Jatim Newsroom - Mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM), menggagas solusi permasalahan terkait krisis tanaman bumbu dapur yang berada di Desa Sumbermanjing Kulon, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Tim yang berjumlah empat mahasiswa dari Fakultas Hukum tersebut berhasil lolos seleksi PKM-PM dan nantinya akan siap berkompetisi di Pimnas ke-36 di Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat pada akhir November 2023.
Tim PKM Ladang Berbagai Bersama yang akan mengikuti kompetisi Pimnas di Universitas Padjadjaran, Bandung. Keempat mahasiswa yang berasal dari Fakultas Hukum tergabung dalam “Tim Ladang Berbagi Bersama” tersebut diketuai oleh Shalsa Bila Agustina (FH 2022) beranggotakan Dhenasya Sukma Hardaningtyas (FH 2021), Sinatrya Vian Firdaus (FH 2022), dan Nico Ari Wijaya (FH 2022). Selama mengikuti kompetisi Pimnas 2023 mereka dibimbing oleh Rumi Suwardiyati, S.H., M.Kn. dan Daru Adianto, S.H., M.T.
Dalam kegiatan tersebut mereka mengangkat gagasan untuk mengatasi masalah kritis tanaman bumbu dapur dengan cara memberikan edukasi pemanfaatan lahan serta proses pengelolaan lahan yang ada di Desa Sumbermanjing Kulon. Fokus pengelolaan yang mereka kenalkan kepada masyarakat Sumbermanjing Kulon adalah tanaman yang sering dimanfaatkan untuk bumbu-bumbu dapur, yakni tanaman cabai, bawang putih, dan bawang merah. Dipilihnya tanaman bumbu dapur karena menurut Tim PKM masyarakat Sumbermanjing Kulon memiliki pengetahuan yang kurang dalam mengelola lahan pertanian.
Alasan lainnya, yakni Desa Sumbermanjing Kulon merupakan wilayah dataran rendah yang sering mengalami banjir, berada di area pegunungan kering, dan kebanyakan wilayahnya adalah tanah yang tidak subur, sehingga menurut Tim PKM desa tersebut cukup sulit untuk ditanami bumbu dapur. Padahal Desa Sumbermanjing Kulon menjadi salah satu desa di Kabupaten Malang yang memiliki potensi lahan sangat luas karena banyaknya lahan kosong yang ada di sekitar rumah warga, namun lahan tersebut kurang dimanfaatkan dengan baik lantaran minimnya pengetahuan pengelolaan lahan yang menggunakan metode tertentu guna menghasilkan tanaman buah ataupun sayur-sayuran.
Berdasarkan kondisi tersebut, para mahasiswa menilai dibutuhkan upaya yang disesuaikan antara kondisi geografis dan serta potensi masyarakat desa setempat untuk mengembangkannya. Melihat permasalahan tersebut Tim Ladang Berbagi Bersama menggagas untuk mengenalkan salah satu tanaman cabai yang sangat pedas, yaitu cabai katokkon (Capsicum annum L.var.sinensis) yang berasal dari Tana Toraja.
Setelah melakukan eksperimen yang melibatkan warga setempat dengan menggunakan metode vertikultur, diperoleh hasil tanaman tersebut dapat tumbuh dan berbuah dengan baik. Diketahui tanaman tersebut merupakan cabai pertama yang berhasil tumbuh di Jawa Timur.
Dengan adanya kegiatan edukatif yang dilakukan Tim Ladang Berbagi Bersama diharapkan Desa Sumbermanjing Kulon dapat menjadi desa dengan ketahanan pangan rumah tangga yang kuat sekaligus menjadi desa percontohan dalam mengentaskan krisis pangan. Konsep pertanian berkelanjutan yang ditawarkan oleh Tim Ladang Berbagi Bersama adalah melalui metode penanaman vertikultur khususnya mengenai tanaman bumbu dapur. Melalui metode tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk menggali potensi pertanian atau perkebunan masyarakat desa.
Kariyuti, selaku Kepala Desa Sumbermanjing Kulon, Selasa (14/11/2023) mengungkapkan, perasaannya mengenai kedatangan Tim PKM-PM Ladang Berbagi Bersama. Menurutnya kedatangan mahasiswa PKM dari Universitas Brawijaya sangat membantu meningkatkan keterampilan warga desa terkait metode penanaman cabai dan bawang merah menggunakan metode vertikultur yang baru mereka ketahui. Ia mengungkap melalui metode vertikultur terbukti sangat efektif dalam mengembangkan model penanaman tanaman bumbu dapur. Dengan begitu Kariyuti berencana akan melanjutkan dan mengembangkan program yang telah dimulai mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut. Harapannya semoga dengan rencana pengembangan tersebut Desa Sumbermanjing Kulon dapat menjadi desa percontohan (role model) bagi desa-desa lainnya.
Bambang, selaku Ketua Karang Taruna Lentera Karya Sumbermanjing Kulon juga berencana membantu mengembangkan program yang telah diinisiasi mahasiswa Tim Ladang Berbagi Bersama. Karena menurutnya program tersebut apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik akan mendatangkan nilai tambah bagi masyarakat Desa Sumbermanjing Kulon.
“Teman teman PKM-PM sudah melakukan sosialisasi dan sangat membantu, mudah-mudahan ke depan tanaman yang dibimbing oleh (mahasiswa) PKM-PM ini ada keberlanjutan dan membawa nilai tambah bagi masyarakat Sumbermanjing Kulon,” ungkap Bambang kepada Tim Ladang Berbagi Bersama.
Shalsa sebagai Ketua Tim juga berharap besar, program yang mereka kenalkan kepada masyarakat memiliki dampak keberlanjutan hingga manfaat ekonomis. Menurutnya, outcome yang hendak diwujudkan oleh Tim Ladang Berbagi Bersama adalah terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat desa yang diperoleh dari tanaman bumbu dapur seperti cabai dan bawang merah. Selain itu Shalsa juga berharap kedepannya masyarakat desa memiliki kemandirian untuk mengembangkan keterampilan menanam dengan metode vertikultur yang mereka gagas.
“Kami memiliki harapan besar atas keberlanjutan terkait program Ladang Berbagi Bersama untuk dapat terus bermanfaat bagi warga di Desa Sumbermanjing Kulon dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan bahan pokok, yaitu cabai dan bawang merah, serta dapat mengembangkan keterampilan dalam menanam dengan metode vertikultur yang telah kami bimbing,” ungkap Shalsa.
Program yang dilakukan Tim Ladang Berbagi Bersama tersebut telah berlangsung selama enam minggu mulai dari tanggal 1 Juli 2023 sampai 15 Oktober 2023 dengan total sepuluh kali kunjungan. Selama itu pula Tim Ladang Berbagi Bersama terus berusaha untuk memberdayakan masyarakat desa Sumbermanjing Kulon untuk mengembangkan potensi perekonomian desa. (jal/hjr)