Sabtu, 27 April 2024

Kampung Sepatu Mojokerto, Desainnya Berkelas Juara

Diunggah pada : 8 Maret 2016 13:57:44 3742

Kota Mojokerto dikenal sebagai salah satu produsen sepatudi Jawa  Timur. Walaupun produk sepatu diproduksi oleh UMKM sekelas industri rumahan (home industry), namun secara kualitas diakui hingga tingkat Asia.

Salah satu kampung sepatuada di Jalan Kampungkwali. Tim Potensi mendatangi salah satu UMKM yang khusus membuat sepatu pria berbahan kulit dengan merek dagang Vandiaz.Di rumah produksi Kampungkwali Gang 3 No 85 ini, pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan sepatu kulit. Mulai dari pemotongan bahan kulit, proses penjahitan, pengeleman, hingga pengecatan.

Setiap harinya, usaha yang dirintis H Samsi dan dilanjutkan anaknya, Ahmad Muhajir ini mampu memproduksi sepatu sebanyak 8 kodi atau 160 pasang sepatu. Berbagai model dan desain pun bisa dipesan sesuai dengan keinginan pembeli dengan harga memikat.

“Untuk harga,berkisar Rp 140-190 ribu per pasang sesuai model, bahan, warna, dan ukuran.  Kalau langsung datang ke rumah, saya jual lebih murah,pakai harga rumah. Bisa pesan grosir atau eceran,” kata Muhajir.

Untuk harga grosir, tiap kodi atau 20 pasang dihargai Rp 2 juta. Namun untuk harga eceran, pembeli bisa hanya memesan satu pasang dengan desain yang diinginkan. “Kalau pesan satu pasang saja, bisa dikerjakan sehari jadi. Sekarang pesan, besok sudah bisa diambil,” ujarnya.

 

Awal Usaha

H Samsi awalnya memproduksi sepatu khusus wanita. Tahun 1998 saat terjadi krisismoneter, usahanyaakhirnya tutup. Empat tahun kemudian ia memulai kembali usahanya dengan modal pas-pasan.

“Setelah krismon, tahun 2002 mencoba bikin usaha sepatu lagi. Bedanya sepatu yang diproduksi bukan lagi sepatu wanita,tapi sepatu pria. Modal Rp 25 juta habis hanya cukup untuk membuat contoh sepatu saja,” kata Muhajir.

Setelah itu, usaha mulai bisa berjalan kembali hanya dengan modal kepercayaan. “Kami bisa dapat bahan tanpa harus membayar terlebih dahulu. Jadi bahan bisa ambil dan bayar kalau sepatu sudah jadi dan laku terjual,” jelasnya.

Dari modal kepercayaan itulah, usaha yang kini dijalankannya bisa tetap bertahan dan lebih berkembang. Bahkan kini pesanan telah banyak datang dari hampir seluruh daerah di Indonesia.

Sepatu dengan merek dagang Vandiaz yang diproduksinya kini telah dipasarkan ke Makasar,Manado, dan Jogja. Bahkan di Jakarta penjualan sudah dilakukan sistem trading. Sedangkan penjualan di Bandung menggunakan merek dagang Kasea sesuai permintaan pembeli yang melabeli sendiri mereknya.

Dalam hal desain, ia memiliki banyak pilihan. Pembeli pun tak perlu bingung, karena ia telah menyiapkan berbagai contoh sepatu yang telah jadi atau contoh dari gambar brosur katalog. Mengenai desain sepatu, bagi yang pesan langsung, pasti terlayani.

 

Juara

Ahmad Muhajir, putra kedua H Samsi sudah lulus SMA. Dalam hal prestasi di bidang desain sepatu, ia tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam kurun waktu satu dekade terakhir, belasan penghargaan telah diraihnya. Mulai dari tingkat Kota Mojokerto, Provinsi Jatim, nasional, hingga level Asia.

Di tingkat Kota Mojokerto ia telah dikenal sebagai salah satu desainer terbaik. Karyanya yang inovatif kerap menyapu bersih segala jenis penghargaan di tingkat provinsi. Untuk lomba yang digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Muhajir telah menyabet tujuh kali penghargaan yang diberikan langsung Gubernur Soekarwo.

“Kalau tingkat provinsi, saya sudah tidak boleh lagi ikut lomba karena menang terus. Jadi ikut lomba tingkat nasional seperti yang diselenggarakan BPIPI (Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia) kerjasama dengan Apresindo dan Ciputra, saya dapat juara 1,” ungkapnya.

Tak puas dengan prestasi nasional, Muhajir telah menjajal lomba desain sepatu tingkat Asia. Ia pun telah mendapatkan penghargaan di Asia Star hingga tiga kali. “Pertama di Korea, kedua di Indonesia selaku tuan rumah, dan ketiga itu tahun ini di Turki,” ujarnya.

Untuk juara di Asia Star, ia mengatakan pernah membuat desain sepatu berbahan dasar tikar. “Karena temanya alam, saya buat sepatu berbahan dasar tikar. Desainnya sepatu orang kantoran tapi ada tambahan di bagian atas, jika dipasang bisa untuk sepatu touring (berkendara motor). Ini dapat penghargaan Asia Star dan sekarang saya bikin duplikasinya berbahan dasar kulit,” katanya.

Ada kisah menarik. Dalam ajang Asia Star tahun ini,ia mengirimkan tiga karyanya. Dan yang mngejutkan, ketiganya masuk nominasi terbaik. “Setelah dicek panitia, ketiga karya itu ternyata karya saya. Jadi akhirnya hanya diambil satu yang terbaik,” katanya.

Kini, belasan penghargaan baik piala hingga piagam telah diraihnya. “Penghargaan sih sudah dapat banyak. Jumlahnya berapa saya lupa. Tapi yang terpenting dari pengalaman memenangkan berbagai penghargaan itu, kini saya mulai menikmati berkahnya. Gelar juara ini semakin memperluas jaringan saya dalam memasarkan Vandiaz,” katanya. (afr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait