Kamis, 28 Maret 2024

MADURA JADI PUSAT PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI KESEJARAHAN

Diunggah pada : 8 September 2009 12:57:28 404
thumb

Pulau Madura dijadikan pusat pengembangan sistem informasi kesejarahan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI. Dipilihnya Pulau Madura sebagai pusat pengembangan karena memiliki warisan dan nilai sejarah yang tinggi utamanya pusat kerajaan Islam. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Prov Jatim, Drs Sudjono MM saat menerima rombongan Press Tour Pengembangan Sistem Informasi Kesejarahan Melalui Publikasi Warisan Sejarah Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI di Kantor Gubernur Jatim Jl Pahlawan Surabaya, Selasa (8/9) mengatakan, Indonesia merupakan negara yang besar dengan mayoritas masyarakatnya beragama Islam. Kerajaan Sumenep di Pulau Mudra merupakan salah satu kerajaan Islam dari berbagai kerajaan Islam di Nusantara. Hal ini menjadi bukti, bahwa Sumenep merupakan salah satu wilayah yang memiliki nilai historis dalam sejarah yang tinggi dalam dunia Islam.Menurutnya, sejarah Sumenep jaman dulu diperintah oleh seorang raja. Ada 35 raja yang telah memimpin kerajaan Sumenep. Sekarang dipimpin oleh seorang bupati dan telah ada 14 bupati yang memerintah di Sumenep. Salah satu tokoh Madura yang populer dalam sejarah adalah Adipati Arya Wiraraja yang dilantik sebagai Adipati pertama Sumenep pada 31 Oktober 1269 yang sekaligus bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Sumenep.Secara umum, pria kelahiran Desa Nangka Jawa Timur ini memiliki pribadi dan kecakapan yang baik. Ia dikenal sebagai pakar dalam ilmu penasehat/pengatur strategi, analisanya cukup tajam, dan terarah. Jasa yang pernah dipernah Arya Wiraraja, mendirikan Majapahit bersama Raden Wijaya dan menghancurkan tentara Cina/Tartar sekaligus mengusir dari tanah Jawa. Dalam usia 35 tahun, ia menjabat Demang Kerajaan Singosari yang kemudian akhirnya menjadi Adipati Kerajaan Sumenep. ”Sedikit ringkasan cerita singkat Kerajaan Sumenep ini diharapkan akan mampu memberi khasanah akan sejarah Indonesia,” ujarnya. Karena itu, kepada peserta press tour diharapkan mampu menggali nilai sejarah itu agar tetap ada dan terus berkembang, sehingga dunia pariwisata di Jawa Timur dapat tergali semakin meningkat dan terus berkembang pula. Saat ini, Jatim dalam situasi kondusif dan aman. Ini terbukti dengan keberhasilan melaksanakan Pemilihan Gubernur hingga tiga tahap dan Madura merupakan kunci keberhasilan tersebut karena menentukan dalam pemilihan gubernur terpilih 2009-2014. Dengan adanya Pengembangan Sistem Informasi Kesejarahan Melalui Publikasi Warisan Sejarah, diharapkan akan mampu mengurangi angka pengangguran di Jatim. ”Silahkan lakukan publikasi warisan sejarah dengan baik, asal tidak mengurangi nilai sejarah yang ada dan tidak mengurangi nilai adat ketimuran yang selama ini menjadi kultur bangsa Indonesia,” tambahnya. Kepala Sub Direktorat Nilai Sejarah Dirjen Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, Dra Sri Suharni MM selaku ketua rombongan mengatakan, kegiatan Press Tour Pengembangan Sistem Informasi Kesejarahan Melalui Publikasi Warisan Sejarah dimaksudkan untuk meningkatkan peran media cetak dan elektronika dalam menyebarluaskan informasi nilai-nilai sejarah di wilayah Madura melalui publikasi media cetak dan elektronika. Tujuan yang ingin dicapai, meningkatkan kepedulian masyarakat pers terhadap penyebarluasan nilai-nilai sejarah, meningkatkan apresiasi masyarakat pers di bidang kesejarahan. Terlaksananya publikasi situs dan benda yang mempunyai nilai sejarah, meningkatnya rasa cinta terhadap peninggalan-peninggalan sejarah, serta menyebarluaskan informasi peninggalan sejarah di Pulau Madura. Adapun manfaat yang bisa diperoleh, mengetahui peranan dan fungsi peninggalan sejarah di Pulau Madura, sehingga mampu meningkatklan pengetahuan dan pengalaman masa lalu, yang dapat dijadikan sebagai pelajaran dan pedoman untuk berbuat yang lebih baik pada masa kini dan masa mendatang. Lingkup kegiatan dan daerah yang akan dikunjungi, yakni Sumenep meliputi Benteng Peninggalan Belanda, Gedung Sentral Garam, Makam Asta Tinggi, Masjid Jami dan Keraton Sumnep. Pamekasan, meliputi kompleks Makam Astadjaja/Panembahan Ronggo Sukowati, Buju Gayam, Makam Batu Ampar dan Makam Kosambi. Sampang, meliputi Makam Ratu Ibu, Makan Panji Laras, Makam Sento Merto, Sumur Daksan. Bangkalan, meliputi Makam Blega, Museum Bangkalan, Mercusuar 1879, Makam Agung Aros Baya, dan Makam Aermata Ibu. Kegiatan yang dilaksanakan pada 8-11 September tersebut diikuti peserta dari media cetak yakni Kompas, Media Indonesia, Tempo, Republika, Majalah Potret Desa, Jawa Pos, Harian Pos, Harian Bangsa, Media Nusantara, Suara Nasional, Surabaya Post, Bidik, Jatim Pos, Bhirawa, Radar Madura, Teropong, Suara Jatim, dan Berita Antara. Sementara media elektronika, yakni TVRI Pusat, JTV Surabaya, Madura Channel, Madura Citra TV, RRI, Radio Gelora Sumenep, dan Nada FM.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait