Jumat, 20 September 2024

Kemenko Marves RI Sampaikan Persiapan Penyelenggaraan World Water Forum ke-10

Diunggah pada : 9 Januari 2024 20:02:50 104
Tangkapan layar gambar, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti saat menyampaikan persiapan penyelenggaraan WWF ke-10 secara daring, Selasa (9/1/2024).

Jatim Newsroom – Pasca terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves RI) menyampaikan persiapan penyelenggaraan WWF ke-10 bertajuk ‘Water Security and Prosperity’ yang akan digelar di Bali pada Mei 2024 mendatang. 

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti, menyampaikan, Indonesia mendapat kepercayaan dari internasional untuk menjadi tuan rumah dari agenda WWF 2024 ke-10, pada 18 hingga 24 Mei 2024 di Bali Nusa Dua Convention Center.

“Kegiatan ini adalah suatu forum internasional yang pendekatannya sangat komprehensif, tidak hanya komponen dari sisi tematik tapi juga ada regional dan political program. Target peserta yang mengikuti nantinya kami undang sekitar 30 ribu orang, dan bapak Presiden sedang proses akan mengundang 32 kepala negara, 190 menteri, dan 250 organisasi. Selain itu, kerja sama dalam kegiatan ini nanti cukup banyak dari berbagai organisasi internasional dan beberapa sektor,” jelas Nani, pada konferensi pers yang berlangsung secara daring, Selasa (9/1/2024). 

Untuk penyelenggaraan WWF ke-10 2024, Nani mengungkapkan, Presiden sudah mengeluarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 2023, tentang Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 Tahun 2024. Di dalamnya, ditetapkan sebagai ketua adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan ketua hariannya adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Menteri PUPR. 

“Sebagai penguatan, Menko Marves RI juga mengeluarkan Kepmenko Marves Nomor 184 Tahun 2023 tentang Tim Kerja Pendukung Panitia Nasional Penyelenggara WWF Ke-10 Tahun 2024. Dimana kita perlu juga merlibatkan menteri lainnya yang turut mengampu isu air,” ungkap Nani. 

Adapun tema yang dibahas dalam WWF ke-10 nantinya, Nani menerangkan, ada enam sub tema, yakni Water Security and Prosperity, Water for Humans and Nature, Disaster Risk Reduction and Management, Governance Cooperation and Hydro-diplomacy, Sustainable Water Finance, Knowledge and Innovation. “Setelah itu juga ada empat pembahasan regional, yaitu Asia Pasifik, Amerika, Mediterania, dan Afrika,” terang Nani. 

Dari keenam sub tema tersebut, Nani menekankan tiga tema utama adalah Water Security and Prosperity, Water for Humans and Nature, Disaster Risk Reduction and Management, karena tema-tema ini diharapkan menghasilkan aksi-aksi konkret di lapangan. “Itu juga sesuai arahan Presiden yang menekankan agenda penting, yakni upaya konservasi air, ketersediaan air bersih dan sanitasi, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam,” tukas Nani. 

Nani menuturkan, target output atau keluaran dari hasil forum WWF ke-10 ini nantinya adalah berupa Ministerial Declaration (MD). “MD ini sebagai living document dan legacy dari WWF -10 dengan tema ‘Water for Shared Prosperity’, yang memuat enam tema global yang dibahas dalam forum nantinya,” tuturnya. 

“Selain itu, nantinya juga ada tiga hal yang diusulkan Indonesia dalam pembahasan forum WWF. Pertama,  water services funding to mitigate change-induced water-related disaster in the Archipelagic and Island States. Kedua, pembentukan Centre of Excellence on Water and Climate Resilience, dan ketiga pengusulan World Lake Day,”sambung Nani. 

Saat ini, Nani membeberkan, proses pendaftaran peserta baru beberapa minggu dibuka dan baru ratusan yang mendaftar. Sedangkan untuk kepala negara, dikatakan Nani, undangannya masih belum didistribusikan, karena memang baru didapati pada minggu ke empat Desember 2023 memutuskan 32 kepala negara mana saja yang diundang. 

“Kriteria negara yang diundang, pertama adalah negara yang memiliki kerja sama di bidang air dengan Indonesia, kedua adalah negara yang sering mengangkat isu air di internasional, dan ketiga untuk diplomasi Indonesia secara strategis. Mudah-mudahan undangannya bisa segera didistribusikan, namun sebenarnya ada juga beberapa negara yang sudah menyampaikan komitmen untuk hadir ke WWF ke-10, seperti China, UAE, Jepang, dan Korea,” bebernya. 

Dalam penyelenggaraan WWF ke-10 ini, Nani menerangkan, pihaknya menyiapkan showcase atau hal yang siap ditunjukkan sebagai keunggulan Indonesia dalam konteks pengairan seperti Museum Subak di Bali. 

“Kita akan menujukkan program upaya perbaikan untuk sungai seperti perbaikan kualitas air Sungai Citarum. Dengan program ini kualitas air Sungai Citarum tercemar berat menjadi tercemar ringan dan kita akan terus meningkatkan sampai angkanya di 51. Itu adalah contoh program yang akan diperkenalkan dalam pembahasan dalam forum WWF,” pungkasnya. 

Nani berharap, penyelenggaraan WWF ke-10 ini nantinya akan berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat sukses menghasilkan solusi dari isu-isu terkait air yang dibahas dalam forum WWF ke-10. (vin/s) 

#World Water Forum #Kemenko Marves #WWF