Sabtu, 27 April 2024

NILAI TUKAR PETANI JATIM TURUN 0,30%

Diunggah pada : 27 Maret 2009 13:10:43 13
thumb

Pada awal 2009, Nilai Tukar Petani Jawa Timur (NTP-JT) tercacat 96,72 (2007=100) atau turun 0,30% dibanding dengan Desember 2008 yakni 97,01. Sedangkan NTP pada akhir tahun 2008 naik 0,06% dari 96,95 menjadi 97,01. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani turun 0,22%, sementara indeks harga yang dibayar petani naik 0,08%. Kepala Bidang Statistik dan Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, Ir Adi Nugroho di kantornya, Jumat (27/3) mengatakan, NTP merupakan perolehan dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap harga yang dibayar petani (dalam prosentase). Hal ini merupakan salah satu indikator nilai tukar (term of trade) dari produksi pertanian dari barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga keluarga petani maupun biaya produksi pembentukan barang modal. Semakin tinggi NTP berarti semakin tinggi pula daya beli petani, jika NTP turun berarti daya beli petani kurang baik.Turunnya NTP pada Januari 2009 karena dipengaruhi empat subsektor yakni; sub sektor pertanian seperti tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) turun 1,55% dari 104,82 menjadi 103,20 dan sektor tanaman bahan pangan (NTP-P) turun indeks harga 1,31% yakni dari 93,25.menjadi 92,03 Sedangkan tiga sub sektor naik yakni sub sektor perikanan (NTP-Pi) naik 3,21% dari 99,54 menjadi 102,37, sub sektor peternakan (NTP-Pt) naik 1,18% dari 104,37 menjadi 105,60 dan hortikultura (NTP-H) naik 0,63% yakni dari 97,00 menjadi 97.61, Selain itu, indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Januari 2009 indeks harga yang diterima petani turun 0,22% dibanding Desember 2008, dari 114,60 menjadi. 114,35. Turunnya tersebut dikarenakan dipengaruhi turunnya indeks harga pada sub sektor perkebunan rakyat dan sub sektor tanaman pangan. Indeks sub sektor perkebunan rakyat turun paling tinggi dibandingkan lainnya yakni 1,34% dari 123,91 menjadi 122,25. Komoditas utama yang menyebabkan turunnya harga sub sektor perkebunan rakyat adalah turunnya cengkeh 2,29%, kopi 2,22%, kelapa 1,45% dan tebu 1,01%. Sedangkan komoditas yang menghambat naiknya cokelat atau kakao 9,09%, kapuk 2,66% dan tembakau naik 1,95%.Sub sektor tanaman pangan turun 1,12% dari 110,40 menjadi 109,16. Komoditas utama yang menyebabkan sektor ini adalah turunnya jagung 7,08%, ketela pohon 2.10% dan kedelai 0,51%. Sedangkan komoditas yang menghambat turunnya harga kacang tanah 1,48%, padi 1,15%, ubi jalar 0,85% dan kacang hijau 0,71%. Sub sektor perikanan naik paling tinggi dibanding sektor lainnya yakni 2,50% dari 115,79 menjadi 118,69, penyebab naiknya komoditas ini adalah naiknya harga ikan tembang 26,49%, ikan mayung 14,62%, ikan gurami 10,32%, ikan bawal 8,78 dan ikan lemuru 8,50%. Komoditas yang menghambat naiknya produk perikanan adalah turunnya harga ikan nila dan mujair 14,39%, ikan teri 1,56%, ikan tuna 1,49%, udang 1,10% dan ikan lele turn 0,95%. Sub sektor peternakan naik 1,08% dari 123,47 menjadi 124,80 semua komoditas peternakan naik, yakni sapi 3,22%, telur ayam ras 1% dan susu sapi perah naik 0,43%. Komoditas yang menghambat turunnya harga kambing 5,45%, ayam ras 1,75%, itik/itik manila 0,98%, kerbau 0,33% dan telur ayam ras turun 0,19%. Sementara sub sektor hortikultura naik harganya paling kecil 0,76% dari 114,31 menjadi 115,18. Penyebab naiknya sub sektor ini adalah naiknya harga cabe rawit 13,44%, semangka 7,99%, cabai merah 4,77%, pisang 1,38% dan mangga naik 1,07%. Komoditas yang menghambat turunnya harga kentang 13,67%, kubis 12,27%, jeruk siam 7,14%, salak 6,91% dan bawang merah 6,46%.Sementara indeks harga yang dibayar petani terdiri dari dua golongan, yakni konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Untuk kelompok konsumsi rumah tangga dibagi menjadi sub kelompok makanan dan non makanan. Pada Januari 2009 harga yang dibayar petani naik sebesar 0,08% dibanding bulan sebelumnya, yakni dari 118,13 menjadi 118,22. Kenaikan ini disebabkan naiknya indeks harga biaya produksi dan konsumsi rumahtangga. Biaya produksi dan pembentukan barang modal indeks harganya naik 0,13% dari 116,68 naik menjadi 116,83. Kenaikan kelompok ini disebabkan oleh naiknya sub sewa lahan dan pajak naik 1,66%, bibit tanaman naik 1,22%, upah buruh naik 0,62% dan penambahan barang modal naik 0,14%. Sedangkan transportasi turun 3,30% dan obat-obatan serta pupuk tanaman turun 0,51%.Indeks harga konsumsi rumah tangga pada awal 2009 lalu juga naik 1,14% dari 118,46 menjadi 118,63. Konsumsi kebutuhan rumah tangga terutama disebabkan oleh naiknya sub sektor pendidikan, rekreasi, dan olahraga 3,41%, makanan jadi 1,67%, kesehatan 1,15%, sandang 0,90%, dan bahan makanan 0,16% Sementara sub sektor yang menghambat kenaikan tersebut adalah turunnya sub transportasi dan komunikasi 4,26% dan perumahan 0,42%. Jika dilihat komoditasnya lima komoditas konsumsi rumahtangga petani naik terbesar yakni komoditi terong 13,93%, tomat sayur 12,73%, bayam 6,78%, ban luar sepeda 6,56% dan motor naik 6,49%. Lima komoditas utama yang menghambat turunnya harga semen 33,43%, ojek 23,08%, petani 20,98%, bensin eceran 9,85% dan jagung pipilan 9,61%.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait