Jumat, 26 April 2024

TIDAK SELURUH TAMBANG LAYAK DIEKSPLOITASI

Diunggah pada : 4 Februari 2010 13:41:12 49
thumb

Jatim sudah dikenal mempunyai berbagai macam tambang mineral, antara lain batuan, migas, emas perak, pasir besi, mangan, chert (Rijang), opal kuarsit, jasper serta panas bumi. Tetapi untuk mengeksploitasi diperlukan kehati-hatian terutama tentang dampak yang ditimbulkan, sehingga tidak seluruh tambang layak untuk dieksploitasi.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Meniral Provinsi Jatim, Ir Dewi J Putriatni, MSc saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (4/2) mengatakan, untuk mengeksploitasi tambang di Jatim dibutuhkan penelitian dan kajian mendalam, sehingga tidak akan merugikan semua pihak. ”Apabila dilakukan penambangan harus menguntungkan semua pihak, artinya bukan hanya investor saja untung tapi yang lebih penting dapat menguntungkan masyarakat lokal disekitarnya,” ujarnya.
Pengelolaan pertambangan di Jatim tidak dilakukan secara gegabah agar ekosistem dan lingkungan tidak rusak seperti yang terjadi di provinsi lain di Indonesia. ”Apabila pengelolaan dilakukan tanpa melihat dampak kerusakan yang lebih serius,  maka nantinya yang akan menanggung adalah anak cucuk kita,” katanya.
    Menurut Dewi, ada beberapa tambang yang nilainya layak secara ekonomi namun lokasinya ada dikawasan hutan terutama hutan lindung, sehingga bila dilakukan penambangan akan memerlukan proses yang panjang terutama tentang perizinan dari pihak terkait.
    Hingga kini, dari 30 jenis bahan galian tambang yang terdapat di Jatim hanya sekitar 11 jenis yang telah dikelola secara baik. Sementara lainnya baru dikelola secara musiman atau bahkan belum sama sekali.
Di pertambangan daerah Jatim sebanyak 55% diantaranya merupakan pertambangan bahan galian industri, yaitu batu gamping, dolomit, Trass, Clay, Feldspar, Bentonit, zeolit, piriphilit, pasir kuarsa, phospat dan iodium. Sedangkan 45 % lainnya adalah usaha pertambangan bahan galian bangunan yaitu sirtu, andesit, marmer dan onix.
Untuk jenis bahan galian logam, logam mulia dan batu mulia belum dikelola secara optimal, artinya baru pada tahapan eksplorasi, sehingga peluang kedepan seiring dengan perkembangan teknologi mineral, potensi sumberdaya mineral di Jatim dapat dikelola secara lebih baik.

Panas Bumi
Saat ini pemerintah Jatim sedang gencar mengelola panas bumi yang jumlahnya ada 11 titik, tepatnya dibagian tengah dan selatan Jatim. Nantinya diharapkan dapat membantu program penyediaan listrik 10 ribu mega watt tahap kedua yang menurut rencana akan dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Diperkirakan pada 2014 listrik sudah dapat dinyalakan.
Dari sebelas titik panas bumi yang sudah dilelang itu, baru dua titik yang tengah dikerjakan, yakni di Ngebel, Kabupaten Ponorogo dan Madiun dengan kekuatan 120 mega watt, dan di Ijen yang termasuk wilayah Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso sebesar 270 mega watt. 
Dewi menambahkan, diharapkan kedepan kabupaten/kota segera membuat prioritas untuk potensi tambang di wilayahnya. Selain itu sumber daya manusia (SDM) juga perlu untuk disiapkan agar dapat mengetahui bagaimana menginventarisasi dengan mempertimbangkan kelestarian alam lingkungannya bila dikelola. (pri/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait