Sabtu, 27 April 2024

GUBERNUR MINTA TANGKI MINYAK PENYIMPANAN DIKEMBANGKAN

Diunggah pada : 5 September 2009 10:47:55 6
thumb

Semakin banyaknya kebutuhan minyak dan gas bagi masyarakat Jawa Timur, membuat Pemprov Jatim bersimpatik. Untuk itu, Pemprov Jatim terus berupaya agar kebutuhan-kebutuhan minyak dan gas di Jatim tercukupi. Dalam hal ini, diharapkan kilang atau tangki minyak penyimpanan dikembangkan.Gubernur Jatim Dr H Soekarwo dalam sambutannya menerima kunjungan tim Exxon mobil dan anggota DPR RI, di Ruang VIP Bandara Juanda Sidoarjo, Jumat (4/9) malam mengatakan, pihaknya berhrap agar kunjungan ini terus dilakukan dan sesuai program-program yang dicanangkan Exxon mobil.Pasalnya, dengan adanya kunjungan ini dapat membawa manfaat bagi minyak dan gas terutama di Jatim.Hingga saat ini kebutuhan tersebut yang diperlukan oleh warga Jatim sangat banyak. Untuk itu, pemprov berharap agar kebutuhan ini dapat tercukupi. “Tolong ini nanti kebutuhan gas ini dipenuhi. Tetap saya bisa membeli dengan harga-harga yang bagus,”ujarnya. Maka, untuk antisipasi kekurangan minyak, pihaknya meminta agar di Jatim dikembangkannya tangki-tangki minyak untuk penyimpanan. Sebab, hal ini merupakan bagian dari soft distribusi di Jatim.Dengan begitu, langkah-langkah ini nantinya mampu mencukupi keutuhan gas di Jatim. ”Tangki minyak untuk penyimpanan untuk dikembangkan sebagai bagian soft distribusi di Jatim. Saya kira kebutuhan gas di Jatim akan mampu mencukupi,” tegasnya. Selain itu, saat ini terjadi ketidakstabilan produktifitas pupuk. Untuk mencukupi pupuk, pemprov melakukan belanja APBD yang sangat besar. Belanja ini untuk memberi hibah pupuk kepada masyarakat perdesaan dan masyarakat tidak mampu. ”Hingga hari ini pemprov mengeluarkan belanja yang sangat besar sekali untuk pupuk yang dihibahkan di masyarakat desa dan masyarakat tidak mampu. Karena ini akar permasalahannya,” ungkapnya.Menurut mantan Sekdaprov Jatim ini, pupuk subsidi itu menjadi high sentral , karena selisihnya harga dapat menimbulkan perputaran pendistribusian tidak stabil. ”Yang menjadi sumber permasalahan yakni ketersedian yang tidak pernah cukup. Pupuk subsidi ini menjadi high sentral, karena selisih harga menimbulkan perputaran distribusi tidak stabil,”terangnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait