Sabtu, 27 April 2024

Kelapa Kopyor Sumenep Bersaing

Diunggah pada : 11 Februari 2016 11:13:03 399

Kabupaten Sumenep yang berada di ujung timur Pulau Madura merupakan wilayah yang unik karena terdiri dari wilayah daratan dengan pulau yang tersebar. Kabupaten yang dikenal dengan Pantai Lombangnya ini juga mempunyai keunggulan hasil perkebunan berupa Kelapa Kopyor.

            Kelapa kopyor menjadi salah satu hasil perkebunan di Sumenep yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Harga kelapa ini relatif lebih tinggi dibanding kelapa biasa, yakni antara Rp 25.000 - Rp 30.000. Permintaan kelapa kopyor sangat besar. Apalagi saat bulan puasa dan Idul fitri, permintaan melonjak hingga dua kali lipat.

            H Sahi, petani kelapa di Desa Lapah Taman Kecamatan Dungkek Sumenep mengatakan, untuk memenuhi banyaknya permintaan dari luar kota, dibentuk kelompok tani untuk mengumpulkan kelapa kopyor dari berbagai kebun kelapa milik anggota.

            “Jika memang ketersediaan kelapa kopyor sedikit maka harga menjadi mahal," ujar Sahi, yang juga sebagai Ketua Kelompok Tani kelapa Kopyor "Karya Bakti" ini.

            Dikatakannya, petani tidak bisa merencanakan atau pun berusaha menyediakan kelapa kopyor sesuai permintaan, namun tergantung pada hasil panennya.

            Perlu diketahui, kelapa kopyor merupakan kelapa yang tidak sempurna pembentukannya (gagal), dan memiliki air yang sedikit. Buah ini bukan merupakan satu bibit kelapa kopyor tersendiri, melainkan dari pohon kelapa biasa. Misalnya, dari satu pohon kelapa, buah yang kopyor terdapat dua atau tiga buah saja dari 10 buah kelapa.

            Sebenanarnya, kata Sahi, perbanyakan kelapa kopyor dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, cara konvensional, yakni menggunakan benih yang berasal dari tandan yang menghasilkan kopyor. Tanaman yang diperbanyak dengan cara ini apabila telah berproduksi bisa menghasilkan 1-2 butir/tandan. Cara ini telah dilakukan para petani kelapa di Sumenep, Pati Jawa tengah dan Lampung.

            Kedua, cara in vitro. Yaitu menumbuhkan embrio dari buah kopyor pada media tumbuh buatan dalam kondisi aseptik di laboratorium. Tanaman yang dihasilkan dengan cara ini akan menghasilkan 90 persen hingga 100 persen buah kopyor. Tanaman kelapa kopyor yang diperbanyak dengan cara ini telah ditanam di Ciomas Bogor, Riau dan Kalimantan Timur.

            Dalam satu tandan, buah kopyor mudah dibedakan dari buah normal. Daging kelapa kopyor bisa diketahui dengan cara diketuk atau mengguncang buahnya. Pada saat diguncang buah kopyor akan berbunyi seperti kaleng berisi pasir yang diguncang (bunyi gemericik).

            Ini karena daging buah telah hancur dan kadang-kadang embrionya juga telah terlepas dari tempatnya (germpore). Meski begitu, untuk buah dengan embrio dapat dibedakan, sehingga bisa untuk perbanyakan. Caranya, semua buah dipilih berdasarkan keriteria benih secara umum, kemudian dideder dan ditanam sampai berbuah dan diketahui kemampuannya menghasilkan buah kopyor.

            “Kalau pas rejeki yang terdapat kopyor lebih dari 50 persennya. Tapi kadang juga Cuma dua hingga tiga saja terjadi kopyor,” ujarnya.

 

Bersaing

            Kopyor asal Sumenep diklaim mampu bersaing dengan daerah lain karena rasanya yang berbeda. Inilah yang menyebabkan harga kopyor Sumenep lebih mahal. Kelebihan dari kelapa kopyor ini ada rasa dagingnya yang lebih banyak, serta lebih gurih.

            Mahalnya harga Kopyor biasanya saat musim kemarau. Ini karena kondisi kekurangan air sehingga pohon kelapa banyak yang tidak menghasilkan.

            "Meskipun setiap petani mempunyai lahan kebun kelapa, namun tidak semua berbuah kopyor," ujar Sahi.

            Untuk pemasaran, kata Sahi, tidak terkendala sama sekali, karena pengepul yang datang merupakan langganan petani. Mereka datang dan membeli hasil kopyor meskipun dengan harga tinggi karena permintaan yang memang banyak.

            "Kalau ada pengepul baru, kami mendahulukan pengepul lama, karena yang baru biasanya masih tawar-menawar harga," kata Ketua Kelompok tani beranggotakan 25 orang itu.

           

Dukungan Pemda

            Sumenep khususnya di Kecamatan Batang-Batang merupakan daerah penghasil kopyor terbesar di Madura. Untuk itu pemerintah daerah akan selalu mendukung dalam upaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas kopyor agar bisa bersaing dengan daerah penghasil kopyor lainnya seperti Lampung, Bogor maupun Pati.

            Kepala Seksi Bina Usaha Pengolahan Hasil Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sumenep, Bejo Budiyono SP, mengatakan pemerintah akan selalu membantu petani kopyor dalam hal kekurangan penyediaan bibit. Petani bisa membuat proposal apa saja yang diperlukan untuk mengembangkan kelapa kopyor. “Jadi petani yang mengusulkan melalui proposal, kemudian dari dinas akan di survei dan diseleksi daerah mana yang berpotensi,” ujarnya.

            Untuk bantuan dana akan dilakukan kerjasama dengan instansi terkait, yakni dengan menyediakan pinjaman modal. Selain itu juga dilakukan upaya memperbaiki kualitas dan kemasan agar terlihat lebih bagus. “Ini dilakukan juga untuk bersaing di era MEA,” ujar Bejo.

            Tak hanya itu, melalui dukungan pemerintah daerah seluruh komponen kelapa mulai dari serabut, batok, daging kelapa, airnya, seluruh batang hingga daunnya bermanfaat untuk manusia. Sangatlah tepat untuk menjadikan tumbuhan kelapa sebagai aset masa depan, karena dinilai menjanjikan peluang ekonomi.

            Bagian-bagian dari pohon kelapa bermanfaat menjadi berbagai barang untuk kebutuhan rumah tangga. Misalnya, dari pohonnya bisa dimafaatkan untuk sapu ijuk, sedangkan batok kalapa bisa dibuat untuk arang. Daunnya yang masih hijau selain untuk pakan ternak, yang sudah kering juga bisa dimanfaatkan untuk sapu lidi maupun untuk bahan membuat barang rumah tangga seperti piring, tempat buah, keranjang buah tempat tissue dan lainnya.

            “Kini masyarakat di Sumenep yang mempunyai pohon kelapa, selain sebagai petani mereka juga sebagai pengrajin hasil pohon kelapa, dan hasilnya sudah dipasarkan di berbagai daerah seperti Malang Jombang dan Bangkalan,” kata Bejo.

            “Dengan memanfaatkan pohon kelapa masyarakat bisa menambah pemasukan untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” imbuhnya.

            Dinas Perkebunan Sumenep sudah memberi bantuan bibit kelapa kopyor kepada petani di 3 Kecamatan, yakni Kecamatan Gapura, Batang-batang, dan Dungkek. Diharapkan hal ini semakin menambah penghasilan para petani kelapa kopyor dan Sumenep bisa memiliki klinik agribisnis kelapa kopyor.

            Dinas Perkebunan Sumenep juga telah mengadakan Diklat Lanjutan Pembibitan Pengolahan Produk dan Usaha Tani Kelapa Kopyor yang dilaksanakan UPN Veteran Surabaya.(erni)

 

          

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait