Jumat, 26 April 2024

LPNU TINGKATKAN PROMOSI RELIGI DI JATIM

Diunggah pada : 9 September 2009 13:52:00 0
thumb

Lembaga Perekonomian Nadhatul Ulama (PPNU) Jatim berupaya untuk meningkatkan wisata religi di Jatim. Wisata religi menjadi aset berharga untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemasukan bagi negara.Direktur Promosi Dalam Negeri Departeman Kebudaan dan Pariwisata RI, Drs Fatul Bahari MSi saat menghadiri Temu Wicara Promosi Wisata Religi yang diadakan PPNU di Hotel Sahid Surabaya, Rabu (9/9) mengatakan, bidang pariwisata merupakan masa depan ekonomi Indonesia.Dikatakanya, pariwisata memiliki peran menciptakan lapangan pekerjaan, penyumbang devisa, dan pelestarian budaya Indonesia. “Pariwisata berperan sebagai penggerak utama dalam pembangunan nasional dengan melestarikan sumber daya budaya dan sumber daya alam yang beranekaragam,” ujarnya.Ketua Pelaksana Temu Wicara Promosi Wisata Religi M Taufik Mukti SE mengatakan, wisata religi dapat memberikan kontribusi yang nyata pada masyarakat untuk dijadikan wisata unggulan suatu daerah.Berkembangnya wisata religi di suatu daerah akan membuka peluang lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan dapat tercipta dengan tersedianya makanan, minuman, penginapan, transportasi, souvenir dan jasa pemandu wisata. “Peluang masyarakat berkerja terbuka, sehingga kesejahteraan dapat terjaga,” ujarnya.Dengan adanya wisata religi dapat menggerakkan ekonomi daerah dan menambah pemasukan daerah. Menurutnya, aset wisata religi menjadi tenggung jawab stakeholder pariwisata daerah.Dijelaskanya, wisata religi di daerah masih memerlukan promosi yang tepat. Promosi yang tepat yakni promosi yang dapat meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. “Dengan berkunjung ke tempat wisata religi, wisatawan dapat memperoleh pengalaman spiritual, sehingga diharapkan berkunjung kembali ke tempat tersebut,” katanya.Pengembanggan wisata religi dapat dilakukan dengan berkerjasama dengan berbagai pihak, di antaranya perusahaan jasa wisata, biro perjalanan dan perhotelan. Ia berharap, adanya dukungan terhadap promosi dan alokasi anggaran daereah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas promosi. “Upaya ini dilakukan agar obyek wisata religi dapat berkembang dan dikunjungi wisatawan,” katanya.Dijelaskanya, ada kendala dalam pengembangan obyek wisata religi yakni, adanya tempat wisata yang sudah siap dipasarkan, namun masyarakatnya belum siap dengan pengembangan tempat wisata.Kesiapan obyek wisata untuk dipasarkan dapat dinilai dari tersedianya sarana dan prasarana, seperti kualitas kebersihan, keamanan, kesehatan, dan kenyamanan. Hal ini dapat terlihat dengan adanya toilet, dan air bersih. “Persayaratan ini indikator utama dalam kesiapan obyek wisata untuk dipromosikan baik di wisata lokal dan internasional.Acara ini dihadiri 200 undangan dari Paguyupan Pemangku makam Auliyah yang ada di Surabya, Sidoarjo dan Gresik, seperti Sunan Ampel Surabaya, Sunan Giri, Syekh Maulana Malik Ibrahim. Selain itu juga perwakilan pengurus cabang NU se Surabaya, Sidoarjo dan Gresik serta dari Akademi Pariwisata Surabaya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait