Jumat, 20 September 2024

SAPA DP3AK ; Mencegah stunting dan obesitas melalui makanan higienis

Diunggah pada : 18 Juli 2022 13:47:01 113

Jatim Newsroom- Program SAPA (Semangat Pagi) Tangkas Tuntas atasi masalah perempuan, anak, keluarga dan kependudukan, yang di selenggarakan Dinas Pemberdayaan Perempuan Keluarga dan Anak  Kependudukan (SAPA DP3AK) kembali digelar.

Kali ini, kegiatan yang diadakan secara online dengan kanal zoom ini diikuti 250 orang dan diikuti melalui kanal youtube sebanyak 103 akun. Pada kegiatan kali ini mengambil tema Mencegah stunting  dan obesitas melalui makanan higienis Gizi seimbang, literasi gizi yang baik dan pola hidup bersih sehat.

Kepala DP3AK Jatim, Restu Novi Widiani, Senin (18/7/2022) mengatakan, stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia dan ncaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak yang stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil), melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomor.

Hal ini juga berdampak pada  rendahnya prestasi di sekolah, produktivitas, dan kreativitas  inovatif dan kepercayaan diri di usia-usia produktif. Selaij itu rentan penyakit degeneratif diabetis, jantung, hipertensi obesitas  di usia dewasa.

"Sebenarnya kita semua harus memiliki kepedulian, kebijakan, komitmen dan konsistensi dalam memenuhi hak-hak anak dan perempuan. Karena permasalahan stunting subyek dan obyeknya  adalah perempuan dan anak. Permasalahan utamanya, karena kurang maksimalnya pemenuhan hak-hak perempuan dan anak utamanya dalam pemenuhan gizi Ibu dan anak, layanan kesehatan yang berkualitas pada Ibu dan anak dan lingkungan yang sehat pada ibu dan anak," ujarnya.

Ia berharap    adanya komitmen dan konsistensi pada semua tataran kekuasaan dan pemerintahan yang telah memiliki predikat layak anak. Misalnya, Indonesia Layak Anak (Idola)  Provinsi Layak Anak (Provila) Kabupaten/kota layak anak (KLA) dapat mewujudkan adanya keberpihakan kebijakan dan realisasi terpenuhinya terhadap hak-hak perempuan dan anak  secara maksimal

"Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah gagal atau terganggunya pertumbuhan karena kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, dan infeksi berulang  sehingga mengakibatkan kurang optimal  pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya," terangnya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal beberapa ahli menyebutkan, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan layanan kesehatan di hilirnya. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

"Perlu kita ketahui bahwa salah satu fokus pemerintah dalam peanganan stunting saat ini adalah pencegahan  dan penanganan. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global," jelasnya.

Menurut  penelitian dan  para pakar bahwa terdapat beberapa  hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh,  perbaikan sanitasi , akses air bersih dan  Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS).

Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan.

"Karena itu, dalam pencegahan stunting membutuhkan peran semua sektor dan tatanan pola  kehidupan masyarakat," tuturnya. (her/s)

#DP3AK