Jumat, 29 Maret 2024

OPOP Jatim, Ponpes PPAI Al Ulum Malang Produksi Keripik Habbatussauda

Diunggah pada : 2 Maret 2023 15:59:11 156
Dok. Pengurus Ponpes PPAI Al Ulum, Kabupaten Malang, Ida Huroti, Kamis (2/3/2023).

Jatim Newsroom – Salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang mengikuti Program One Pesantren One Product (OPOP) Jatim, memproduksi Keripik Jintan Hitam Habbatussauda. Usaha yang dirintis sejak tahun 2012 ini merupakan produk unggulan Ponpes Pendidikan dan Perguruan Agama Islam (PPAI) Al Ulum, Kabupaten Malang.

Pengurus Ponpes PPAI AL Ulum Malang, Ida Huroti, kepada Jatim Newsroom Diskominfo, Kamis, (2/3/2023) mengatakan, produk ini dirintis karena respon baik pelanggan yang tertarik dan penasaran dengan Keripik Jintan Hitam Habbatussauda.

“Produksi ini berawal dari masa kecil saya yang sering membuat kue dan jajanan. Ada jajanan tradisional khas Jawa  yang biasa saya buat bernama Ladrang, kemudian saya buat inovasi dengan membuatnya menjadi Jajan Letter dengan menambahkan Jinten Hitam Habbatussauda di dalam adonan, dan saya buat tipis seperti keripik, lalu saya pasarkan kok banyak yang tertarik maka saya kembangkanlah produksi ini kemudian,” jelasnya.

Ida menerangkan, proses pengolahan produk Keripik Jintan Hitam Habbatussauda ini dimulai dari menyiapkan bahann keripik yang terdiri dari, tepung terigu, mentega, telur, pewarna makanan, gula, garam, dan tentu saja Jintan Hitam Habbatussauda.

“Setelah bahan itu didapat, kemudian diolah dengan mencampurkan seluruh bahan menjadi adonan, digiling halus, ditipiskan lalu digoreng hingga matang. Kita ada dua varian rasa, yaitu jeruk purut yang rasanya gurih asin, dan rasa manis,” ucapnya.

Dikatakan Ida, bahwa Keripik Jintan Hitam Habbatussauda ini bermerek ‘Dawama’. Nama merek ini didapat dari Bahasa Arab yang berarti langgeng.

“Filosofi nama merek Dawama ini berasal dari nama desa tempat tinggal saya yang berada di Desa Dadapan, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Dari situlah kemudian disingkat menjadi Dawama, agar usaha ini diharapkan langgeng, serta lebih dikenal masyarakat,” ungakapnya.

Tak Hanya Keripik Jintan Hitam

Selain Keripik Jintan Hitam Habbatussauda, Ida memaparkan, ada produk lain yang diproduksi. Diantaranya, Kukis Melinjo dan Pia Kacang yang masing-masingnya dibandrol dengan harga yang berbeda.

“Untuk Keripik Habbatussauda sendiri, kami bandrol dengan harga Rp20 ribu per 250 gram dan Rp 12.500 untuk ukuran 150 gram. Sedangkan untuk Kukis Melinjo, harganya Rp40 ribu per 450 gram. Dan untuk Pia Kacangnya Rp35 ribu per 500 gram,” paparnya.

Adapun omzet yang diperoleh dari harga tersebut, Ida mengungkapkan, per bulannya didapat Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. “Namun, Alhamdulillah omzet kami meningkat saat mau lebaran, yakni sekitar Rp20 sampai Rp25 juta,” ungkap Ida.

Terkait pemasaran, Ida menjelaskan, metodenya banyak mulai dari menitipkan ke toko-toko yang sudah memiliki pelanggan tetap, hingga melalui online atau digital marketing.

“Kami juga menitipkan ke santri-santri saat liburan agar ikut dipasarkan di daerah mereka, dan mendaftarkan ke galeri Dekranasda Kabupaten Malang, serta gabung OPOP ini juga strategi kami agar pemasaran lebih luas hingga tingkat provinsi. Target pasar kami adalah semua kalangan dari anak-anak hingga dewasa, sehingga mudah untuk dipasarkan,” terangnya.

Ida menyampaikan, dari produksi ini ada manfaat yang bisa diambil Ponpes PPAI Al Ulum di antaranya bisa mengajarkan santri tentang bisnis. “Selain itu, kami jadi bisa buat parcel sendiri saat lebaran dengan harga murah sehingga warga pondok banyak yang berminat,” bebernya.

Agar bisnis ini terus berjalan, Ida mengatakan, motivasinya berasal dari keyakinan untuk mengejar keberkahan.

“Dengan bisnis ini saya ingin banyak beramal, supaya lebih berkah dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Semoga bisnis ini pemasarannya makin sukses, sehingga produksinya makin banyak dan bermanfaat,” harapnya.

Sekadar diketahui, Ponpes PPAI Al Ulum menjadi peserta OPOP yang bergabung pada 2022. Kepada OPOP, Ida berharap, supaya program ini terus berjalan meskipun nanti berganti pimpinan.

“Banyak ilmu yang saya dapat dari OPOP, saya bisa menambah jaringan lebih luas, OPOP ini menurut saya memberi manfaat bagi kami pejuang pesantren. Jadi saya harap OPOP tetap ada walau berganti pemimpin, semoga Ibu Gubernur dan Gus Ghofirin diberi kesehatan agar bisa mengelola OPOP dengan baik karena menjalankannya tidak mudah,” pungkasnya.

Program OPOP Jatim sendiri adalah salah satu program Pemprov Jatim yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis pondok pesantren melalui pemberdayaan santri, pesantren, dan alumni pondok pesantren.

Bila masyarakat berminat memesan dan membeli produk olahan Ponpes PPAI Al Ulum dengan merek Dawama ini, bisa langsung menghubungi pengurus Ponpes PPAI Al Ulum, Ida Huroti 085101438364 . (vin/s)

#Pesantren #OPOP #pondok pesantren #Kabupaten Malang