Rabu, 17 April 2024

Sebanyak 133 Calon Guru Ikuti Lokakarya 7 Pendidikan Guru Penggerak

Diunggah pada : 17 Oktober 2022 8:57:25 160
Lokakarya Tujuh Pendidikan Guru Penggerak

Jatim Newsroom - Sebanyak 133 orang Calon Guru Penggerak (CGP) dan 26 orang Pengajar Praktik (PP) mengikuti Lokakarya Tujuh Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 4 Kabupaten Probolinggo yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, melalui Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur, Sabtu dan Minggu (15-16/10/2022).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo, Fathur Rozi, sangat mengapresasi lokakarya 7 PGP dan ini menjadi sesuatu sangat luar biasa yang digagas oleh Kemendikbudristek. Program guru penggerak ini memberikan sesuatu yang baru dan pengalaman baru bagi guru dalam rangka meningkatkan kompetensinya. Bahkan belum selesai program ini, guru sudah menunjukkan ada perubahan yang luar biasa.

“Tidak hanya dalam pelaksanaan pembelajaran, tapi bagaimana guru menjadi pemimpin pembelajaran itu sendiri, mampu mendorong komunitas pembelajaran dengan sesama guru untuk terus berbuat menjadi lebih baik serta memberikan pelayanan terbaik dalam meningkatkan kualitas diri sehingga kualias pembelajaran itu bisa lebih baik,” katanya.

Rozi menegaskan, guru penggerak yang sudah lulus akan diberikan support oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo. Namun harus menunjukkan perubahan yang lebih nyata lagi serta ilmu yang diperoleh tentu harus dishare, didiseminasikan dan diimbaskan kepada guru-guru lain di lingkungannya baik lingkugan sekolahnya atau sekolah lain di sekitarnya.

“Harapannya dengan seperti itu maka akan terjadi pengimbasan secara maksimal untuk semua guru yang ada di Kabupaten Probolinggo. Artinya semua satuan pendidikan di Kabupaten Probolinggo untuk semua jenjang mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMAK/SMK semua menjadi berkualitas. Endingnya human development indek Kabupaten Probolinggo akan meningkat,” jelasnya.

Terkait dengan kebijakan calon guru penggerak yang lulus menjadi kepala sekolah, Rozi, menyampaikan dukungannya. 

“Apalagi sekarang ini di Kabupaten Probolinggo memang lagi kekurangan. Tentu akan kita support, akan kita arahkan kesana dan akan kita dorong. Sebab para guru penggerak ini sudah menunjukkan sebagai leader dan hasilnya sudah tampak. Itu akan kita berikan kesempatan dan akan kita sediakan panggung untuk betul-betul menjadi leader didalam satuan pendidkan,” tegasnya.

Sementara Penanggungjawab Lokakarya 7 PGP Angkatan 4 Kabupaten Probolinggo dari BBGP Jawa Timur, Farizia Khoirun Nisa, mengungkapkan salah satu program BBGP Jawa Timur adalah Program Sekolah Penggerak dan Program Guru Penggerak.

“Program Guru Penggerak ini dilaksanakan selama 9 bulan. Dimana mereka diberikan pelatihan secara daring dan luring. Sistem pembelajaran berlangsung disana yang merupakan interaksi atau pembelajaran antara instruktur, fasilitator, pengajar praktek dan Calon Guru Penggerak,” ujarnya.

Di bulan keenam mereka belajar, kata Farizia, kini saatnya untuk lokakarya 7. Mereka diajarkan bagaimana dilatih tentang filosofi Ki Hajar Dewantara. Mereka harus mengajar pembelajaran yang berpusat pada murid. Apapun kebutuhan murid mereka harus akomodasi sesuai dengan karakteristiknya. Jadi mereka harus bisa menyesuaikan dan guru itu dibekali untuk pembelajaran differensiasi.

“Untuk saat ini lokakarya 7, mereka menampilkan program-programnya sesuai yang mereka terima selama sekian bulan yang bisa menggerakkan. Harapannya tidak hanya bisa menggerakkan sekolah dan guru di sekitar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tetapi bisa berbagi ke sekolah di luar bahkan komunitas yang ada,” jelasnya.

Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan refleksi dan evaluasi setelah bergerak dan setelah belajar sekian bulan, terutama untuk mempresentasikan program yang mereka susun sesuai yang mereka terima selama pelatihan untuk mendapatkan feadback dari komunitas atau praktisi.

“Guru penggerak ini sudah dididik untuk guru-guru potensial mengikuti calon guru penggerak yang seleksinya cukup ketat oleh Kemendikbudristek. Artinya mereka ini terpilih dan dilatih selama sekian bulan. Harapannya untuk bisa menggerakkan komunitas belajar di sekolah agar menjadi lebih baik serta menciptakan sekolah yang nyaman bagi anak-anak. Pembelajaran ini berpusat pada murid dan saat ini teknologi semakin canggih. Guru itu bukan satu-satunya sumber belajar,” tegasnya.

Dari program ini diharapkan ada keberlanjutan program dan jangan menjadi ueforia sesaat saja. Guru penggerak ini potensial dan kalau ada dukungan dari Pemerintah Daerah maupun komunitas akan bisa lebih berdaya agar bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Probolinggo.

“Tidak hanya menggerakkan dirinya sendiri, tetapi juga menggerakkan semua dan mempengaruhi semua demi kualitas pendidikan lebih baik,” harapnya.(ern/s)

#kabupaten probolinggo