Kamis, 2 Mei 2024

Debat Ketiga,  Dua Cagub - Cawagub Paparkan Program Pemerintahan Dan Pelayanan Publik

Diunggah pada : 23 Juni 2018 23:32:25 35

Jatim Newsroom - Debat ketiga atau debat terakhir, Dua Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jatim paparkan program pemerintahan dan pelayanan publik.

Pasangan nomor urut satu Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, memastikan tidak ada jual beli jabatan bila dirinya memimpin Jawa Timur. Sistem dan tata kelola pemerintahan akan dijalankan secara profesional dan amanah. Sehingga tercipta siatem pemerintahan yang bebas korupsi. 

"Kami akan terapkan merit sistem di  pemerintahan provinsi Jatim. Sehingga kualitas kinerja menjadi penilan utama. Sehingga kami berani pastikan,  tidak akan ada jual beli jabatan. Ini adalah bagian dari ihtiar kami untuk mencegah terjadinya korupsi," kata Khofifah saat debat publik ketiga, Sabtu (23/6).

Gagasan tersebut kata Khofifah sudah termaktub dalam bakti kesembilan visi dan misi sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur. Sistem tersebut (Merit sisten) tidak akan diterapkan di lingkungan Pemprov Jatim.  Tetapi juga ditularkan hingga ke pemerintahan desa.

Sementara pasangan nomor dua,  Saifullah Yusuf-Puti Guntur, akan menjalankan sistem layanan yang telah berjalan selama ini. Alasannya, pola kinerja aparatur sudah berjalan dengan baik. Indikasi tersebut kata Gus Ipul terbukti dari berbagai prestasi dan penghargaan yang diterima Pemprov Jatim selama ini. “Selama saya jadi wakil gubernur sudah banyak penghargaan dari pemerintah. Salah satunta tujuh kali dapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)," katanya. 

Karena itu, pihaknya berkomitmen untuk meneruskan program Pemprov Jatim yang sudah berjalan selama ini.

Sementara itu segmen menjawab dengan bahasa jawa pada debat publik pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur menjadi hiburan tersendiri di acara debat. Ini terjadi karena kedua calon, baik Gus-Ipul maupun Khofifah, ‘kaku’ saat menyampaikan jawaban.

Gus Ipul misalnya, sempat bingung saat menjelaskan tentang penanggulangan bencana alam dengan bahasa jawa. Beberapa kali, Gus Ipul terbata-bata saat menjawab. Bahkan, tak jarang, bahasa yang disampaikan campur aduk, antara bahasa jawa, ngoko dan bahasa Indonesia.

Pemandangan inipun sontak mengundang gelak tawa penonton di arena debat. Bahkan, presenter Brigita Manohara beberapa kali menahan tertawa mendengarnya. “Wes rapopo Gus campur-campur. Wonten jowone, wonten Indonesiane lan boso ngokone. Ora popo. (Sudah, tidak apa-apa Gus, campur-campur. Ada jawanya, ada Indonesianya, dan bahasa Jawa ngoko. Tidak apa-apa,” katanya disambut tawa hadirin.  

Hal sama juga terjadi pada Khofifah Indar Parawansa yang mendapat giliran kedua. Saat mengawali jawaban misalnya, kalimat Khofifah sempat tersendat. Bahkan, bahasa Khofifah juga sempat bercampur dengan bahasa Indonesia. Sontak, para hadirin tertawa.

Namun, lambat laun, Khofifah mulai lancar bertutur. Khofifah yang mendapat pertanyaan soal perbedaan data antara daerah dan pusat cukup luwes menjawab. Bahwa akan ada singkronisasi data yang harus dimotori pemerintah provinsi. “Sak mangke bade disingkronkan (nanti akan disinkronka,” katanya.

Komisioner KPU Jawa Timur Gogot Cahyo Baskoro mengatakan, segmen menjawab dengan bahasa jawa sengaja disiapkan untuk mengangkap kearifan lokal Jawa Timur. Pihaknya juga yakin, segmen tersebut bisa menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat Jawa Timur. “Menjawab dengan bahasa jawa tentu tidak mudah. Tetapi ini menarik,” katanya. (Pca/p)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait