Jumat, 19 April 2024

OPOP Jatim, Songkok Nusantara ‘Alief Ba-Ta’, Ponpes YQA Blitar Raih Omzet Jutaan

Diunggah pada : 24 Februari 2023 16:45:00 97
Dok. Pengurus Ponpes Yanbu'ul Qur'an Al Karim (YQA), Blitar, Agus Jamzuri, Jumat (24/2/2023).

Jatim Newsroom – Bermula dari meningkatnya kebutuhan songkok dengan variasi ukuran berbeda bagi para santrinya, Pondok Pesantren (Ponpes) Yanbu’ul Qur’an Al Karim (YQA) Kabupaten Blitar memproduksi sendiri Songkok yang diberi merk Nusantara ‘Alief Ba-Ta’. Produksi ini kemudian berefek positif dengan meraih omzet jutaan rupiah per bulan.

Pengurus Ponpes YQA, Blitar, Agus Jamzuri, kepada Jatim Newsroom Diskominfo, Jumat (24/2/2023), mengatakan, omzet bersih yang didapatnya dari produksi Songkok  ini diambil dari 50 persen per songkoknya.

"Dan omzet produk songkok kami Alhamdulillah mencapai Rp 19.000.000 per bulan,” ungkap Agus.

Agus menyampaikan, omzet itu diperoleh dari harga songkok yang variatif. Namun, rata-rata harga setiap songkoknya dibandrol sekitar Rp40 ribu sampai Rp50 ribu. “Kecuali ketika ada pesanan khusus, maka harga kami sesuaikan,” terangnya.

Agus menjelaskan, bisnis songkok ini dirintis karena  menurutnya produk songkok mempunyai peluang pasar yang luas. Apalagi Ia melihat Ponpes YQA  mempunyai SDM berpengalaman dalam memproduksi barang untuk dipasarkan.

“Awal mula merintis, karena Ponpes itu butuh songkok yang bervariasi ukurannya, pihak supplier tidak bisa memenuhi, sehingga melihat SDM yang ada, dan  melihat pasar masih cukup luas maka Ponpes bertekad merintis usaha ini,” jelasnya.

Dikatakan Agus, bisnis songkok yang dimulai sejak tahun 2019 ini diberi merek Songkok Nusantara ‘Alief Ba-Ta’ karena terinspirasi dari Huruf Hijaiah. “Filosofinya karena suatu bisnis itu harus berproses dengan dimulai dari yang terkecil atau terendah dulu,” tuturnya.

Agus memaparkan, proses produksi songkok ini dimulai dari pemilihan bahan yang sesuai, kemudian dilakukan penyiapan alat produksi (minimal sedia mesin jahit besar).

“Lalu, sebelum dijahit, membuat pola atau mal dulu sesuai ukuran, setelah itu proses menjahit songkok dilakukan, dan tahap akhirnya songkok disortir atau melalui proses Quality Control, kemudian tentu saja songkok di packing dan dikemas dengan bagus sehingga siap untuk dipasarkan,” paparnya.

Terkait sumber produksinya, Agus menjelaskan, bahan dasar pembuatan songkok diambil dari pemasok di Gresik. “Namun bila tidak ada stok, bahan diperoleh dengan membeli ke luar negeri via Alibaba,” terangnya.

Agus menerangkan, produksi songkok awalnya dilakukan oleh salah satu ustadz pondok kemudian para santri ikut dilibatkan.

"Saat awal kami merintis usaha ini, ketika start up produksi dilakukan oleh seorang guru atau ustadz Ponpes bernama Ustadz Rosyid, selanjutnya berkembang kami melibatkan para santri senior. Sekali produksi per hari rata-rata kami menghasilkan 20-50 songkok,” ujarnya.

Agar bisnis songkok ini terus berjalan, dikatakan Agus, motivasinya berasal dari keyakinan bahwa bisnis ini dilakukan untuk menyejahterakan pesantren dan mengajarkan kewirausahaan kepada santri sejak dini.

“Bagian pemasaran Koppontren kami lah yang melakukan pemasaran. Yang mana dipimpin oleh Ustadz Rosyid dan dibantu manajer keuangan Ustadzah Zulfa,” sebutnya.

Lebih lanjut dikatakan Agus, metode pemasaran songkok ini dilakukan secara langsung. Yakni dengan memasok ke toko atau koperasi pesantren di sekitar Blitar. Selain itu juga, dilakukan digital marketing. “Seperti melalui marketplace dan iklan FB Ads, dengan target pasar kami secara khusus ialah para Santri Ponpes di Blitar dan sekitarnya. Dan secara umum adalah masyarakat luas,” tuturnya.

Saat ini, untuk pengembangan bisnis produk Songkok Nusantara Alief Ba-Ta, Agus mengungkapkan akan dilakukan pencarian akses penambahan modal kerja, modernisasi alat pembuatan songkok, perbaikan tempat produksi, penguatan SDM, serta perluasan pemasaran.

Dari bisnis songkok ini, Agus menyampaikan, ada beberapa manfaat dan keuntungan yang dapat dirasakan Ponpes YQA Blitar. “Ponpes jadi punya tambahan income, ekonomi Ponpes tidak tergantung hanya dari infaq santri dan donasi saja, serta para santri jadi mengenal santripreneurship sejak dini,” tuturnya.

Gabung OPOP

Ponpes YQA Blitar merupakan salah satu peserta program One Pesantren One Product (OPOP) yang bergabung pada tahun 2022. Dijelaskan Agus, alasan yang mendasari bergabungnya Ponpes YQA ini ke OPOP karena sangat membantu Ponpes dalam meningkatkan kualitas usaha baik dari segi peningkatan SDM, peningkatan kualitas produk, dan ada support dana, maupun pemasaran.

“Saya berharap agar program OPOP jangan sampai berhenti meski suatu saat ganti pimpinan, karena kami mendapatkan pembinaan secara kontinu,” harap Agus.

Program OPOP Jatim sendiri adalah salah satu program Pemprov Jatim yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren.

Bila masyarakat penasaran dan ingin membeli atau memesan produk unggulan Songkok Nusantara Alief Ba-Ta ini, bisa langsung menghubungi pengurus Ponpes Yanbu’ul Qur’an Al Karim (YQA), Blitar, Agus Jamzuri 085234015367. (vin/s)

#Pesantren #OPOP #blitar #Kabupaten Blitar