Tanggapi Tragedi Tenggelamnya Siswa SMP, Pj. Gubernur Jatim Evaluasi Program Study Tour

Diunggah pada: 31 Januari 2025 10:20:23 416
thumb
Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono saat takziah di rumah salah satu korban terseret ombak di Kota Mojokerto. Foto : Humas Prov. Jatim

Jatim Newsroom - Pasca kejadian tenggelamnya empat orang siswa SMP Negeri 7 Kota Mojokerto tempo hari akibat terseret ombak Pantai Drini Kabupaten Gunung Kidul, Pj. Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menanggapi, bahwa pihaknya akan mengevaluasi program-program study tour, maupun karyawisata atau outing class bagi para siswa di sekolah.

 

Hal tersebut disampaikan Pj. Gubernur Adhy, saat melakukan takziah ke masing-masing rumah duka empat pelajar SMP Negeri 7 Kota Mojokerto yang meninggal akibat terseret ombak, pada Kamis (30/1/2025). Adapun mereka yang meninggal adalah, Malven Yusuf Adh Dhuqa (13), Alfian Aditya Pratama (13), Rifky Yoeda Pratama (13), serta Bayhaki Faqtyansah (13), yang merupakan warga Kabupaten Mojokerto.

 

Melalui pers rilisnya yang disampaikan pada Jumat (31/1/2025), Pj. Gubernur Adhy menyampaikan, hal yang menjadi perhatian ialah destinasi yang dituju harus dipastikan keamanannya, terlebih kegiatan outing class ini dilakukan di musim penghujan.

 

"Pertama, kita pastikan destinasi yang akan dituju betul-betul aman. Apalagi pada musim rawan bencana hidrometeorologi seperti ini yang punya potensi sangat besar, termasuk gelombang tinggi. Sehingga yang harus dilakukan adalah menghindari tempat-tempat wisata yang berisiko hidrometeorologi yang tinggi," jelasnya.

 

Menurut Adhy, program karyawisata sebenarnya baik untuk perkembangan dan pendidikan siswa-siswi. Meski begitu, keamanan dan keselamatan harus tetap menjadi prioritas utama.

 

"Kedua, tentu terkait dengan keamanannya. Bagaimana anak-anak bisa bermain dengan aman di tempat yang memang ada pendampingnya," tegasnya.

 

Pj. Gubernur Jatim Adhy Karyono saat takziah di rumah salah satu korban terseret ombak di Kota Mojokerto. Foto : Humas Prov. Jatim

"Harus benar-benar terjadwal dengan kondusif termasuk memperhatikan waktu istirahat siswa. Setiap sekolah tentunya harus memperhatikan keselamatan dan keamanan dari sebuah perjalanan," sambung Adhy.

 

Evaluasi program ini, dikatakan Adhy, bukan hanya berlaku di Mojokerto saja, namun juga untuk seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Diharapkan, ke depan karyawisata seperti ini akan lebih aman dari segi pengawasan, pendampingan, dan pemilihan destinasi.

 

"Tentunya kami minta semua baik Dinas Pendidikan maupun kepala sekolah bisa memperhatikan ini. Termasuk penggunaan kendaraan harus diperhatikan kelayakannya, jangan hanya karena harga murah," ujar Adhy.

 

Diketahui, saat takziah tersebut Pj. Gubernur Adhy turut didampingi Pj. Walikota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro dan sejumlah Kepala Perangkat Daerah (PD) Provinsi Jatim terkait. Ia secara langsung menyampaikan duka cita kepada orangtua dan keluarga korban.

 

Selain itu juga, Pj. Gubernur Adhy pun berkesempatan mengikuti dzikir dan tahlil untuk mendoakan para korban. Ia menyerahkan santunan berupa uang tunai sebesar Rp10 juta untuk masing-masing korban, paket sembako, serta tambahan Rp5 juta dari DPRD Jawa Timur.

 

Sebagai informasi, sebelumnya sebanyak 13 siswa SMPN 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Kabupaten Gunungkidul, D.I.Yogyakarta saat mengikuti program outing class Selasa (28/1/2025). Sebanyak sembilan orang berhasil diselamatkan, sedangkan tiga orang lainnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia Selasa (28/1/2025). Satu korban terakhir ditemukan juga meninggal dunia, Rabu (29/1/2025).(vin/s)