Jumat, 26 April 2024

Tanaman Alternatif Pengganti Tembakau PEMPROV BERIKAN 2,5 TON BENIH BAWANG MERAH GRATIS

Diunggah pada : 18 Juni 2010 14:46:21 166
thumb

Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan benih bawang merah secara gratissebanyak 2,5 ton  pada petani tembakau di Kabupaten Sumenep. Benih diberikan sebagai tanaman alternatif pengganti tembakau akibat hujan yang sampai kini terus turun.
Kepala Bidang Teknik Produksi, Dinas Perkebunan Jatim, Ir Samsul Arifin, Jumat (18/6) mengatakan, selain bawang merah, pemprov juga memberikan 1 ton benih jagung dan 1,375 ton pupuk an organik. Benih dan pupuk tersebut dikembangkan pada lahan seluas 55 ha.
Selain di Sumenep, kegiatan yang sama juga dilakukan pemprov di Kabupaten Jember. Di daerah tersebut pemerintah memberikan benih kacang tanah sebanyak 500 kg dan pupuk 500 kg pada petani tembakau. Semua kegiatan itu adalah sebagai upaya pemerintah dalam memilih tanaman alternatif disaat tembakau terancam oleh hujan.
Dikatakannya, bantuan yang diberikan pemerintah memang tidak sebanding dengan total luas areal tembakau di Jatim. Program hanya dilakukan pada daerah-daerah yang petaninya telah siap meninggalkan tembakau dan berganti pada tanaman lain.
Kegiatan yang sama sebelumnya telah dilakukan di Kabupaten Sampang. Tahun 2007 pemprov membagikan benih wijen secara gratis dan sampai kini masih dikembangkan oleh petani. Sampang sampai kini juga masih terkenal sebagai sentranya wijen selain tanaman utama, yakni tembakau.
Program ini juga telah mendapatkan dukungan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pamekasan.  KTNA juga mulai melakukan berbagai upaya supaya petani di wilayahnya mengurangi menanam tembakau dan beralih ke tanaman alternatif lainnya.
Selain ancaman akibat hujan yang masih turun berakibat belum dimulainya musim tanam. Jika petani selalu terfokus pada tanaman tembakau, itu justru merugikan petani sendiri. Karena harga akan jatuh, karena hukum pasar tetap berlaku pada jual dan beli tembakau ini akibat volume produksi yang tinggi.
Dukungan dunia internasional pada tembakau yang tidak menguntungkan petani, karena organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah mencanangkan gerakan anti tembakau juga menjadi penyebab. Karena semakin kampanye dilakukan, konsumsi tembakau juga terus berkurang. ”Dan hal itu harus dipikirkan petani,” katanya.
Ruba’i petani tembakau di Sampang mengatakan, sejak pemerintah mengenalkan tanaman wijen tahun 2007. Sampai ini permintaan wijen terus meningkat dari berbagai daerah. Bahkan dirinya tidak mampu lagi memenuhi permintaan tersebut.
Saat merasakan keuntungan tanaman wijen yang menggiurkan terlebih di Jatim masih minim petani yang mengembangkan. Sejak saat itu ia telah meninggalkan tanaman tembakau. Wijen yang ia kembangkan sebagian besar dikirimkan ke Mojokerto dan Surabaya.
Sebagaimana telah diberitakan, akibat hujan yang hingga saat ini terus turun. Petani tembakau di Pulau Madura mulai banyak yang merugi. Kerugian tersebut karena harga benih yang anjlok akibat banyak petani yang belum mulai tanam.
Dibandingkan tahun 2009 per seribu benih Rp 80.000, tahun ini hanya Rp 35.000. Musim tanam tahun ini menantang petani untuk berani berspekulasi. Sebagian petani menyakini meskipun musim tanam mundur, namun saat panen petani akan meraup keuntungan yang besar. Sebab, tahun ini permintaaan pabrik rokok lebih besar dibandingkan tahun lalu, lagi pula jumlah petani yang menanam juga berkurang.
    Tahun 2010, target produksi tembakau di Jatim mencapai 60 ribu ton. Target tersebut jumlahnya lebih tinggi dibandingkan dengan permintaan pabrik rokok besar yang hanya 56 ribu ton. Di Kabupaten Pamekasan, luas areal tanam tembakau juga diperkirakan berkurang dari sebelumnya 33.802 hektar pada tahun lalu menjadi hanya sekitar 32.800 hektar. Total luas areal tembakau di Jatim mencapai 66.292 ha. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait