MENDIKNAS MINTA UNESA TINGKATKAN KUALITAS GURU

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh meminta Universitas Negeri Surabaya (Unesa) supaya lebih memfokuskan diri untuk mencetak guru yang berkualitas. Hal tersebut disampaikan dalam Upacara Pelantikan Rektor Unesa Periode 2010-2014, Prof Muchlas Samani, yang menggantikan rektor sebelumnya, Prof Haris Supratno.
"Bukannya hanya belajar mengajar namun bagaimana cara untuk mengaplikasikan ilmu ke masyarakat," ujar M Nuh dalam sambutannya, di gedung serba guna Unesa, Sabtu (26/6).
Upacara pelantikan tersebut juga dihadiri oleh Sekda Prov Jatim, Rasiyo, Walikota Surabaya Bambang DH, Mantan Dispendik Jatim Suwanto dan sejumlah rektor PTN di Jatim.
Ia mengatakan, pemerintah sudah memberikan alokasi hingga 70 persen dari total anggaran pendidikan nasional untuk gaji guru dan dosen. Adapun 20 persen di antaranya untuk pengembangan pendidikan dan pembangunan.
"Dengan alokasi gaji yang besar untuk guru maka kualitas juga harus meningkat," kata Mohammad Nuh menyampaikan harapan pemerintah kepada kampus Unesa yang mencetak calon guru ini.
Rektor baru Universitas Negeri Surabaya, Prof Muchlas Samani, mengatakan, dirinya  akan mengembalikan fitrah awal sebagai kampus yang mencetak tenaga pendidik handal dan juga penelitian.
"Kami akan memprioritaskan Unesa sebagai kampus untuk mengembangkan ilmu pendidikan yang mencetak calon guru-guru yang berkualitas dan profesional," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akhirnya menunjuk Prof Muchlas Samani menjadi Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk periode 2010-2015.
Penunjukan Prof Muchlas Samani sesuai dengan hasil rapat Senat Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tentang pemilihan calon rektor pada 20 Januari 2010. Hasilnya, 58 anggota Senat Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengunggulkan Prof Dr Muchlas Samani MPd sebagai calon rektor seperti aspirasi warga Unesa dalam penjaringan. Senat sudah memilih calon rektor dari enam bakal calon yang dengan hasil untuk Prof Muchlas Samani sebanyak 30 suara dan Prof Dr Hari Setijono dengan 28 suara. (dra)