Selasa, 19 Maret 2024

Program OPOP Kopi Bikla Tingkatkan Nilai Tambah Petani Jember

Diunggah pada : 22 Juni 2022 16:44:51 109
Sumber Foto: Diskop-UKM Jatim

Jatim Newsroom – Produk Kopi Bikla dari pondok pesantren (ponpes) Ihyaus Sunnah AL Hasani di Jember menjadi salah satu cerita sukses dari model pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pesantren melalui program One Pesantren One Product (EKO TREN-OPOP). 

Imam Bukhori yang menginisiasi Kopi Bikla ini menjelaskan bahwa salah satu dampak dari adanya Kopi Bikla adalah adanya bargaining position dari para petani terhadap tengkulak. Selain itu, adanya peningkatan nilai tambah petani karena ada produk khusus seperti kopi jantan (monokotil) yang dihargai lebih mahal. 

“Alhamdulillah dengan didorong oleh OPOP ini sangat luar biasa. Seluruh produk kita ada lebel OPOP. Dengan adanya logo OPOP menambah kepercayaan konsumen. Produk ini adalah produk pesantren yang berkualitas serta mendapat kepercayaan dari pemilik perusahaan untuk memasarkan produk,” ungkapnya. 

Hingga saat ini, lanjut Bukhori, kerja sama pemasaran sudah dilakukan dengan 3 (tiga) perusahaan, yaitu PT. Barokah Ibrahimy Group, PT. Panser Academy Indonesia, dan PT. Bintang Sejati Indonesia. 

Ia pun menjelaskan bahwa saat ini Kopi Bikla telah mendapat dukungan dari Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten Jember, maupun pihak-pihak terkait lainnya. Salah satu sumber kekayaan alam di Jember adalah kopi. Ada kurang lebih 50.000 ha Kawasan kopi masyarakat di luar tanah perkebunan dan perhutani yang tersebar di 32 desa dan 16 kecamatan, salah satunya Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari. 

Di Desa Tugusari saya, terdapat 1.500 ha tanaman kopi dengan rata-rata panen sebanyak 1.000 ton/tahun. Dengan adanya Kopi Bikla ini, potensi tersebut dapat dikelola oleh putra desa setempat untuk membantu mengurangi angka pengangguran. 

Kopi Bikla diarahkan untuk tidak hanya mencari keuntungan, tapi juga memberdayakan masyarakat karena ada proses pemberdayaan, mulai dari pembibitan hingga panen. dan Saat ini juga sudah bekerja sama dengan BUMDES untuk mengembangkan wisata agro di desa ini. 

Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Wana Makmur menambahkan, kopi Bikla telah memberikan nilai tambah petani khususnya bagi 900 petani anggota LMDH dengan luas area sebesar 1.500 ha. 

Pasokan untuk Kopi Bikla diharapkan adalah kopi petik merah karena kualitas yang bagus dan harga lebih tinggi. Adapun jumlah yang disetor ke Bikla sesuai dengan kapasitas produksi. Saat ini Bikla akan bekerja sama dengan BUMDES. Dengan adanya Bikla, warga memisahkan sendiri biji kopi yang berkualitas seperti kopi lanang dengan harga bisa mencapai Rp50.000,00/kg.

Hal yang tak kalah penting, dengan adanya Kopi Bikla telah membawa nama Desa Tugusari menjadi dikenal dunia, meskipun memiliki keterbatasan akses, dengan lokasi desa sejauh 13 km dari jalan raya. 

Saat ini sedang dicanangkan pondok pesantren modern pencetak generasi kaya dunia akhirat dengan maksud membangun sisi ekonomi. Santri di ponpes ini diajarkan mulai dari pembibitan hingga pascapanen. Setelah lulus akan ditarik menjadi tenaga kerja atau menjadi entrepreneur di bidang agro. (idc)

#Pesantren #OPOP