Pemprov Jatim Tingkatkan Kepedulian Kesehatan Jiwa di Pulau Kangean: Ratusan Santri Ikuti Konseling dan Screening

Diunggah pada: 17 November 2024 19:12:39 23
thumb

Jatim Newsroom – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan pelayanan kesehatan yang menyentuh semua lapisan masyarakat, termasuk di wilayah terpencil seperti Pulau Kangean. 

 

Pada, Minggu (17/11/2024), tim ini melaksanakan deteksi dini/skrining masalah kesehatan jiwa yang bertujuan mendeteksi kondisi-kondisi seperti kecemasan, stres, maupun depresi. Kegiatan ditujukan untuk remaja usia 15 hingga 18 tahun. Bertempat di Pondok Pesantren Al Hidayah, Kecamatan Arjasa, kegiatan ini melibatkan ratusan santri. 

 

Inisiatif ini dirancang untuk membantu para santri memahami pentingnya kesehatan mental sekaligus mengidentifikasi potensi masalah sejak dini. Selain skrining, juga langsung dilakukan konseling kepada santri yang terindikasi mengalami masalah kejiwaan sehingga dapat segera diberikan bantuan/pertolongan.

 

Syafiudin Ridwan, M.Psi., Psikolog sekaligus Analis Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, memimpin langsung kegiatan tersebut. Ia menjelaskan bahwa kesehatan mental remaja menjadi salah satu prioritas dalam upaya menciptakan generasi yang tangguh dan berdaya saing. 

 

"Pulau-pulau terpencil seperti Kangean sering kali menghadapi keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan mental. Oleh karena itu, kami hadir untuk memberikan solusi yang komprehensif. Skrining yang kami lakukan membantu mendeteksi dini masalah kesehatan mental, sehingga intervensi dapat dilakukan sebelum kondisi menjadi lebih serius," ujar Syafiudin. 

 

Proses skrining melibatkan pengisian kuesioner yang dirancang khusus untuk mendeteksi indikasi masalah kesehatan mental. Setelah itu, tim kesehatan jiwa memberikan konseling individual kepada santri yang terindikasi memiliki gejala tertentu. 

 

Dari hasil skrining, santri yang memerlukan perhatian lebih lanjut akan dirujuk ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan penanganan profesional. Sementara itu, bagi mereka yang dianggap cukup ditangani dengan konseling, tim memberikan pendampingan sesuai kebutuhan. 

 

“Dengan langkah ini, kami berharap dapat membantu remaja memahami kondisi mentalnya dan memberi mereka bekal untuk mengelola emosinya dengan baik.” 

 

Kegiatan ini mendapatkan respons yang sangat positif dari para santri. Salah satu santri, Ahmad Faiz (16), mengungkapkan, “Konseling ini membantu saya lebih memahami perasaan saya sendiri. Saya juga jadi tahu bahwa mencari bantuan ketika merasa tertekan bukanlah hal yang salah.” 

 

Pengurus Pondok Pesantren Al Hidayah, juga menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. "Kami sangat berterima kasih kepada Pemprov Jatim yang peduli terhadap kesehatan mental para santri. Kami berharap kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara berkelanjutan, karena manfaatnya sangat besar," kata salah satu pengurus. 

 

Program ini merupakan bagian dari inisiatif besar Pemprov Jawa Timur untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Dengan mendekatkan layanan kesehatan jiwa ke komunitas-komunitas seperti pesantren di Pulau Kangean, pemerintah berharap dapat mempersempit kesenjangan akses terhadap layanan kesehatan mental di daerah. 

 

Pemprov Jatim juga berencana untuk memperluas cakupan kegiatan serupa ke wilayah terpencil lainnya, sehingga seluruh remaja di Jawa Timur mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjaga kesehatan mental mereka. 

 

“Penting bagi kami memastikan tidak ada remaja yang merasa terabaikan, terutama dalam hal kesehatan mental. Generasi muda yang sehat jiwa dan raga adalah investasi besar untuk masa depan Jawa Timur,” tutup Syafiudin. (jal/s)