Rabu, 8 Mei 2024

PEMPROV TERUS TANGANI ALIRAN BENGAWAN SOLO

Diunggah pada : 20 Mei 2009 11:50:43 35
thumb

Pemprov Jatim terus menangani secara serius terkait kerusakan tanggul di aliran sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo. Upaya ini dilakukan untuk mengurangi terjadinya banjir yang datang setiap tahun di wilayah tersebut, seperti di Tuban, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan dan Gresik.Menurut Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo, penanganan sungai Bengawan Solo akan dilakukan menyeluruh, mulai dari pengerukan sungai, pembangunan tangkis, hingga pembenahan DAS. “Memang untuk penanganan ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Tetapi kita perlu memulai saat ini, apalagi pemerintah pusat siap mensinergikan program penanganan Bengawan Solo ini dengan Pemprop Jatim dan Jateng,” kata Soekarwo, Selasa (19/5) sore.Ia menambahkan, penanganan Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro, Pemprop bersama dengan Pemkab Bojonegoro melakukan beberapa terobosan. Pada tahun 2009 ini, diharapkan pembangunan tanggul dilakukan sepanjang 10 km di wilayah Kecamatan Kanor dengan dana senilai Rp 17,26 miliar. Untuk pembangunan tanggul ini, Pemkab Bojonegoro menyediakan tanah seluas 27 hektar dengan nilai Rp 10,8 miliar. “Proyek ini kini mulai berjalan, dan Pemkab sudah siapkan tanahnya di sekitar DAS Bengawan Solo,” ujar Soekarwo yang biasa dipanggil Pakde Karwo ini.Ia menambahkan, proyek lain di Bojonegoro adalah pembuatan tanggul dari dana stimulus Departemen PU di Kecamatan Kanor untuk mengamankan lahan sawah irigasi seluas 7.000 hektare serta permukiman penduduk. Tanggul yang dibangun tersebut memanjang dari Desa Cangaan (1.000 m), Tambak Rejo (2.000 m), Kanor (3.300 m), Semambung (1.500 m) dan Pilang (2.200 m).Tidak hanya itu, Pemprop Jatim bersama Pemkab Bojonegoro menyiapkan dana Rp 45 miliar untuk melakukan restrukturisasi bangunan doorlat (pintu air darurat,red) di tanggul kanan Bengawan Solo Kota Bojonegoro sebanyak 64 buah. Juga membangun tanggul kanan Bengawan Solo Jl Rajekwesi Desa Klangon, Kecamatan Kota Kabupaten Bojonegoro sepanjang 35 m. Ini juga termasuk perbaikan tanggul kanan Bengawan Solo Utara Pasar Kecamatan Kota Bojonegoro sepanjang 100 m. “Kami benar-benar serius mengatasi banjir Bengawan Solo. Setidaknya akan mengurangi banjir di sekitar aliran sungai tersebut,” katanya.Menurut Pakde Karwo, penanganan banjir juga dilakukan di wilayah Kabupaten Lamongan, berupa normalisasi dan pengerukan untuk mengembalikan kapasitas aliran flood way plang wot dari yang saat ini 400 m3/detik menjadi 640 m3/detik. Ini dilakukan dengan dana stimulus dari Departemen PU sebesar Rp 15 miliar. “Tetapi kami masih terus berusaha agar kapasitas air sampai 1.000 m3/detik,” harapnya.Untuk Kabupaten Tuban, dilakukan perbaikan tanggul Bengawan Solo Hilir di Desa Tegalsari Kecamatan Widang. Ini dilakukan dengan menggunakan dana reguler BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Bengawan Solo sebesar Rp 125 miliar, meliputi perbaikan Parapet Bengawan Solo Hilir di Desa Sembungrejo, Kedungharjo, Bandungrejo Kecamatan Plumpang. Juga perbaikan tanggul Bengawan Solo Hilir di Desa Tegalrejo Kecamatan Widang, peninggian tanggul Bengawan Solo Hilir di Desa Keduyung hingga Rangel Kabupaten Tuban dan Kabupaten Lamongan, serta perbaikan tebing Bengawan Solo Hilir di Desa Blimbing Karoman Kecamatan Rangel Kabupaten Tuban.Begitu pula di Kabupaten Gresik. Dengan dana stimulus sebesar Rp 50 miliar, digunakan untuk melakukan normalisasi Kali Lamong Kecamatan. Benjeng, Kedamean dan Balongpanggang sepanjang 33 km. Juga perbaikan tanggul kiri Bengawan Solo Desa Sidomukti Kecamatan Bungah. “Untuk wilayah ini akan kita kerjakan jika tanah sudah bisa dibebaskan,” tandasnya.Pakde Karwo menambahkan, berbagai upaya mengatasi banjir ini harus didukung oleh semua pihak. Beberapa proyek menggunakan dana stimulus dari pemerintah pusat, dan pemerintah provinsi dan kabupaten juga akan menganggarkan berbagai proyek tersebut. “Terus terang, untuk mengatasi banjir dari Bengawan Solo ini memang tidak mudah, dan membutuhkan waktu yang panjang. Pemerintah pusat pernah menghitung untuk mengatasi banjir mulai dari hulu ke hilir menghabiskan dana hingga Rp 50 triliun,” jelas Pakde Karwo.Seperti diketahui, beberapa hari terakhir ini curah hujan di Bojonegoro meningkat, namun kondisi Bengawan Solo masih normal yakni di bawah 9 meter di atas permukaan laut (mdpl) di bawah papan duga. Koordinator Pengamanan dan Pengendalian Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo Muljono mengatakan, jika ukuran maksimal mencapai 16,5 (mdpl) sedangkan terendah 9 mdpl, sehingga dapat dikatakan kondisi bengawan saat ini normal tapi tidak terukur.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait