Jumat, 26 April 2024

WAGUB MINTA MASYARAKAT TERAPKAN SADAR GIZI

Diunggah pada : 18 Februari 2010 16:46:11 3
thumb

Wakil Gubernur Jawa Timur Drs H Saifullah Yusuf meminta kepada masyarakat pentingnya prilaku sadar gizi sejak dini, yaitu menimbang berat badan anak secara teratur, mengasih ASI eksklusif selama 6 bulan, makan beraneka ragam, mengkonsumsi garam beryodium dan makan dan minum sublemen gizi sesuai anjuran.
“Kami mengharap pada masyarakat pentingnya prilaku sadar gizi untuk menjadikan sebuah gerakan yang melibatkan banyak pihak, guna mengatasi permasalahan gizi buruk dengan suka rela dapat menekan angka gizi buruk atau kurang gizi,” ujar Wagub Jatim Drs Saifullah Yusuf saat pencanangan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi dan Peluncurun Kartu Menuju Sehat (KMS), di Pendopo Sidoarjo, Kamis (18/2)
Ia menjelaskan, dengan jumlah penduduk Jawa Timur yang mencapai 37 juta jiwa baru memiliki 1.600 ahli gizi. Dari 1.600 itu, ahli gizi yang memiliki sertifikasi mencapai 450 orang. Untuk mengatasi gizi buruk mencapai 2,5% dan kurang gizi 12% dari 31 juta balita.
“Bentuk komitmen kita adalah mendorong setiap desa memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan ditambah dengan perawat plus bidan. Mereka bisa diajari soal gizi. Dengan demikian, bisa membantu kekurangan ahli gizi yang ada di Jawa Timur,” ujarnya.
Selain Itu, Gus Ipul sapaan akrapnya meminta pemerintah setempat bisa memberikan penyuluhan pada ibu-ibu rumah tangga tentang pentingnya gizi yang baik. Dengan demikian, setiap ibu rumah tangga bisa menyiapkan makanan sehat dan cukup gizi bagi keluarganya.
“Tidak cukup dengan itu, secara cultural juga akan dibenahi. Pasalnya, orang yang kaya sekalipun ternyata juga punya masalah terhadap kecukupan gizi dan mereka tidak mengerti gizi yang baik,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dari segi dana, Pemprov Jawa Timur tahun ini menganggarkan sebesar Rp 6 miliar. Anggaran ini naik dua kali lipat dibanding tahun lalu yang hanya Rp 3 miliar untuk peningkatan gizi masyarakat Jatim.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur dr Pawik mengatakan, untuk meningkatkan kesehatan rakyat melalui perbaikan gizi dalam bidang gizi masyarakat, dietetik, gizi institusi dan gizi pangan kepada anak-anak dengan menyiapkan makan seperti sayur, daging. Selain itu, meyiapkan ruang bagi ibu-ibu untuk kunci utama yang mana dengan pemahaman gizi yang ada di rumah untuk pola makan yang bergizi
Selain itu, pemantauan pertumbuhan terhadap balita dilakukan di posyandu hanya 54% yang menimbakan anaknya ke posyandu secara rutin, 54% ibu-ibu menyusun secara langsung 0-6 tahun, kurang 50% orang makan beragam, “Karena permasalahan yang bisa menghabat terhadap perkembangan anak dan kecerdasan anak yang tidak bisa produktif,” katanya.
Ia menjelaskan, diperlukan upaya untuk meningkatkan kunjungan ke posyandu. Diperlukan juga berbagai cara untuk menghidupkan kembali kegiatan posyandu. Terutama daerah perkotaan, sehingga masyarakat kelas menengah atas mau berkunjung ke posyandu (modern).
KMS (Kartu Menuju Sehat) adalah alat pantau pertumbuhan yang sudah cukup baik, dari sini  diperlukan kesamaan pemahaman pola tumbuh balita. Sebagaimana diketahui, dengan menggunakan KMS, kita bisa membedakan 5 pola tumbuh, yaitu N1 dan N2 yang diharapkan, T1, T2 dan T3 yang berupa gangguan.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait