Jumat, 26 April 2024

TINGKATKAN PRODUKSI PANGAN HEWANI GUNA KUALITAS SDM

Diunggah pada : 19 April 2010 13:18:39 12
thumb

Meningkatkan populasi hewan dan produksi pangan hewani dari dalam negeri, guna mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).  Yakni dengan pemenuhan ketersediaan dan keamanan pangan hewani lebih terjamin.
Demikian dikatakan Kepala Bidang Diklat Fungsional Badan Pendidikan dan Pelatihan Prov Jatim, Drs Bagus Pudjiono SPd, saat pembukaan Diklat Peningkatan Kapasitas Petugas Kesehatan Hewan Type C Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2010 di Surabaya, Senin (19/4).
Guna mendukung pemenuhan kebutuhan ketersediaan itu, tentu dibutuhkan perangkat SDM yang memiliki skill  atau keahlian di bidang kesehatan ternak, di antaranya petugas laboratorium kesehatan hewan. 
Untuk itu, diklat ini diharapkan dapat menyiapkan SDM laboratorium kesehatan hewan yang profesional, data dan informasi yang dihasilkan dalam pekerjaan laboratorium bersifat akurat, sehingga hasil ternak yang dikonsumsi masyarakat dapat dipertanggungjawabkan.
Masyarakat memerlukan kepastian bahwa hasil ternak yang dikonsumsi memenuhi kriteria  aman, sehat, utuh dan halal.   Oleh karenanya, aspek kesehatan hewan tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan pembangunan peternakan.
Sebagaimana diketahui, peternakan merupakan sektor yang terkait erat dengan pemenuhan kebutuhan pangan, terutama kebutuhan protein hewani. Kecukupan protein itu merupakan faktor penentu status gizi masyarakat yang bermuara pada terwujudnya masyarakat yang sehat dan berkualitas.  Oleh karenanya keberhasilan pembangunan peternakan memiliki  korelasi positif dengan pembangunan kesehatan masyarakat.
Dalam skala nasional, Jatim merupakan gudang ternak dengan kontribusi 30% dari produksi nasional.  Dengan potensi yang besar tersebut, tantangan yang dihadapi juga tidak ringan.
“Kita harus mampu bersaing dengan produksi peternakan dari berbagai negara yang diakibatkan persaingan global. Selain itu, masih harus menghadapi permasalahan bahan baku produksi, lahan peternakan serta penyakit hewan menular,” kata Bagus. 
Kenyataannya, permasalahan tersebut  tidak berhenti pada produksi atau budidaya saja, namun juga pada saat hasil ternak  siap dijual untuk dikonsumsi masyarakat luas.   Hasil ternak tidak bisa hanya dilihat dari segi jumlah atau kecukupan kuantitasnya semata, namun juga kelayakan kualitasnya untuk dikonsumsi.
Sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah Prov Jatim tahun 2009 – 2014, arah kebijakannya pembangunan diimplementasikan  melalui program peningkatan produksi hasil peternakan yang kegiatannya dititikberatkan pada dua hal, yaitu pertama, peningkatan ketersediaan pangan hasil ternak melalui peningkatan populasi ternak, produksi hasil ternak yang aman sehat, utuh, dan halal. Kedua, pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak dan hewan lainnya.
Kepala Sub Bidang Profesi, Dra Kusmiati MM mengatakan, fungsi laboratorium kesehatan hewan yakni pemeriksaan bahan yang berasal dari hewan dengan maksud untuk menetapkan dianogsa, penyidikan penyakit dan mencari cara penanggulangannya.
Jatim sebagai gudang ternak harus tetap dipertahankan melalui kebijakan kesehatan hewan dengan meningkatkan produktivitas dan reproduktivitas membebaskan penyakit menular maupun yang tidak menular secara bertahap dan meningkatkan pelayanan kesehatan hewan pada masyarakat.
Demikian pentingnya keberadaan laboratorium tersebut di daerah-daerah maka guna mencapai optimalisasi yang diharapkan, diperlukan pelatihan petugas laboratorium secara terus menerus guna memacu motivasi prestasi dan kinerja petugas laboratorium.
Diklat berlangsung mulai 19 hingga 24 April, peserta berjumlah 30 orang dari kabupaten/kota. (ern)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait