Kamis, 25 April 2024

Pandemi Buat Transformasi Teknologi Digital Melesat Cepat

Diunggah pada : 20 Mei 2021 16:07:41 181

Jatim Newsroom - Pandemi Covid-19 membawa perubahan ke segala bidang yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, utamanya dalam transformasi teknologi digital yang melesat cepat. Selain itu, aktivitas penggunaan teknologi di masyarakat juga meningkat tajam. 
 
Demikian sambutan tertulis Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawnasa, yang disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Jatim, Benny Sampirwanto, dalam acara Peluncuran Program Literasi Digital Nasional  “Indonesia Makin Cakap Digital” Oleh Presiden RI Joko Widodo  melalui Live Streaming dari Jakarta, Kamis (20/05/2021).
 
Acara yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke 113 Tahun 2021 tersebut juga dihadiri oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta disiarkan di 16  Stasiun TV, 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/kota dan dihadiri secara virtual 500 ribu orang lebih di Indonesia.
 
Benny mengatakan data “we are social” mencatat pada Januari 2021 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 202 juta jiwa atau 73% penduduk Indonesia.  Dari jumlah tersebut, 170 juta penduduk adalah pengguna aktif media sosial. Sedangkan jumlah waktu rata-rata akses internet masyarakat indonesia kini telah mencapai hampir 9 jam per hari.
 
“Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk Indonesia kini memiliki tingkat akses digital yang tinggi. Namun sayangnya belum selaras dengan tingkat literasi digital,” ungkapnya.  
 
Survei literasi digital nasional yang dilakukan kementerian Mominfo RI pada tahun 2020 menyebut indeks literasi digital indonesia masih di level sedang, dengan skor 3,47 dari skala 1 – 4. Dari seluruh sub-indeks literasi digital, baik tentang informasi dan literasi data; komunikasi dan kolaborasi; keamanan informasi atau kemampuan menggunakan teknologi belum ada yang mencapai skor 4 atau bernilai baik.
 
Menurut data dari “centre for international governance innovation (cigi) ipsos”, lembaga survey independen juga mencatat, 65% masyarakat indonesia masih percaya hoax. Angka ini menempatkan indonesia di peringkat 7 dunia sebagai negara yang paling mudah percaya hoax.
 
Sedangkan data dari “dailysocial.id” juga menyebutkan 44% masyarakat indonesia belum bisa mendeteksi berita hoax. hal ini menandakan masih rendahnya tingkat literasi digital masyarakat indonesia.
 
Dari sinilah, Kata Benny, peran vital pemerintah untuk menguatkan tingkat literasi digital masyarakat melalui berbagai cara. Di antaranya, pertama, memperkuat kemampuan identifikasi informasi hoax. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai pelatihan dan workshop untuk memberikan pemahaman juga meningkatkan kemampuan masyarakat.
 
Kedua, menghilangkan kebiasaan menaruh data pribadi di media sosial. Sebab hal ini bisa menjadi pintu masuk bagi siapapun yang berniat buruk. Ketiga, peningkatan kapasitas dan kualitas media online. Hal ini penting sebab media online yang berkualitas dapat menjadi sumber referensi terpercaya untuk melawan informasi hoax.
 
Terakhir, memperkuat regulasi dengan merevisi undang-undang informasi dan transaksi elektronik terkait Pencemaran nama baik dan ujaran kebencian serta mendorong legislasi RUU perlindungan data pribadi yang mengatur  warga sebagai pemilik data, pengendali data dan pemroses data.
 
Pemerintah Provinsi Jawa Timur sudah melakukan langkah-langkah untuk menguatkan literasi digital masyarakat,   antara lain :1.Penerbitkan peraturan gubernur tentang medsos; 2.Menggunakan komunikasi publik yang efektif dalam diseminasi informasi kebijakan pemerintah; 3.Memerangi hoax dan berita palsu; 4.Optimalisasi sinergi antar pemangku kepentingan.
 
Pada acara tersebut juga diadakan talkshow dan tanya jawab antara peserta dan penyelenggara.(ryo/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait