Rabu, 8 Mei 2024

[i]HARI NUSANTARA[/i]HARI NUSANTARA SEJAHTERAKAN RAKYAT DENGAN HASIL LAUT

Diunggah pada : 15 Desember 2009 11:42:16 42
thumb

Pada peringatan Hari Nusantara selayaknya mampu membangkitkan kesadaran dan membuka wawasan tentang pentingnya sektor kelautan. Salah satunya dengan memanfaatkan hasil laut untuk kesejahteraan rakyat. Hal tersebut sesuai dengan tema peringatan hari Nusantara tahun ini “Laut Sebagai Ruang Hidup dan Ruang Juang Bangsa Indonesia Untuk Kesejahteraan Rakyat.”Hari Nusantara (Harnus) yang diperingati setiap 13 Desember merupakan sejarah dari kekuatan terbesar maritim Indonesia. Berawal dengan dideklarasikannya Wawasan Nusantara yang dikenal pula dengan Deklarasi Djoeanda pada 1957 menjadi kebangkitan bangsa Indonesia sebagai negara bahari.Usai dideklarasikan, tepatnya di tahun 1982 ketika badan dunia PBB dalam sidangnya menyepakati Konvensi Internasional tentang Hukum Laut (United Nations Convention on The Law of The Sea atau UNCLOS), yang diratifikasi Indonesia. Di dunia internasional, Indonesia lalu dikenal sebagai negara pelopor hukum laut, yang menerapkan prinsip-prinsip negara kepulauan dalam mengelola negara.Pada masa pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid dicanangkanlah 13 Desember sebagai Hari Nusantara dan memperingatinya untuk pertama kali di Istana Negara, Jakarta tahun 1999. Lalu, diteruskan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri, dengan menetapkan 13 Desember sebagai Hari Nusantara berdasarkan Keppres No 126/2001 tentang Hari Nusantara dan menjadikan tanggal tersebut sebagai hari resmi perayaan nasional.Sekretaris Jenderal DKP RI, Prof Dr Syamsul Maarif saat ditemui di Hotel Singgasana Surabaya beberapa waktu lalu menjelaskan, dengan sejarah yang panjang dalam menguatkan kedaulatan perairan nusantara, hendaknya peringatan Harnus menjadi gong untuk mempererat NKRI. “Momentum tersebut harusnya mendorong semangat kita untuk menjaga keutuhan NKRI agar dapat berjaya, bermartabat, duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan negara-negara terkemuka di dunia,” katanya.Kini, pihaknya untuk lima tahun ke depan telah merumuskan suatu visi, yaitu Indonesia Penghasil Produk Kelautan dan Perikanan Terbesar 2015, serta misi Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan. DKP selama lima tahun ke depan program kerjanya lebih fokus pada upaya untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia umumnya, dan khususnya bagi para pemangku kepentingan di laut dan perikanan.Peringatan di JatimBagi Provinsi Jawa Timur, Harnus merupakan moment yang tidak kalah penting untuk diperingati. Jika di tingkat nasional, puncak peringatan dilaksanakan di Makasar, Sulawesi Selatan Hari Nusantara Nasional digelar pada 9 Desember, di Jatim diperingati pada tanggal 15 Desember 2009 dengan menggelar upacara yang dipusatkan di Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan (Disperikla) Jatim.Serangkaian acara guna memperingati Harnus juga dihelat antara lain sosialisasi gerakan gemar makan ikan, konferensi regional pengelolaan sumber daya selat madura, pameran-pameran yang terkait dengan perikanan dan kelautan, serta penebaran benih ikan di beberapa daerah sebanyak 700.000 ekor. Kepala Disperikla Jatim, Ir Kardani MM menjelaskan, serangkaian acara itu, memang untuk memeriahkan Harnus ke-10. Pada acara puncaknya, ia juga memberikan 20 penghargaan bagi kelompok dan individu yang berprestasi di Jatim terkait pengelolaan perikanan dan kelautan.Banyak KendalaWalau kekayaan laut Indonesia cukup melimpah, Wakil Gubernur Jatim Drs H Syaifullah Yusuf memiliki penilain lain tentang kekayaan laut Indonesia, Gus Ipul begitu sapaan akrabnya, menilai sektor kelautan kurang mendapat perhatian dari pemerintah maupun masyarakatnya. Dari pihak pemerintah, kelautan tidak menjadi hal yang utama, hal itu terbukti, dengan baru adanya menteri perikanan dan kelautan setelah era reformasi.Sedangkan dari pihak masyarakatnya (nelayan, red), mereka lebih memilih menjual hasil tangkapan ikannya kepada nelayan luar negeri, daripada dijual di daratan Indonesia karena harganya yang lebih tinggi. Dengan begitu kesan yang ada adalah selama ini, hasil laut Indonesia dimanfaatkan para nelayan luar negeri.Sementara itu, kendala lain dari Selat Madura yang lima tahun terakhir mengalami over fishing (kelebihan tangkapan, red) kini juga menjadi fokus pemprov. Untuk itu, perlunya pengendalian penangkapan ikan di Selat Madura untuk segera dilakukan.“Ini untuk meminimalisasi penangkapan ikan dalam jumlah besar sekaligus melindungi potensi ikan yang ada di Selat Madura agar tidak cepat habis. Nantinya, secara bertahap pemprov akan mengurangi ijin penangkapan ikan dan rencananya akan dialihkan ke perikanan budidaya,” tambahnya.“Memang tidak semudah membalik telapak tangan memang mengubah kebijakan dan memperbaiki sistem kelautan yang ada. Butuh ketelatenan dan niat yang keras dari semua pihak agar semuanya bisa berhasil,” tambahnya. Ikan Sumber ProteinIkan merupakan sumber protein dan lemak, serta zat gizi mikro seperti vitamin A, seng, selenium, kalsium dan yodium, yang cukup baik. Dalam ikan basah mengandung 17 persen protein, sedang dalam ikan kering mengandung 40 persen protein.Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Prov Jatim, Dr Reza Dharmayanda mengatakan kandungan susunan asam amino di dalam protein ikan cukup baik, sehingga mutu gizinya setara dengan pangan hewani dari ternak seperti daging atau telur. Namun, tekstur daging ikan lebih lunak dibandingkan daging ayam, daging sapi atau daging kerbau sehingga sangat mudah dicerna oleh Balita.Dari segi kandungan gizi tersebut ikan laut memiliki kandungan yodium dan kandungan asam lemak omega 3. Yodium berperan dalam pencegahan penyakit gondok. yodium juga berperan dalam perkembangan dan pertumbuhan sel-sel otak.Perlu diketahui, dari tingkat konsumsi ikan rata-rata per kapita per tahun di Singapura mencapai 70 kg, Malaysia 30 kg, Philipina 40 kg sementaera Hongkong, Taiwan, Korea Selatan terlihat lebih tinggi lagi yakni, berturut-turut 80, 65, dan 60 kg. Kepala Biro Administrasi dan SDA Jatim, Ir RJ Jogy Hendryadi MT selaku Ketua Umum Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Jatim menuturkan, tingkat konsumsi ikan perkapita di Jatim masih sangat rendah, yakni 17 kg perkapita per tahun, jauh dibawah tingkat konsumsi ikan perkapita nasional yang mencapai 26,2 kg perkapita per tahun. Sedangkan standar organisasi pangan dunia yaitu standar Food Agricutural Organization (FAO) sebesar 26-30 kg perkapita per tahun.Ia menuturkan, perlu upaya lebih serius untuk meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat. “Masyarakat kita terbiasa makan ikan ayam, ikan tahu, dan ikan tempe, sehingga ikan laut jarang tersentuh oleh masyarakat kita,” ungkapnya sembari tersenyum. Untuk itu, lanjut dia, dengan program yang beberapa saat lalu digelar yakni gerakan gemar makan ikan semoga dapat meningkatkan dan membiasakan masyarakat menkonsumsi ikan. Pengamanan Laut“Wilayah perairan Jatim hasil lautnya tidak sebanyak perairan Sulawesi, Maluku, atau Kalimantan. Sehingga pelanggaran seperti penangkapan ikan ilegal oleh nelayan asing di perairan Jatim tidak ada,” ujar Kepala Dinas Penerangan Koarmatim Letkol Toni Saiful.Ia menuturkan, pelanggaran yang dilakukan para nelayan di sepanjang laut Jatim, kebanyakan masalah penangkapan ikan dengan alat yang dilarang seperti bom ikan. Namun Koarmatim sebagai penanggungjawab kemanan perairan, tidak bisa menjatuhkan hukuman begitu saja.“Jika ada nelayan yang melakukan pelanggaran itu maka kami akan mengamankan alat bukti, dan memberikan para pelaku ini bimbingan tetang hal-hal melanggar hukum yang tidak boleh dilakukan,” tuturnya.Menurut Toni, pelanggaran ini terjadi karena ketidaktahuaan nelayan tentang aturan menangkap ikan. ”Mereka kebanyakan nelayan kecil yang ingin mendapatkan hasil tangkapan banyak tapi memakai alat yang salah, masa mereka harus dipidanakan,” ujarnya.Seperti diketahui, wilayah patroli Koarmatim dalam mengamankan wilayah perairan hingga wilayah Timur Laut Indonesia. Melalui patrol itu, TNI AL telah mengamankan banyak penangkap ikan illegal, seperti mengamankan KM Amirat-02 di Laut Arafuru yang diduga ilegal dan diketahui mengangkut 2 ton ikan dan 80 sirip ikan hiu.Selain itu, jajaran Koarmatim juga mengamankan KM Jesmar-05 yang terbukti melanggaran peraturan. Kapal motor ini tidak mimiliki Surat Izin Penangkapan Ikan, Surat Izin Usaha Perikanan, Surat Izin Berlayar dan semua dokumen yang dimiliki dalam bentuk print out yang diduga palsu. “Beberapa penangkapan tersebut tidak ada yang dilakukan di perairan Jatim, karena Jatim relatif aman dari kapal penangkap ikan ilegal, dan itu harus dipertahankan,” kata Toni. Akhirnya, dengan adanya kekayaan alam berupa hasil laut yang melimpah di Indonesia, sudah dipastikan akan mampu membuat rakyatnya sejahtera, tapi kalau itu bisa dilakukan dan dimaksimalkan sedemikian rupa. Semoga, dengan Peringatan Hari Nusantara Tahun 2009, rakyat Indonensia semakin sejahtera dan cerdas melalui pemanfaatan hasil laut. Dirgahayu Hari Nusantara, Jayalah Negeriku.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait