Jumat, 20 September 2024

Permudah Akses Warga

BBPJN Jatim – Bali Selesaikan Pembangunan Jembatan Gantung Tegalsari Ponorogo

Diunggah pada : 27 Agustus 2024 12:08:37 94
Jembatan Gantung Tegalsari Ponorogo di foto dari foto drone. (Dok. BBPPJN Jatim - Bali)

Jatim Newsroom - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali telah menyelesaikan pembangunan infrastruktur kerakyatan berupa Jernbatan Gantung di Desa Tegalsari Ponorogo. Pembangunan jembatan gantung ini, dilaksanakan secara bersamaan dengan dua jembatan gantung lainnya, yaitu Jembatan Gantung Pragak di Kabupaten Magetan dan Jembatan Gantung Gedangan di Kabupaten Ponorogo.

Kepala BBPJN Jatim - Bali, Rakhman Taufik menjelaskan bahwa pembangunan ketiga jembatan gantung tersebut merupakan bagian dari paket Pembangunan Jembatan Gantung Jawa Timur III yang didanai oleh APBN tahun anggaran 2023. "Pembangunan Jembatan Gantung Tegtalsari bersama dua jembatan lainnya termasuk kedalam paket Pembangunan Jembatan Ciantung Jawa Timur tersebut yang dilaksanakan pada tahun 2023. Pembangunan ketiga jembatan gantung yang memiliki bentang 80 meter tersebut dilaksanakan sejak Juni 2023 dan selesai dibangun pada akhir tahun 2023," kata Rakhman dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/8/2024).

Lebih lanjut, Rakhman menjelaskan pada tahun 2016 hingga tahun 2024, Kementerian PUPR melalui BBPJN Jawa Timur-Bali telah membangun lnfrastruktur kerakyatan berupa jembatan gantung 80 jembatan yang tersebar di Provinsi Jawa Timur dan Bali guna memberikan kemudahan bagi masyarakat di pedesaan. “Hadirnya jembatan gantung di desa tegalsari tersebut mempermudah dan mempersingkat waktu serta jarak tempuh warga menuju sekolah, pasar, tempat kerja, serta mengurus surat administrasi ke kelurahan dan kecamatan,” pungkasnya

Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 2.3 Provinsi Jatim, Surya Adiguna mengatakan keberadaan jembatan Gantung Tegalsari di Kabupaten Ponorogo memiliki keunikan tersendiri karena tidak hanya menghubungkan dua wilayah secara fisik, melainkan juga mempererat hubungan sosial dan keagamaan antara komunitas yang tinggal di sekitarnya.

Jembatan Gantung Tegalsari memiliki nilai budaya dan religi yang tinggi karena menghubungkan dua masjid bersejarah di Kabupaten Ponorogo, yaitu Masjid Baiturrahrnan Setono dan masjid Jami Tegalsari. Kedua masjid tersebut didirikan oleh tokoh-tokoh besar, seperti Kiai Donopuro dan Kiai Ageng Muhamrnad Besani yang memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan pesantren di Nusantara. "Karena keunikan di bidang budieya dan religi tersebut, maka Jembatan Gantung Tegalsari dijuluki sebagai Wot Gandul atau Jembatan Gantung Shirotol Mustaqim oleh warga sekitar," ungkap Surya.

Selain kemudahan menuju situs religi, masyarakat di Desa Tegalsari juga merasakan manfaat lain dari keberadaan jembatan gantung ini. Romdoni, warga Desa Tegalsari menuturkan jembatan gantung tersebut dapat menyatukan Desa Tegalsari yang terpisah oleh sungai. "setelah adanya jembatan ini, otomastis tetap jadi satu, nyambung dalam kesatuan Desa Tegalsari." ungkapnya.

Senada dengan Romdoni, Anik Murosida yang juga warga Desa Tegalsari, mengungkapkan rasa syukur dan kelegaannya atas pembangunan jembatan gantung ini. "Dengan adanya jembatan gantung, menjadi lebih mudah untuk ke sekolah. Sangat membantu dan memudahkan kami sebagai wali murid, sehingga anak kami ke sekolah menjadi dekat, aman, dan nyaman," jelasnya. (pca)

#BBPJN