Jumat, 20 September 2024

Dinkes Jatim Gelar Rakor Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat ‘Tim Pembina Pesantren Sehat’

Diunggah pada : 6 Februari 2024 22:33:38 161
Seluruh peserta rakor Program Promosi Kesehatan (Promkes) dan Pemberdayaan Masyarakat ‘Tim Pembina Pesantren Sehat’ saat sesi foto bersama di Ruang Teater, kantor Dinkes Jatim, Surabaya, Selasa (6/2/2024). Foto: Dok. Humas RSUD Haji Jatim

Jatim Newsroom – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) menggelar Pertemuan Koordinasi Program Promosi Kesehatan (Promkes) dan Pemberdayaan Masyarakat ‘Tim Pembina Pesantren Sehat’, di Ruang Teater, kantor Dinas Kesehatan Jatim, Selasa (6/2/2024). 

Rakor yang bertujuan untuk menyusun rencana kerja dan menentukan lokus irisan pembinaan pesantren sehat ini, dibuka dan dipimpin oleh Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim dr. Waritsah Sukarjiyah. Turut hadir memaparkan materi, Ketua Kelompok Kerja Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, seorang Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli Muda, Malik Afif.  

Rakor diikuti oleh anggota Tim Pembina Pesantren Sehat di lingkup Pemprov Jatim, meliputi perwakilan MUI Jatim, Biro Kesra, FKM Unair, FKes Unusa, DLH, Dinas Cipta Karya, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, Dinas Kominfo, Dinas Pertanian, Baznas Jatim, Forum CSR Jatim, PW Aisiyah Jatim, RS Haji dan Lintas Program Kesling, KGM hingga Farmasi. 

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim, dr. Waritsah Sukarjiyah, menyampaikan, belum semua masyarakat di Provinsi Jawa Timur menggunakan jamban sehat. “Hingga saat ini ada 30 Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang sudah ODF. Dan 8 Kabupaten/Kota lainnya,  perlu dikejar untuk mencapai ODF termasuk dari peran kita Tim Pembina Pesantren Sehat,” kata dr. Waritsah. 

Sementara itu, dalam paparan materinya, Malik menyebutkan, berdasakan data dari Promkes Kab/Kota Dinkes Jatim, tahun 2023 jumlah Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Jawa Timur tercatat sebanyak 4.249. “Dan 1.527 Pos Kesehatan Pesantren atau Poskestren, dengan jumlah santri tercatat sebanyak 848.743 santri,” sebut Malik.

Lebih lanjut, Malik mengungkapkan, tahun 2024 ini Dinkes Jatim juga berencana untuk melakukan pendampingan Santri Jatim Sehat dan Berkah atau disingkat BK Sajadah dengan 3 Ponpes di 33 Kabupaten/Kota pada Provinsi Jawa Timur. 

“Program Sajadah ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas Poskestren, guna menghasilkan kebijakan pondok pesantren berwawasan kesehatan, meningkatkan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah atau TTD pada santriwati, melaksanakan inspeksi kesehatan lingkungan secara mandiri, serta melaksakanan skrining TBC dan kesehatan jiwa,” ungkapnya. 

Pendampingan pesantren sehat 2024 ini, Malik menerangkan, lebih dikhususkan untuk pesantren yang belum pernah didampingi sebelumnya yang memiliki Poskestren berstrata Pratama/Madya dan klasifikasi PHBS belum mencapai klasifikasi IV. “Hal tersebut, juga sekaligus dijadikan sebagai lokus pembinaan Tim Pembina Pesantren Sehat Provinsi,” terang Malik. 

Selain Pendampingan BK Sajadah oleh Dinkes Jatim, Malik menyampaikan, terdapat juga program lain yang dicanangkan oleh MUI Jatim. “Yaitu Pencegahan Pernikahan Dini untuk pencegahan AKI AKB di Ponpes yang terfokus pada tiga wilayah kabupaten, yang meliputi Probolinggo, Bondowoso, Banyuwangi, dengan bentuk kegiatan berupa pembinaaan dan edukasi,” pungkas Malik. 

Diketahui, selain MUI dan Dinkes Jatim, sejumlah peserta rapat yang hadir juga turut menyampaikan rencana program kerja yang ingin mereka usung demi mewujudkan pesantren sehat 2024 ini. (vin-div/s)

#rakor #Dinkes Jatim #Tim Pembina Pesantren Sehat