Jumat, 20 September 2024

Jalankan Program SEHATI, Pemkab Mojokerto Tekan Stunting, AKB, dan AKI

Diunggah pada : 14 Juni 2023 9:28:24 113
Sumber Foto: Diskominfo Kabupaten Mojokerto

Jatim Newsroom – Pemerintah Kabupaten Mojokerto terus berupaya menurunkan angka stunting, Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Bumi Majapahit. Hal tersebut dilakukan agar di masa depan Kabupaten Mojokerto memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang semakin berkualitas.

Berbagai program pun telah dilakukan oleh Pemkab Mojokerto untuk menekan angka stunting, AKI, dan AKB. Salah satunya dengan melaksanakan program Selasa Sehat Turunkan Stunting, AKI dan AKB (SEHATI) yang diselenggarakan di Balai Desa Mojokumpul, Kecamatan Kemlagi, pada Selasa (13/6/2023).

Seperti dipublikasikan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Mojokerto, pelaksanaan program SEHATI yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto itu diikuti calon pengantin, ibu hamil, ibu balita, dan para lansia yang tergabung dalam tim Selantang se-Desa Mojokumpul. 

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, mengungkapkan Pemkab Mojokerto telah berkeliling ke SMP dan SMA untuk menggalakkan minum Tablet Tambah Darah (TTD) secara serentak. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah lahirnya bayi stunting yang disebabkan oleh remaja putri yang sebagai calon ibu mengalami kurang darah atau anemia.

"Perempuan tidak boleh kurang darah karena setiap bulan mengalami menstruasi. Jadi makanan yang dimakan harus cukup gizinya untuk dapat menggantikannya, maka bagi yang memiliki remaja putri atau cucu remaja putri yang ke depannya akan menjadi calon istri jangan sampai kekurangan darah, karena itu penting," ujarnya.

Lebih lanjut, pada ibu hamil, Bupati Ikfina juga berpesan untuk memenuhi gizi dari calon bayi, maka para ibu hamil harus memiliki lingkar lengan minimal 23,5 cm. Karena hal tersebut, merupakan salah satu indikator ibu tidak kekurangan gizi.

"Kalau ibunya kurang gizi, jadi anaknya dikasih gizi darimana? Karena di dalam kandungan anaknya tidak boleh kurang gizi. Jadi saling mengingatkan, karena indikator seorang ibu tidak kurang gizi itu memiliki lengan tidak kurang dari 23,5 cm," ujarnya.

Selain itu, untuk mewujudkan generasi penerus yang cerdas dan pintar, Bupati Mojokerto berharap para orang tua dapat mencukupi gizi anaknya mulai dari di dalam kandungan hingga usia 6 tahun.

"Pertumbuhan otak anak-anak kita ini berjalan mulai dari dalam kandungan sampai usia 6 tahun. Kalau kita ingin anak pintar, maka bahannya untuk pintar yakni otaknya harus bagus dan maksimal. Hal itu akan terjadi kalau gizinya cukup sampai usia 6 tahun yang ditandai dengan setiap bulan berat badannya naik sesuai dengan grafik," katanya.

Di akhir sambutannya, Bupati Ikfina mengimbau pada saat ini dengan adanya perkembangan teknologi informasi, para orang tua dapat menjaga anak-anak remaja agar terhindar dari pernikahan usia dini. Karena hal tersebut pasangan remaja dapat berisiko melahirkan bayi stunting.

"Maka saya minta tolong agar anak-anak SMP dan SMA jangan pacaran, dan kalau sudah pacaran jangan berlebihan, jadi kita harus awasi," pungkasnya. (idc/s)

#stunting #Kabupaten Mojokerto #SEHATI