Jumat, 20 September 2024

Sungai Welang Terus Jadi Perhatian Pemprov Jatim

Diunggah pada : 15 Juli 2024 23:54:08 98
Sungai Welang. Fotio: dok PU SDA Jatim

Jatim Newsroom - Keberadaan beberapa sungai di Kabupaten dan Kota Pasuruan menjadi perhatian Provinsi Jawa Timur, salah satunya sungai Welang yang memiliki Panjang aliran 40,09 km.

Sungai yang memiliki 57 anak sungai ini merupakan salah satu dari beberapa sungai besar yang berada di Kabupaten Pasuruan. Sungai Welang seringkali meluap dan mengakibatkan banjir ketika musim hujan. Banjir merupakan akibat dari aliran air yang cukup deras disertai meterial sedimen dari hulu yang kemudian mengendap pada alur sungai yang landai atau pada ruas sungai yang melebar, secara berangsur-angsur menyebabkan pendangkalan pada beberapa titik alur sungai.

Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Belanda dibawah MoU keairan (MoU Water), terus berkolaborasi untuk mengatasi tantangan air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Welang di Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. 

Kerja sama ini dimulai pada tahun 2020 dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, dan saat ini telah memasuki tahap kedua. mengadopsi pendekatan banyak pemangku kepentingan, yang dipandu oleh tiga prinsip utama, yaitu :

Sungai Welang Pasuruan. Foto: istimewa

  • Mencapai Hasil Kreasi Bersama yang Praktis: Memastikan solusi yang dihasilkan sesuai dengan kerangka kerja air di Indonesia
  • Menciptakan Solusi yang Dapat Ditiru: Mengembangkan solusi yang dapat diimplementasikan tanpa dukungan eksternal yang substansial.
  • aMemobilisasi Sumber Daya Lokal: Membina lingkungan di mana sumber daya lokal dimanfaatkan untuk solusi bersama.

Keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan diyakini dapat memicu antusiasme masyarakat setempat. Banyak masyarakat yang menyatakan ketertarikannya untuk mereplikasi infrastruktur serupa di tempat mereka sendiri, didorong oleh kesadaran bahwa inisiatif ini dapat dilakukan dengan bahan-bahan yang tersedia secara lokal.

Imam, selaku manajer perkebunan teh, melalui humas PU SDA Jatim, Senin (15/7/2024) menjelaskan, sebelumnya ia menerapkan gully plug/terucuk ini dan berhasil, namun biasanya ada limpasan air setelah hujan turun, sehingga dirinya tidak bisa melewati jalan-jalan kecil di perkebunan.

Oleh karena itu dilakukan kerja sama dengan instansi lain, antara lain dengan Universitas Malang terkait langkah-langkah yang diimplementasikan, sedang diamati untuk mengumpulkan data dasar tentang volume limpasan, pengaruh gully plug yang ada, sedimentasi, dan laju infiltrasi.(red)

#Dinas PU SDA Jatim