningkatkan kemampuan dan profesionalisme bagi personel yang berdinas di KRI, untuk menunjang dalam mejaga kedaulatan wilayah laut yurisdiksi nasional,” tegas perwira staf operasi Satrol Koarmatim, Mayor Laut (P). Agus Yulianto. (hjr,sti)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait