Jatim Newsroom - Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya atau biasa disebut Petra Christian University (PCU) kini memiliki program pembelajaran baru, yakni bernama 'Interactive Media dan Imagineering' yang disingkat dengan IMI. Program baru pembelajaran tersebut berada di bawah naungan Communication Science Department - Faculty of Humanities and Creative Industries (FHIK) PCU.
Momen peluncuran program IMI dilakukan oleh Rektor PCU Prof. Djwantoro Hardjito, pada Jumat (20/9/2024) di Amphitheatre lantai 2 Gedung Q, Kampus Timur PCU Surabaya. Dengan mengusung tema 'Enchanted Wonderland: A Journey into the World of Interactivity and Imagination', agenda peluncuran dimeriahkan oleh demonstrasi langsung yang menunjukkan proses mengubah objek realistis menjadi avatar digital animasi.
Saat ditemui di sela-sela acara, Dekan FHIK PCU Dwi Setiawan menyampaikan, program IMI itu merupakan program kolaborasi antar prodi dan program di bawah FHIK PCU. Diterangkannya, Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif itu mencakup paling tidak tiga bidang keilmuan yaitu ilmu komunikasi, desain, dan bahasa dan sastra.
"Jadi dari prodi dan program ini saling berkolaborasi, menemukan titik temu untuk menghasilkan program baru yang disebut Interactive Media and Imagineering itu. Artinya di program ini, mahasiswa bisa belajar berbagai macam kompetensi dari prodi dan program yang sangat banyak di Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif," jelas Dwi.
Dalam program IMI, Dwi menjelaskan, FHIK PCU mengembangkan experienced-based communication dengan mengandalkan interactive media, mixed-reality, dan kemampuan membuat imajinasi kreatif menjadi karya nyata. "Ini merupakan respons terhadap semakin tingginya kebutuhan kreatif di bidang media interaktif,” jelas Dwi.
Dengan diresmikannya program IMI, Dwi mengatakan, PCU juga akan beraliansi dengan program-program sejenis yang sudah ada di luar negeri. Terlebih diungkapkannya, program IMI masuk menjadi suatu pembelajaran di suatu kampus universitas merupakan yang pertama di Indonesia, sementara di luar negeri program ini merupakan sesuatu yang sudah cukup populer.
"Jadi salah satunya kerjasama strategi kami adalah dengan program sejenis dari Assumption University of Thailand. Dengan program Interactive Media di UK juga akan beraliansi, dengan begitu, saya kira ini adalah masa keemasan industri kreatif di Indonesia," ungkap Dwi.
Hasil dari mahasiswa yang telah belajar pada program IMI di PCU ini nantinya, Dwi mengatakan, para lulusan mahasiswa bisa menjadi desainer untuk komunikasi berbasis pengalaman, yang bukan hanya komunikasi dan media pasif, tetapi mereka dapat mengalaminya secara langsung.
"Mereka juga bisa menjadi konsultan, jadi tidak harus mendesain langsung sebagai profesional. Mereka bisa memberikan konsultasi untuk industri-industri yang membutuhkan," ujar Dwi.
"Misalkan untuk peluncuran atau pengenalan sebuah produk, itu kan ada interaksi di situ, mengalami langsung produknya, mendesain, dan seterusnya. Lalu juga ada industri hiburan, seperti taman hiburan, theme park, amusement park, itu kan menggabungkan antara yang virtual dengan yang fisikal itu salah satu kelebihannya," sambung Dwi.
Dwi mengatakan, Program IMI ini menjadi bukti komitmen PCU dalam meningkatkan kualitas lulusan agar sesuai dengan kebutuhan dunia industri yang terus berkembang. “Harapannya, para lulusan IMI dapat menjadi insan komunikasi yang berkontribusi dalam memajukan industri kreatif di Indonesia maupun dunia,” harapnya.
Sementara itu, Head of Communication Science Department atau Kaprodi Ilmu Komunikasi PCU, Jandy Edipson Luik menyebutkan, IMI merupakan program kolaborasi lintas bidang di dalam FHIK.
"IMI dirancang untuk memberikan pengalaman komunikasi yang lebih interaktif dan imersif, sejalan dengan perkembangan komunikasi yang kini sudah multi-ruang dan multi-wadah,” kata Jandy.
Berbekal hal itu, lanjut Jandy, setiap mahasiswa di FHIK PCU diharapkan akan memiliki kompetensi dalam bidang Human Communication, Creative & Digital Communication, dan Communication Research. “Terutama di Program IMI, para lulusannya bisa menjadi Mixed-Reality Experience Designer, Experiential Activation Specialist, Interactive Media Specialist, dan lainnya,” pungkas Jandy.
Dalam acara, panitia juga menyelenggarakan Live Demo bertajuk 'Crafting a Digital Avatar: From Reality to Augmented Reality' oleh seorang Digital Artist & Animator Jacky Cahyadi, dan seorang Game Designer & 3D Visual Artist Adhicipta Raharja Wirawan. Keduanya, secara langsung menunjukkan proses mengubah obyek realistis menjadi avatar digital animasi yang hidup.
Selain live demo, acara juga dimeriahkan dengan berbagai aktivitas menarik, yakni, Interactive Projection Mapping yang merupakan pertunjukan visual dengan memanfaatkan teknologi proyeksi. Lalu ada pula Virtual Reality (VR) Experience, yang menawarkan pengalaman imersif memungkinkan para peserta menjelajahi dunia virtual, serta ada Interactive and Fun Games dan Chit Chat Session. (vin/hjr)