Sabtu, 27 April 2024

TERJADI LIMA KALI GEMPA LETUSAN DI SEMERU

Diunggah pada : 27 Maret 2009 12:02:18 6
thumb

Jika sebelumnya hanya terjadi satu kali gempa letusan, kini letusan di Gunung Semeru mulai meningkat. Kemarin, (26/3) tercatat terjadi lima kali gempa letusan di gunung dengan puncak tertinggi di Jawa itu. Namun demikian, kondisi ini masih belum dikatakan normal, sehingga status masih tetap level III atau Siaga. Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Ir M Hendrasto MSc, pada JNR, Jumat (27/3) mengatakan, gempa letusan itu terjadi dengan amplitudo maksimum 3-10 mm selama 35-125 detik. Ini menunjukkan peningkatan dibanding beberapa hari lalu yang kadang hanya terjadi sekali gempa letusan. Untuk diketahui, beberapa hari lalu memang terjadi penurunan gempa letusan di Semeru. Namun terjadi kecenderungan peningkatan kegiatan yang ditunjukkan dari nilai RSAM (Real Seismic Amplitude Measurement). Nilai RSAM ini mengindikasikan terus berlanjutnya akumulasi tekanan dibawah kawah Jonggring Saloko.Ini berbeda dengan data kegempaan pada Bulan Januari dan Februari lalu. Di Bulan Januari, rata-rata dalam sehari terekam gempa letusan lebih dari 100 kejadian setiap hari. Selanjutnya pada Februari indikasi menurun mulai terlihat, dimana jumlah letusan Semeru tampak fluktuatif atau rata-rata terekam kejadian 50 kali setiap hari.Letusannya yang menurun dalam satu bulan terakhir ini membuat aktivitas gunung ini meningkat. Meski kondisinya belum begitu berbahaya, namun Puncak Mahameru berpotensi menggugurkan awan panas. Untuk itu masyarakat yang tinggal di sekitarnya diharapkan mewaspadainya.Diperkirakan, ada masa diam di kantong magma dangkal Semeru dengan volume berkurang, sehingga letusan gunung Semeru sangat jarang sekali terjadi. Jika magma pusat sedang mengisi volume magma dangkal Semeru, bisa terjadi guguran awan panas.Dengan sedikitnya volume magma dangkal sangat mudah sekali didobrak oleh tekanan energi yang besar dari dalam perut Semeru. Selanjutnya proses pengisian magma dangkal itulah yang menyebabkan terjadinya guguran awan panas di setiap gunung berapi di Indonesia. Oleh karena itu pantauan letusan Semeru terus dilakukan, baik visual maupun seismograf.Untuk itu, PVMBG tetap menyarankan masyarakat yang tinggal di sekitarnya untuk tetap waspada. Mereka tidak diperkenankan beraktivitas di wilayah sejauh 4 km di seputar lereng tenggara kawah aktif karena daerah itu merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru.Mereka juga meminta masyarakat agar tidak mendekati Puncak Mahameru. Begitu pula aktivitas pendakian ke puncak dibatasi hanya sampai wilayah Kalimati. Bahkan aktivitas penerbangan yang melintasi wilayah Gunung Semeru juga di warning agar berhati-hati terhadap dampak letusan abu.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait