Jumat, 20 September 2024

Jelang Pilkada Serentak 2024

Kadis Kominfo Jatim Ajak Warganet Sebar Konten Positif

Diunggah pada : 18 Juli 2024 7:55:30 32
Literasi Demokrasi Digital 2024 di Malang Creative Center (MCC), Rabu (17/7/2024).

Jatim Newsroom – Hoaks politik yang selalu meningkat menjelang pemilihan umum (pemilu) harus dibarengi peningkatan literasi digital. Karenanya perlu diciptakan situasi kondusif dan positif, menjelang Pilkada Serentak 2024 di Jawa Timur, November mendatang.

“Warganet kita dorong untuk memproduksi dan hanya membagikan konten-konten positif, mengklarifikasi isu melalu berbagai media dan platform, membiasakan saring sebelum sharing, serta memunculkan budaya malu jika membagikan informasi hoaks,” ungkap Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur (Kadis Kominfo Jatim), Sherlita Ratna Dewi Agustin usai membuka kegiatan Literasi Demokrasi Digital 2024 di Malang Creative Center (MCC), Rabu (17/7/2024).

Dikatakannya, kegiatan Literasi Demokrasi Digital digelar untuk menciptakan situasi yang positif dan kondusif menjelang Pilkada Serentak 2024 di Jawa Timur. Para pengelola kehumasan pemerintah di kabupaten dan kota se-Jawa Timur diajak meningkatkan literasi digital masyarakat dan melakukan diseminasi konten positif menjelang pesta demokrasi di daerah-daerah.

“Mengapa? Karena persentase berita hoaks politik selalu meningkat menjelang pemilu. Ada peningkatan tajam di tahun 2023, jumlah hoaks politik naik menjadi 55,5%  dari tahun sebelumnya,” ulasnya.

Sekretaris Komite Komunikasi Digital (KKD) Jatim, Fitriya Widiyani Roosinda, narasumber dalam kegiatan ini menyatakan, pilkada sebagai sebuah proses demokrasi menyimpan bermacam ancaman stabilitas sendi-sendi kehidupan. Bias digital dalam konteks demokrasi digital mengacu pada ketidakseimbangan atau ketidakadilan dalam penggunaan teknologi digital untuk tujuan demokratis. Bias ini dapat mempengaruhi cara informasi disebarkan, cara keputusan dibuat, dan cara partisipasi publik diorganisir.

“Ini bisa memunculkan prasangka yang dapat menyebabkan beberapa hal di antaranya perilaku diskriminatif, agresi, mikroagresi, ketidaknyamanan dan ketiadaan empati,” ungkapnya.

Dengan memahami sumber-sumber bias dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk menguranginya, lanjut Fitriya, dapat diciptakan lingkungan digital yang lebih inklusif, adil, dan mendukung proses demokrasi yang sehat.

Sementara itu, Komika Malang, Wawan ‘Peeeh’ Saktiawan, mengamini paparan Fitriya. Menurutnya, diperlukan pendekatan yang sangat lokal dan tersegmen dalam memasyarakatkan proses demokrasi yang disebut pilkada. Selain untuk mendorong partisipasi pemilih, terutama pemilih pemula, juga untuk menciptakan kondisi yang kondusif selama perhelatan politik ini berlangsung.

“Jadi, bapak ibu yang ada di Diskominfo daerah bisa mengeksplorasi kelokalan untuk diangkat dalam publikasinya. Entah itu film pendek, baliho atau apapun. Pakailah kata dan kalimat yang mudah dipahami dengan gaya setempat, gaya lokal. Tidak perlu misalnya memakai ‘elu’, ‘gue’, malah jadi aneh. Pokoknya harus dibuat asyik aja lah,” kata konten kreator ini berbagi tips meramu publikasi di daerah. (dil/hjr)

#Diskominfo Jatim #literasi digital