Jatim Newsroom - Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono meminta masyarakat tidak perlu khawatir, terkait masih adanya kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jatim.
Penegasan itu ia sampaikan dalam kegiatan Penyerahan Vaksin PMK, LSD, Penanda Ternak (Ear Tag) Semen Beku dan Nitrogen Cair yang berlangsung dihalaman kantor Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Kamis (7/8/2024).
“Kasus masih bisa dikendalikan. Tidak mengkhawatirkan, tidak signifikan kenaikan kasusnya, tetapi tetap harus didata,” katanya.
Adhy mengajak masyarakat, khususnya peternak agar tidak khawatir dengan kondisi yang ada. Pihaknya melalui Disnak Jatim akan berupaya keras menekan kasus yang ada beserta penyebarannya. Mulai dengan vaksinasi PMK, hingga pengawasan lalu lintas ternak.
“Tidak perlu masyarakat khawatir bahwa PMK akan menjadi besar kembali, karena seiring dengan vaksinasi yang diberikan tentu akan menghambat penularan itu,” katanya.
Untuk daerah prioritas pemberian vaksinasi PMK, Adhy menegaskan, semua daerah akan diberikan vaksin PMK. Namun, memang ada daerah yang diberikan pasokan vaksin lebih banyak, karena jumlah ternaknya memang banyak. “Seperti Lamongan dan Probolinggo itu sentra-sentra sapi potong ya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Disnak Provinsi Jatim, Indyah Aryani mengatakan, penyebab meningkatnya angka penularan virus PMK di Jatim dimana pedagang mulai membeli sapi dari Jawa Tengah. Dimana saat tiba di kandang, sapi tersebut belum divaksinasi. “Ini karena peternak mulai belanja untuk persiapan Hari Raya Idul Adha, sehingga pembelian ini belum diketahui apa sapi tersebut sudah divaksin atau belum,” jelasnya.
Dikatakannya, sebaran PMK ini diperparah dengan kondisi cuaca musim penghujan saat ini. Menurutnya, virus yang ada lebih cepat menyebar. Maka dari itu, pihaknya mulai mendistribusikan lagi vaksinasi PMK. “Jadi, vaksin ini agar sapi-sapi ini lebih siap dan tidak mudah terserang virus,” katanya.
Indy meminta peternak untuk tidak resah dengan adanya virus PMK. “Tidak perlu resah, dengan virus ini karena memang saat ini vaksin sudah disebar. Saya minta pemerintah daerah, KUD, dan Veteriner untuk memperhatikan lalu lintas ternak di Jawa Timur agar penyebaran virus PMK ini menyebar di Jatim,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut, sebanyak 1 juta dosis Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan 250.000 Vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) didistribusikan kepada 38 kabupaten/kota. Kegiatan ini untuk meningkatkan cakupan (covered) vaksinasi PMK pada hewan rentan (Sapi, Kerbau, Kambing, Domba dan Babi) dari 70% menuju 100%.
Data Dinas Peternakan Jatim menyebutkan, berdasarkan laporan harian yang masuk dalam data crisis center PMK Nasional sampai dengan 6 Maret 2024, wabah PMK di Jawa Timur berhasil dikendalikan. Pada awal wabah PMK laporan kasus mencapai 6.000 s.d. 10.000 kasus/hari. Namun sejak Maret 2023 s.d. 6 Maret 2024, rata-rata kasus harian menjadi 10 kasus/hari.
Target vaksinasi PMK di Jawa Timur pada tahun 2024 adalah sebanyak 7,5 juta dosis dan sampai tanggal 06 Maret 2024 sudah terealisasi 2 juta dosis (27%) dari tarjet tahun 2024.
Total realisasi vaksinasi PMK di Jawa Timur sejak awal wabah PMK pada bulan mei 2022 s/d 06 Maret 2024 sebanyak 11.4 juta dosis (rata-rata harian 21.000 dosis/hari) yang berkontribusi 42% terhadap total capaian vaksinasi PMK di Indonesia, oleh karenanya Kementerian Pertanian dua tahun berturut-turut yakni tahun 2022 dan 2023 menobatkan Jawa Timur sebagai Provinsi dengan capaian vaksinasi PMK terbaik Nasional. (jal/hjr)