Jumat, 26 April 2024

MAHASISWA FK UNAIR RAIH BEASISWA DI ERASMUS BELANDA

Diunggah pada : 3 September 2009 12:28:45 27
thumb

Dua mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga mengukir prestasi akademik yang membanggakan buat almamaternya. Biasanya yang memperoleh beasiswa dari perguruan tinggi luar negeri itu para dosen, tetapi tahun ini Yelvi Levani dan Muhammad Iqbal Gentur Bismono yang meraih beasiswa penuh untuk gelar Research Master dari Universitas Erasmus Medical Center (EMC) Rotterdam, Belanda.Dekan FK Unair, Prof Muhammad Amin dalam rilisnya, Kamis (3/9) mengatakan, prestasi mahasiswa memenangkan beasiswa belajar dari perguruan tinggi ternama di Eropa itu merupakan peristiwa langka, sebab biasanya yang memperoleh fasilitas tersebut sudah berstatus staf pengajar, tetapi kali ini diraih oleh mahasiswa. Sayangnya jatah beasiswa tersebut hanya dua orang, meski demikian ia mengaku bangga.Pemilihan dan penyaringan dua mahasiswa tersebut dilaksanakan sendiri oleh pihak Erasmus Medical Center University, sedangkan fakultas hanya menunjukkan daftar prestasi akademi beberapa mahasiswa. Termasuk wawancara langsung kepada mahasiswa dilakukan oleh pihak Erasmus. Dua mahasiswa tersebut diakui memang mempunyai kecerdasan akademik cukup bagus.Sebelum pergi belajar untuk selama dua tahun di Belanda, dengan diantar Dekan FK Prof Dr Muhammad Amin dr SpP(K), kemarin kedua mahasiswa FK itu memohon restu dan berpamitan kepada Rektor Unair Prof R H Fasich Apt, di ruang kerjanya. Ikut mengantarkan juga antara lain Direktur Akademik Unair Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih Dra MS.Duta BangsaDalam pesannya kepada kedua mahasiswa FK, Rektor Unair Prof Dr Fasich Apt, ikut merasakan bangga dan karenanya berharap bahwa kepergiannya untuk belajar di Negeri Belanda itu bukan saja mewakili pribadi, nama baik FK dan Universitas Airlangga, tetapi juga sebagai duta bangsa dan negara Indonesia. Karena itu hendaknya bisa membawa diri dan menjaga nama baik bangsa Indonesia dengan tidak melakukan hal-hal yang bisa mencemarkan. ”Keberhasilan kalian bukan hanya mewakili fakultas dan universitas saja, tapi juga mewakili Negara, jadi upayakan membawa pencitraan positif dimata lembaga negara lain,” pesan Prof Fasich. Sampai pada masalah pribadi pun diingatkan oleh dia untuk tetap dilaksanakan di negeri orang, yaitu masalah rutinitas ibadah. Hal itu perlu diingatkan oleh Rektor mengingat mereka berdua akan memasuki sebuah lingkungan baru yang berbeda kultur dan budayanya.Sementara pada kesempatan terpisah, Yelvi mengaku sangat gembira bisa memenangkan beasiswa tersebut, sebab ia tahu bahwa ini adalah kesempatan langka. Menjelang pengujian dari pihak Erasmus dirinya sudah melakukan persiapan yang cukup sejak bulan Juli 2009. Persiapan kademis diakui memang berat dan bersyukur mampu melewatinya, tetapi sesungguhnya yang paling berat yang dirasakan adalah mempersiapkan bathin (mental) bahwa akan berada jauh dari orangtua di luar negeri. ”Kalau persiapan studi, paspor dan lain-lain beres, yang berat itu mengumpulkan kesiapan bathin,” ungkapnya.Hal senada juga dikatakan Muhammad Iqbal Gentur Bismono. Ia sangat bersyukur meraih fasilitas langka ini, karena itu ketika benar bahwa dirinya dinyatakan yang meraih beasiswa tersebut, Iqbal langsung melakukan sujud syukur. Memang diakui ada perasaan galau saat mengingat akan tinggal di luar negeri selama dua tahun, tetapi demi masa depan maka ia harus mempersiapkan semuanya. ”Orangtua sangat merestui dan itu semangat dan modal bathin saya untuk pergi belajar di negeri orang,” kata Iqbal.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait