Jatim Newsroom - Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim, Restu Novi Widiani, menyampaikan perlunya remaja mendapatkan edukasi tentang Kesehatan Reproduksi (Kespro). Dengan begitu, remaja diharapkan mampu bertanggung jawab pada tubuhnya sendiri.
"Hal ini khususnya tentang fungsi dan proses reproduksi, sehingga ia dapat berpikir sebelum melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri," ujar Restu Novi Widiani di kantornya, Kamis (14/4/2022).
Menurutnya, pendidikan Kespro tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga pemahaman dan pemberdayaan remaja untuk mengambil keputusan yang benar bagi kesehatan reproduksi dan seksualnya, termasuk menghindari tindakan pelecehan dan kekerasan seksual.
Lebih lanjut Restu Novi Widiani menjelaskan, di satu sisi pengetahuan dan pemahaman remaja akan Kespro masih minim, sementara di sisi lain remaja dibombardir dengan banyaknya situs-situs porno di media sosial yang begitu mudah diakses, sehingga akibatnya remaja menjadi semakin aktif secara seksual. Menurut Restu Novi, ini adalah dilema kasus yang perlu mendapat prioritas bagi orang tua dan pihak terkait untuk memberikan pemahaman betapa pentingnya pengetahuan Kesehatan reproduksi bagi remaja.
Restu Novi juga menyampaikan, edukasi Kespro dan seksualitas bertujuan untuk memberikan pengertian dan kemampuan pada remaja untuk say no to sex before married atau jangan lakukan hubungan seksual sebelum menikah. "Kemampuan menolak ini penting karena hubungan seks sebelum menikah ditinjau dari sisi agama dan kesehatan, tentu sangat berisiko dalam kehidupan remaja ke depan," tuturnya.
Dikatakan Restu Novi, edukasi kespro ini harus dibudayakan di kalangan remaja, baik di sekolah, di kelompok-kelompok remaja atau kelompok sebaya. Ini baru dapat dilakukan secara sadar, jika mereka paham tentang Kespro dan seksualitas dengan segala risikonya.
Begitu banyak masalah Kespro dan seksualitas di kalangan remaja yang harus dijawab. Ini membutuhkan perhatian serius karena masa depan kehidupan bangsa ini sedang dipertaruhkan.
Restu Novi mengungkapkan, DP3AK Jatim ingin menghadirkan SDM unggul, yang sehat, yang tidak terhambat masa depannya, karena kehamilan yang tidak diinginkan, pengguguran kehamilan, terinfeksi penyakit menular seksual. Termasuk, HIV/ AIDS, putus sekolah, bahkan, tindakan kriminal seperti pelecehan seksual, perkosaan dan pembunuhan.
"Mari kita pandu anak-anak remaja kita dengan memberikan informasi yang tepat agar mereka tidak salah melangkah dalam soal seks dan kesehatan reproduksinya. Oleh karenanya, penting bagi kita semua untuk membekali remaja dengan pengetahuan dan kemampuan untuk menangkal pengaruh negatif yang sangat gencar saat ini dan mencegah terjadinya perilaku yang berisiko," imbuhnya. (her/s)