Walikota Surabaya Terima Peserta Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting

Jatim Newsroom- Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menerima Peserta Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi Jawa Timur 2023, di Ruang Sidang balai Kota, Selasa (17/10/2023).
Dalam paparannya, Walikota Eri menampilkan upaya percepatan penurunan stunting kota Surabaya, Revalensi balita stunting berdasarkan data penimbangan Kota Surabaya 2018 sampai dengan 2022. "Tercatat pada 2018 mencapai 8,92%, 2019 mencapai 8,54% dan 2020 mencapai 7,18%, tahun 2021 mencapai 4,502% dan 2022 mencapai 1,50%," katanya.
Upaya ini didukung aksi konvergensi yang dilakukan civitas akademi, Taman penggerak PKK, RT RW. Baznas, orang tua asuh, dan pendamping keluarga Bunda PAUD dan CSR. Sedangkan Gambaran umum Surabaya tercatat populasi di Surabaya mencapai 2.987. 863 jiwa. Dari jumlah itu, sebanyak 157.119 jiwa merupakan balita usia 0 sampai 4 tahun.
Jumlah stunting di Kota Surabaya tercatat mengalami penurunan dari tahun ke tahun. pada 2020 jumlah balita stunting di Surabaya sebanyak 12.788. pada 2021 menurun menjadi 6.722 dan kondisi penurunan juga terjadi tahun 2022 dengan jumlah balita stunting sebanyak 1.954. "Hingga akhir September 2023 jumlah balita stunting di Surabaya sebanyak 467," ucapnya.
Persentase penduduk miskin di Kota Surabaya pada tahun 2021 mencapai 5,23 sedangkan tahun 2022 mencapai 4,72. untuk angka kematian ibu, pada 2021 sebanyak 17 orang dan pada 2022 sebanyak 16 orang.
Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan beberapa kegiatan untuk menurunkan angka stunting, yakni pengelolaan pelayanan kesehatan gizi masyarakat di 63 Puskesmas, pengelolaan pelayanan kesehatan ibu hamil, bimbingan teknis, dan survensi pengembangan dan pelaksanaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, pengelolaan pelayanan kesehatan pada usia produktif pelayanan kesehatan penyakit menular dan tidak menular, pengelolaan pelayanan kesehatan lingkungan pengelolaan surveillans kesehatan serta pengadaan obat, vaksin.
Salah satu program andalan Kota Surabaya dalam aksi konvergensi yakni rembug stunting. pada Tahun 2022 dilaksanakan di gedung gorvensional dengan dihadiri 400 rembuk stunting dilaksanakan oleh pemerintah kota Surabaya untuk melakukan konfirmasi sinkronisasi dan sinergisme pelaksanaan penanggulangan stunting di Kota Surabaya pada tahun 2023
Aksi selanjutnya yang dilakukan pemerintah Kota Surabaya adalah pembuatan regulasi penurunan stunting yang pertama peraturan daerah kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2017 tentang upaya kesehatan, kedua Peraturan Walikota nomor 14 tahun 2019 tentang pelaksanaan pembuatan Jamban di Kota Surabaya, ketiga Peraturan Walikota nomor 11 tahun 2017 tentang petunjuk teknis pemberian makanan tambahan bagi peserta didik Pendidikan Anak Usia Dini terpadu di Kota Surabaya, keempat Peraturan Walikota nomor 5 tahun 2019 tentang perubahan atas peraturan Walikota Surabaya Nomor 9 tahun 2015 tentang jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang dibiayai anggaran pendapatan dan belanja daerah kota Surabaya, kelima Peraturan Walikota nomor 45 tahun 2020 tentang pedoman pelaksanaan pemberian jaminan persalinan di Kota Surabaya, keenam Peraturan Walikota nomor 79 Tahun 2022 tentang percepatan penurunan stunting di Kota Surabaya, ketujuh keputusan walikota Surabaya Nomor 188.45/94/436.1.2/2022 tentang tim pelaksanaan kegiatan bidang kesehatan masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan yang terakhir keputusan walikota Surabaya Nomor 100.3.3.3/62/436.1.2/2023 tentang tim percepatan penurunan stunting Kota Surabaya
Surabaya juga menyiapkan pembinaan kader pembangunan manusia pendampingan penurunan stunting oleh kader Surabaya hebat dan tim pendampingan keluarga hingga saat ini Surabaya mempunyai kader Surabaya hebat sebanyak 28.237 dan tim pendamping keluarga sebanyak 6.642. (hjr)
Berita Terkait
Pemkab Probolinggo Gelar Review Aksi Kon...

STKIP Bina Insan Mandiri Surabaya Bantu...
.jpeg)
Pemkot Mojokerto Gerakan Serentak OPD Pe...

Lamongan Kampanye ASI Eksklusif dan Zero...

Berhasil Turunkan Stunting, Lamongan Dap...
