Sabtu, 27 April 2024

TANGANI LUMPUR, PEMPROP PRIORITASKAN ASET PUBLIK DAN MASYARAKAT

Diunggah pada : 16 Maret 2009 9:57:16 8
thumb

Terkait lumpur Lapindo, Pemerintah Propinsi Jawa Timur akan terus berupaya menyelamatkan infrastruktur milik publik dan masyarakat secara umum yang belakangan mulai terancam akibat berhentinya pengerjaan peninggian tanggul cicin. Ditemui usai mendampingi Wakil Presiden Yusuf Kalla di Pondok Pesantren Roudlotul Ulum Kabupaten Pasuruan, Minggu (15/3) Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf mengatakan, sekarang ini Lapindo tidak sanggup merawat tanggul di pusat semburan. Padahal, tanggul tanggul sumur banjar panji I harus terus dilakukan perawatan dengan cara ditambah urukan setiap hari. Jika tidak dilakukan perawatan, maka fasilitas umum seperti Jalan Raya Porong, rel kereta api dan rumah penduduk yang belum terkena lumpur akan terendam.Karena itu, pemrop sekarang mulai melakukan beberapa pembicaraan yang menyangkut tanggul Porong. Bahkan, beberapa waktu lalu pak gubermur telah mengirimkan surat kepada Menteri Pekerjaan Umum (PU) terkait dengan rencana penggunaan dana yang dimilki Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) sekitar Rp 1,3 triliun untuk pembangunan ruas jalan Tol Porong-Gempol, agar dialihkan untuk pembangunan infrastruktur tanggul lumpur.“Semua ini untuk keamanan infrastruktur kawasan porong dan pusat semburan, jika sampai terjadi sesuatu yang membahayakan seperti tanggul jebol, maka aktivitas masyarakat khususnya pengguna jalan akan terhambat,” ujarnya.Mengenai status dana, Gus Ipul sapaan Wagub Jatim mengaku, tidak mengetahuinya, karena menurut dia yang terpenting adalah menyelamatkan infrastruktur dari hal-hal yang tidak diinginkan. ”Saya tidak tahu status dana ini tetapi yang terpenting dana ini bisa dipergunakan untuk kepentingan publik,” ungkapnya.Seperti diketahui, mengacu pada Perpres 14/2007, tanggul cincin di pusat semburan adalah tanggung jawab Lapindo Brantas hingga pengaliran ke Sungai Porong. Sedangkan tanggul terluar dan upaya penyelamatan infrastruktur adalah tanggung jawab BPLS. Biaya pengurukan tanggul cincin memang tidak murah. Para pekerja juga terus berpacu dengan besarnya volume semburan dan tingginya tingkat penurunan tanah (subsidensi). Bahkan, BPLS memperkirakan penurunan tanah di sekitar tanggul cincin mencapai 5-10 sentimeter/hari. Itu artinya, meski setiap hari ratusan dump truck pasir dan batu (sirtu) ditumpahkan untuk menguruk tanggul cincin, ketinggian tanggul relatif tidak pernah naik.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait