Kamis, 25 April 2024

PMI Trenggalek Harapkan Bantuan Perahu Karet Bermesin

Diunggah pada : 10 November 2022 18:14:33 71
Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Jatim Eddy Indrajaya didampingi Ka Markas Dwi Suyanto menyerahkan sembako kepada Nenek yang rumahnya tergenang air akibat banjir banda yang terjadi tanggal 18 Oktober lalu. Ikut mendampingi Ketua PMI Trenggalek Muly

Jatim Newsroom – Palang Merah Indoensia (PMI) Kabupaten Trenggalek mengharapkan agar PMI Provinsi mengupayakan bantuan perahu karet bermesin. Fasilitas ini dinilai sangat penting menyusul terjadinya bencana  banjir bandang pada tanggal 18 Oktober lalu.

Permintaan PMI Trenggalek tersebut disampaikan kepada tim monitoring dan evaluasi PMI Jawa Timur ketika berkunjung ke Trenggalek, Kamis (10/11/2022). Tim monev terdiri Ketua Bidang Penanggulanan Bencana, Eddy Indrajana, Ka Markas, Dwi Suyanto dan Humas, Amin Istighfarin.

Dalam kunjungan itu PMI Provinsi menyerahkan bantuan operasional Rp 10juta, bantuan keperluan masyarakat dan sembako, yang diterima Ketua PMI Trenggalek Mulyadi, didampingi Sekretaris dan beberapa staf. Saat itu, tim monev juga melakukan kunjungan langsung serta bertemu warga dan Camat Pogalan, Djilli Kurniawati.

Merujuk dari bencana banjir tanggal 18 Oktober lalu, air mencapai setinggi atap rumah. Saking derasnya arus, Jembatan Ngasinan, tak jauh dari kantor PMI juga ambruk, ratusan rumah rusak berat dan rusak ringan. Bencana banjir ini sungguh tak terduga sebesar ini.

Saat itu kata Sekretaris PMI Trenggalek, pihaknya mengerahkan kekuatan relawan dengan peralatan yang dimiliki. Namun karena fasilitas terbatas tidak bisa menjangkau ke seluruh wilayah. “ Perahu karet bermesin sangat diperlukan. Lagi pula melihat derasnya arus tidak memungkinkan hanya dengan perahu biasa. Jadi harus bermesin,”tandasnya.Dalam pertemuan yang berlangsung di Pendopo Sasana Among Praja Kecamatan Polagan, Bu Camat Dilly Dwi Kurniawati menceritakan, saat itu air menggenangi perkampungan diwilayahnya setinggi atap rumah. Bahkan airnya sangat deras.

“Relawan PMI sudah bergerak cepat, tapi air memang sangat deras. Warga banyak berlarian dan menyelamatkan diri. Bahkan ada warga tidak mau dievakuasi karena kondisi kesehatan. Terpaksa bapak ini kita ikat di tangga bambu (ondo) lalu dinaikan diatas atap rumah. Kalau tidak bisa terbawa arus, ujar Dilly sambil menunjuk kakek didepannya” tutupnya. (Aud)

#pmi