Jatim Newsroom - Departemen Sistem Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Pusat Kajian Kebijakan Publik, Bisnis dan Industri (PKKPBI ITS), sedang melakukan pengembangan platform pemantauan area perairan Laut Natuna Utara. Platform tersebut, ialah Dashboard Simulasi Laut Natuna Utara (Dasina), sebuah inovasi yang juga merupakan hasil kerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL) dan Universitas Telkom.
Dashboard Dasina ini, mampu digunakan untuk memberikan simulasi dan rekomendasi kebijakan terkait dengan empat aspek penting di Laut Natuna Utara. Yaitu infrastruktur, pertahanan keamanan, sumber daya laut, dan ancaman. Dashboard Dasina diperkenalkan dalam agenda rangkaian acara CEO Talks 2024 yang digelar PKKPBI Direktorat Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITS bekerja sama dengan Asosiasi Dosen Integrator Desa (ADIDES) bertajuk 'Menggagas Indonesia Macan Asia, melalui Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Energi' pada Rabu (11/9/2024) di Surabaya.
Pencetus Dashboard Dasina, Prof. Erma Suryani dalam keterangannya yang dikonfirmasi Kamis (12/9/2024) menyampaikan, Laut Natuna Utara memiliki potensi sebagai wilayah yang rentan terhadap berbagai ancaman eksternal, termasuk ketegangan geopolitik di laut China Selatan. Oleh karenanya, dalam menghadapi tantangan tersebut, Indonesia perlu mempersiapkan langkah strategis yang berbasis data dan simulasi untuk menjaga kedaulatan serta memantau kondisi di Laut Natuna Utara secara real-time (langsung).
"Dasina itu dashboard simulasi yang diperlukan untuk melakukan monitoring terhadap keempat kondisi tersebut. Tujuannya adalah untuk memetakan potensi strategi ke depan dan memberikan rekomendasi kebijakan yang tepat," jelas Prof. Erma.
Pencetus Dashboard Dasina yang juga diketahui sebagai Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) ITS tersebut mengungkapkan, Dashboard Dasina menyediakan 81 alternatif rekomendasi yang dapat dihasilkan dari kombinasi keempat aspek tersebut, dengan masing-masing memiliki tiga level: low, medium, dan high.
"Misalnya, jika ancaman di wilayah tersebut meningkat, maka Dasina akan memberikan rekomendasi apa saja yang perlu dipersiapkan oleh TNI Angkatan Laut sesuai dengan tingkat levelnya," ungkap Prof. Erma.
Guru Besar dari Departemen Sistem Informasi ITS ini pun menambahkan bahwa Dasina tidak hanya terbatas untuk TNI Angkatan Laut, namun dashboard yang mengusung bentuk web ini dapat digunakan juga oleh berbagai pihak yang berkepentingan dalam hal pertahanan dan keamanan nasional.
"Ini langkah awal untuk pengembangan yang lebih besar, skala kecil mungkin untuk TNI AL dan pihak yang berkepentingan, tapi skala besar bisa digunakan untuk nasional," tambah Prof.Erma.
Dashboard Dasina sendiri, diketahui telah didemonstrasikan dua kali, demo pertama dilakukan di Gedung Soewarso STTAL pada 20 Agustus 2024 lalu, dan kali ini di demonstrasikan pada acara CEO Talk Lima Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2024, di Surabaya, Rabu (11/9/2024).
Demo kedua dari Dasina itu dilakukan langsung oleh Erma bersama dengan Laksma TNI dr. Mukhlis S.T., M.M., Komandan Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL), dengan demo ini diharapkan Dasina mampu membantu pemerintah dalam menyusun perencanaan strategis jangka panjang, baik di level operasional maupun taktis.
"Harapan kami, Dasina ini dapat menjadi alat penting bagi pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang tepat terkait perencanaan operasional, taktikal, hingga strategis, terutama untuk pertahanan Laut Natuna Utara," pungkas Erma.
Rencananya, Dashboard Dasina akan di expose ulang pada 3 Oktober mendatang dalam bentuk FGD yang lebih besar dan diperakarsai oleh PKKPBI ITS, sehingga nanti hasilnya akan diberikan kepada Presiden Prabowo untuk dipahami konsepnya.
Melalui teknologi seperti Dasina, diharapkan Indonesia semakin memperkuat ketahanan nasional, khususnya di wilayah-wilayah strategis yang penuh tantangan seperti Laut Natuna Utara. Terlebih teknologi Dasina ini merupakan hasil kolaborasi antara akademisi dan militer yang juga diharapkan mampu memberikan keputusan berbasis data dan simulasi, demi menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. (vin/hjr)