Jumat, 26 April 2024

FK UNAIR TERIMA 4 PENGHARGAAN INTERNASIONAL

Diunggah pada : 7 April 2010 11:52:45 15
thumb

Tiga buah penghargaan internasional dan satu penghargaan nasional diterima Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga selama kwartal pertama tahun 2010. Yang terbaru, Selasa kemarin diserahkan sertifikasi manajemen yang mengarah pada internasional, yaitu ISO 9001-2008 untuk dua unit di FK Unair yakni Unit PBL (Problem Base Learning) dan Unit BKKM (Badan Koordinasi Kesehatan Masyarakat). Sertifikat itu diserahkan oleh General Manajer NQA Indonesia, Yayak A Setyahadi selaku auditor, kepada Dekan FK Unair Prof Dr Muhammad Amin, dr, SpP(K).
Sebelumnya, tepatnya 19 Maret 2010 lalu Prof Muhammad Amin juga menerima piagam Certificate of Membership SNAP (Stem Cell Network Asia Pacific). Ini merupakan satu-satunya Steering Committee dan official representative dari Indonesia yang terpilih menjadi member SNAP, yaitu organisasi internasional untuk promosi dan pengembangan stem cell yang didirikan tahun 2007 di Tokyo. Sertifikat itu diserahkan langsung oleh Direktur SNAP, Prof Graham Jenkin.
Prof Amin, melalui humas Unair, Rabu (7/4) mengatakan, manfaat masuk dalam jaringan organisasi SNAP itu yang utama untuk sharing pengembangan keilmuan, kerjasama penelitian (riset) dimana ada dana dari luar negeri, kerjasama seminar, dan terjalinnya jaringan internasional dalam pengembangan stem cell.
Seperti diketahui, stem cell merupakan metode pengobatan masa depan dengan mengembangkan sel punca (sel induk) pada luka penderita. Sel punca ini belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi sangat tinggi untuk berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Dengan begitu sel punca bisa berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup organisme. Saat sel punca terbelah, sel yang baru berpotensi untuk tetap menjadi sel punca atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.

HAAHC danPEQ
Penghargaan internasional lain adalah Universitas Airlangga yang diwakili FK diterima masuk dalam jaringan AAHC (Association Academic of Healt Center) yang berpusat di Washington. Sedang penghargaan nasional yang dimenangkan FK Unair adalah Health Professional Education Quality Project (HPEQ).
Hal yang membanggakan, dalam pertemuan AAHC di Washington bulan lalu itu, dari Indonesia ternyata hanya Universitas Airlangga yang diundang oleh organisasi beranggotakan hanya sekitar 75 perguruan tinggi di dunia yang memiliki rumah sakit pendidikan. Bahkan dari Asia saja hanya tiga PT, yaitu Unair, satu dari Singapura dan satu lagi Shanghai University. Anggota AAHC yang lain kebanyakan dari Amerika, misalnya Cornell University, Washington University, Harvard University, Massachusetts University, dan lainnya. AAHC ini dipimpin oleh Steven A Wartman, MD, PhD, MACP selaku President/CEO. 
Bahkan ketika AAHC mengadakan konferensi di Singapura awal tahun ini, Prof Amin dipercaya menjadi pembicara. Saat itu Prof Amin menyampaikan mengenai pengembangan dan empower bagaimana memberdayakan rumah sakit akademik dalam satu jaringan internasional. Dengan masuk jaringan AAHC maka hal penting sudah bisa diraih, misalnya untuk sharing pengalaman, pengembangan akademik (kurikulum), dan saling memberi support diantara anggota.
Meski anggota AAHC banyak dari AS, tetapi rata-rata mereka ingin mengembangkan jaringan ini ke suluruh dunia, termasuk ke negara berkembang. Intinya dengan masuk ke jejaring AAHC maka dipastikan akan banyak manfaat bisa diraih. Misalnya konsultasi-konsultasi, pengelolaan/manajemen, riset, dan lain-lain yang berhubungan dengan akademik.
“Jadi kita sangat-sangat diuntungkan ketika nanti Rumah Sakit Pendidikan Unair benar-benar beroperasi dan masuk dalam jaringan AAHC ini, sebab langsung mempunyai teman untuk jejaring internasional,” kata Prof M Amin.
Prof Amin tidak tahu persis apakah undangan masuk dalam jaringan AAHC ini karena Unair memiliki keunggulan dengan life science dan Lembaga Penyakit Tropis (dulu TDC)-nya. 
Sementara itu FK Unair juga memenangkan Hight Professional Education Quality (HPEQ), yaitu program kompetisi yang dikembangkan Dikti untuk 23 FK se-Indonesia. FK Unair termasuk 10 terbaik, sehingga dengan meraih dana unggulan sebesar 1 juta dollar AS/tahun FK Unair harus melakukan pembinaan kepada dua FK yang terakreditasi B. Dua FK binaan FK Unair tersebut adalah FK Univ Muhammadiyah Sumut dan FK Universitas Negeri Jember (Unej).
”Ini proyek yang prestisius, sebab hanya 10 FK yang dipilih, dan ini merupakan bagian dari Program Hibah Kompetisi berbasis Institusi (PHK-I) yang topiknya ke kesehatan,” ujar Prof Muhammad Amin. (sti)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait