Sabtu, 27 April 2024

PERLU PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK SUKSESKAN SENSUS 2010

Diunggah pada : 5 April 2010 11:08:31 41
thumb

Partisipasi masyarakat diperlukan untuk menyukseskan Sensus Penduduk (SP) 2010. Masyarakat diharap ikut membatu dengan memberikan keterangan dan jawaban yang benar serta akurat kepada para petugas SP, karena data tersebut sangat penting bagi negara.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Irlan Indrocahyo, Senin (5/4) mengatakan, setelah kemerdekaan, Indonesia sudah melakukan SP sebanyak lima kali, dan SP pada Mei 2010 nanti adalah yang ke enam kalinya.
    Sensus dilakukan setiap sepuluh tahun sekali, pertama kali dilakukan pada tahun 1961 kemudian tahun 1971, 1980, 1990, 2000 dan pada Mei 2010 nanti.
    Menurut data BPS, pada SP 1961 jumlah penduduk Jatim tercatat 21, 823 juta orang, pada 1971 meningkat menjadi 25,527 juta orang dengan pertumbuhan 163%. Pada 1980  bertambah menjadi 29,189 juta orang dengan pertumbuhan 1,39%, kemudian tahun 1990 meningkat 32,504 juta orang atau tumbuh 1,08%. Tahun 2000 bertambah menjadi 34,766 juta orang dengan pertumbuhan 0,70%, dan tahun 2005 jumlah penduduk Jatim sekitar 36,482 juta orang dengan pertumbuhan 0,97%.
    Sensus dilaksanakan karena adanya kebutuhan dasar tentang data kependudukan. Ini akan dijadikan sebagai sarana perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi keberhasilan pembangunan negara.
    Dikatakannya, dasar dilakukannya SP adalah Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Badan Pusat Statistik (BPS) dalam hal ini mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan statistik dasar dan mengumumkan hasilnya secara terbuka kepada masyarakat Indonesia.
    Statistik dasar merupakan statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang bersifat luas bagi pemerintah maupun masyarakat. Ciri-cirinya lintas sektoral, berskala nasional dan makro serta yang penyelenggaranya menjadi tangungjawab BPS.
    Keterangan yang dikumpulkan dalam sensus meliputi, nama anggota rumah tangga, umur, jenis kelamin dan hubungan dengan kepala rumah tangga. Selain itu keterangan tentang fertilitas, moralitas, migrasi, pendidikan, ketenagakerjaan serta fasilitas perumahan.
    Sensus juga dapat digunakan untuk evaluasi, beberapa  indikator yang bisa dilihat yakni dasar perencanaan atau penentuan sasaran pembangunan di masa mendatang. Sementara data yang disajikan dalam profil kependudukan mencakup indikator utama kependudukan, antara lain pertumbuhan penduduk, pendidikan, ketenagakerjaan serta perumahan.
Penduduk yang disensus yakni semua penduduk yang tinggal di seluruh wilayah terotorial Indonesia baik Warga Negara Indonesia maupun Warga Negara Asing, baik bertempat tinggal tetap maupun tidak tetap termasuk anggota korps diplomatik Indonesia di luar negeri serta anggota rumahtangganya. Tetapi tidak mencakup korps diplomatik negara asing beserta rumahtangganya meskipun tinggal di Indonesia.  
    “Diharapkan sensus penduduk 2010 bisa sukses. Untuk itu partisipasi masyarakat sangat diperlukan dengan cara memberi keterangan dan jawaban yang benar dan akurat kepada para petugas. Karena data tersebut sangat penting bagi kita semua,” kata Irlan.
SP Mei 2010 mendatang sudah dicanangkan Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo pada 30 Desember 2009 di H Shangrila Surabaya. Sementara publitas dilakukan bertahap di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang diperluas sampai ke tingkat kecamatan, serta desa/kelurahan. Pelatihan instruktur nasional juga dilakukan di Jakarta dan di Jatim.
    Sementara kegiatan yang sedang dan akan dilaksankan BPS Jatim antara lain peningkatan intensitas, jenis dan jangkauanan kegiatan publisitas melalui pertemuan dinas, warga dan media masa. Selain itu, pengadaan dan pendistribusian bahan perlengkapan lapangan, pelatihan petugas lapangan di masing-masing kabupaten/kota, serta koordinasi persiapan pelaksanaan lapangan dengan pemerintah daerah utamanya di daerah yang sedang melaksanakan pemilihan kepala daerah. BPS juga mempersiapkan kegiatan lapangan, pengelolaan dan penyajian hasil SP 2010.
    Sensus pendusuk pada Mei mendatang data hasilnya direncanakan akan dimumkan secara resmi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada  pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2010. Pidato tersebut akan disiarkan langsung oleh media elektronika dan disebarluaskan melelui media cetak seluruh Indonesia.

Persiapan di Daerah
    Di Kabupaten Lamongan, SP tahun 2010 akan melibatkan 2.343 petugas pencacah lapangan. Mereka akan mulai bekerja melakukan pendataan pada 1-31 Mei 2010
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lamongan Mohammad Khudori mengatakan, ada sejumlah perbedaan antara SP kali ini dibanding SP tahun 2000. Di antaranya penambahan jumlah variable kuesioner dari yang sebelumnya 15 variabel menjadi 43 variabel. Selain itu, kini peta yang digunakan adalah peta digital berdasar citra satelit dengan menggunakan global positioning system (GPS).
Pencatatan penduduk ini akan dilakukan secara aktif oleh petugas pendata dengan mendatangi rumah ke rumah. Datanya akan digunakan sebagai kerangka contoh induk dan basis utama proyeksi penduduk 2010-2020. Selain itu juga sebagai bahan evaluasi Millennium Development Goals (MDGs) serta untuk menetapkan target pembangunan selanjutnya. Di Lamongan akan berlangsung di 27 kecamatan dan 474 desa/kelurahan.
Dia menuturkan, jumlah penduduk Lamongan sejak SP pertama tahun 1961 sebanyak 771.954 jiwa, SP 1971 menjadi 907.767 jiwa. Kemudian SP 1980 bertambah menjadi 1.049.956 jiwa, SP 1990 naik jadi 1.138.713 dan SP tahun 2000 penduduk Lamongan berjumlah 1.181.660 jiwa. “Khusus untuk anggota masyarakat yang bertempat tinggal tidak tetap akan didata pada malam hari, “ ujarnya.
Sementara BPS di Kabupaten Bojonegoro, kini mulai menggelar pelatihan dan keterampilan bagi para petugas lapangan sensus penduduk 2010. Kegiatan tersebut salah satunya dipusatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Unit Pelaksa Teknis (UPT) Bojonegoro, Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander.
“Kegiatan ini sebagai salah satu persiapan pelaksanaan sensus penduduk 2010 yang akan dimulai 1 Mei sampai 30 Mei mendatang,” kata Seksi Statistik Distribusi BPS Bojonegoro, Abu Bakar.
Dia menjelaskan, pelatihan bagi petugas lapangan sensus penduduk itu dilaksanakan selama 27 hari dan berada di 5 titik. Pelaksanaan sensus akan melibatkan 2.544  petugas yang terdiri perangkat desa dan masyarakat. “Kita harapkan dengan kegiatan ini bisa sekaligus memberdayakan masyarakat, khususnya petugas sensus,” katanya.
Menurut Abu bakar, dalam pelaksanaan sensus, penduduk dibagi menjadi 3.863 blok sensus. Jumlah itu tersebar di 430 desa di 27 kecamatan se Kabupaten Bojonegoro. Dalam sensus nanti petugas lapangan ditekankan agar jangan sampai hanya berdasarkan data tertulis, melainkan harus langsung turun ke masing-masing rumah penduduk. Sebab, jika terjadi data tidak valid, akan sangat mengganggu keberhasilan program pembangunan.
Seperti diberitakan, secara nasional, SP tahun 2010 akan mencakup wilayah di 33 provinsi, 471 kabupaten/kota, 6.523 kecamatan, 88.361 desa/kelurahan dan sekitar 64 juta responden rumah tangga atau sekitar 232 juta penduduk. Sementara SP 2000 mencakup 27 provinsi, 341 kabupaten/kota, 4.029 kecamatan, 68.045 desa/kelurahan dan sekitar 52.572.600 responden rumah tangga atau setara sekitar 205 juta jiwa.(ryo,sti)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait