Sabtu, 20 April 2024

INDONESIA PALING RENTAN PERUBAHAN IKLIM

Diunggah pada : 9 September 2015 13:45:56 175

Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) menempatkan Indonesia sebagai negara di Asia yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Sedangkan Kota Surabaya berada di urutan ketiga di tanah air. Kerentanan itu meliputi kemungkinan terjadinya bencana, sensitifitas penduduk terhadap perubahan iklim.

            Demikian dikatakan Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScEs PhD melalui humas ITS salah satu pembicara pada Seminar on Climate Change yang digelar di Auditorium Pascasarjana ITS, Selasa (8/9).

            Dikatakannya, diantara penyebab terjadinya perubahan iklim tersebut yakni penggunaan energi kendaraan dan aktivitas pertanian, sehingga hal ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu di permukaan bumi memang disebabkan karena perubahan iklim yang bersifat global, meskipun tidak menutup kemungkinan secara tidak langsung, aktivitas manusia juga turut berkontribusi.

            Sementara Prof Dr Edvin Aldrian BEng MSc, Direktur Pusat Perubahan Iklim dan Kualitas Udara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, meningkatnya suhu permukaan bumi tersebut membutuhkan proses adaptasi dan mitigasi yang harus dilakukan manusia agar dapat bertahan hidup.

Di antara adaptasi yang dapat dilakukan adalah menekan laju emisi gas rumah kaca dan penghematan terhadap penggunaan energi listrik. “Kami mengamati bahwa setelah Hari Raya Nyepi di Bali, dimana tidak ada aktivitas yang menggunakan energi listrik, mampu mengurangi emisi karbondioksida sebesar 30 persen. Ini sangat luar biasa,” katanya.

            Sebagai informasi, seminar yang berlangsung sehari ini merupakan bagian dari Pesta Sains 2015 yang diselenggarakan oleh Institut Francais Indonesia (IFI) bekerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Tema “Iklim Berubah, dan Kita” ini diangkat untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai permasalahan perubahan iklim yang tengah dihadapi masyarakat dunia, serta bagaimana adaptasi dan mitigasi yang bisa dilakukan.

            Selain pembica tersebut, dihadirkan juga untuk memberikan pemahaman perubahan iklim dari berbagai perspektif keilmuan, mulai dari keilmuan Teknik Elektro, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Teknik Sipil, Arsitektur, Teknologi Kelautan, dan Pertanian.

Mereka adalah Refi Kunaefi ST MSc dari Aquo Energy Prancis, Dr Ir Ria Asih Aryani Soemitro MEng dari ITS, Dr Ir Wirawan DEA dari ITS, Dr Ir Murni Rachmawati dari ITS, serta Dr Ir Gunawan Nugroho ST MT dari ITS.(ern)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait