Jatim Newsroom - Pelaksanaan program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) 1000 Desa Universitas Brawijaya 2023 yang dilakukan di tiga desa Desa Candirejo, Desa Ngrendeng, dan Desa Gadungan memberikan edukasi pada masyarakat peternak tentang pentingnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang sempat menjakit ke-3 desa tersebut.
Ketiga desa tersebut merupakan desa yang terletak di Kabupaten Blitar dan berbatasan dengan Kabupaten Malang. Sebagian besar masyarakat di desa tersebut memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak.
Mayoritas komoditas pertanian yang mendominasi adalah buah nanas, sedangkan pada sektor perternakan meliputi, ayam, kambing, sapi, dan kerbau.
Beberapa bulan terakhir penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) sempat menjakit ke-3 desa tersebut. Penyakit yang sering disebut “lato-lato” ini menimbulkan rasa khawatir bagi para peternak. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi kesehatan ternak yang terganggu sehingga mempengaruhi aspek ekonomi peternak.
Pelaksanaan program MMD 1000 Desa Universitas Brawijaya 2023 yang dilakukan di tiga desa bertujuan untuk melakukan penyuluhan tentang penyakit LSD. Berkolaborasi dengan Tim Dosen dan Mahasiswa tingkat pertama yaitu, drh. Viski Fitri Hendrawan, M. Vet., drh. Fidi Nur Aini EPD, M. Si, drh. Sruti Listra Adrenalin, M.Sc., dan Siska Aditya, Ph.D, Nurul Luthfiana S. Kh., dan Intan Firdha Olien membawakan tiga materi utama meliputi “Komunikasi, Informasi dan Edukasi Penyakit Ternak Menular dan Zoonosis dan Edukasi Pemotongan Hewan Kurban”, “Workshop Pelatihan Pembuatan Eco-Enzym dan Pembuatan Pupuk Organik”, dan “Workshop Pembuatan Formulasi Pakan Ternak seuai Potensi Desa dan Pembuatan Silase”.
Pengabdian masyrakat yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan kepada kelompok ternak ini diharapkan dapat mengedukasi dan menambah wawasan para peternak untuk menjaga kesehatan ternaknya, mengetahui alternatif pengobatan yang dapat diberikan pada ternak, serta dapat mendeteksi keadaan ternak yang sedang sakit melalui gejala klinis yang terlihat.
“Edukasi terkait penyakit ternak diharapkan dapat membantu peternak untuk lebih aware tentang wabah penyakit ternak yang marak di Indonesia. Selain itu, dalam kegiatan workshop pembuatan pakan silase, diharapkan masyarkat dapat mengaplikasikannya dalam pemberian pakan terhadap ternak, serta memanfaatkan produk limbah rumah tangga menjadi produk eco-enzym dan pupuk organik,” kata salah satu anggota Intan Firdha Olien, Kamis (9/11/2023). (jal/hjr)